21 Rumah di Maidi Terendam Banjir, Pemkot Tidore Bantah karena Tanggul Jebol

Maluku Utara

21 Rumah di Maidi Terendam Banjir, Pemkot Tidore Bantah karena Tanggul Jebol

Nurkholis Lamaau - detikSulsel
Selasa, 18 Jun 2024 20:15 WIB
21 rumah di Tidore Kepulauan terendam banjir imbas tanggul jebol.
Foto: 21 rumah di Tidore Kepulauan terendam banjir imbas tanggul jebol. (Dok. Istimewa)
Tidore Kepulauan -

Pemkot Tidore Kepulauan, Maluku Utara, buka suara terkait 21 rumah di wilayah transmigran Maidi, Kecamatan Oba Selatan, sepekan terendam banjir. Pihaknya membantah banjir terjadi karena tanggul jebol, melainkan dipicu hujan deras.

"Pembangunan tanggul dan saluran irigasi itu sudah sesuai dan kami selalu kontrol. Mulai dari perencanaan, pembangunan, sampai masa pemeliharaan selesai," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tidore Kepulauan, Abdul Muiz Husaen kepada detikcom, Selasa (18/6/2024).

Muiz beralasan banjir di wilayah Maidi bukan baru pertama kali, namun sudah berlangsung lama lantaran tingginya intensitas curah hujan di wilayah tersebut. Dia menambahkan, saluran primer pada titik dibangunnya saluran irigasi juga rawan longsor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perlu saya luruskan, bukan karena setelah tanggul dan saluran irigasi dibangunan baru banjir di permukiman warga. Memang saluran primer itu sering terjadi longsor. Jadi bukan bendungannya yang ambruk, tapi saluran. Persoalan sering terjadi banjir di daerah Transmigran Maidi itu disebabkan intensitas curah hujan yang cukup tinggi," ujarnya.

Kondisi banjir ini, lanjut Muiz, diperparah adanya sisa-sisa tebangan kayu gelondongan hingga batang pohon yang hanyut terbawa arus Sungai Hager hingga menutup pintu air bendungan. Akibatnya, terjadi limpasan air yang meluber ke permukiman warga.

ADVERTISEMENT

"Dari situ kemudian menutup pintu air bendungan, sehingga terjadi limpasan aliran air yang meluber ke mana-mana. Ini yang menyebabkan beberapa titik saluran primer yang telah dibangun longsor. Tapi itu langsung diperbaiki oleh pihak kontraktor," imbuh Muiz.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 21 rumah warga di Kota Tidore Kepulauan, terendam banjir gegara tanggul yang baru selesai dibangun jebol. Kondisi tersebut sudah berlangsung hampir sepekan dan belum ada tanda-tanda air surut.

"Ada sekitar 21 rumah yang sampai sekarang masih tergenang air. Jadi saat (tanggul) jebol kan air langsung meluber keluar. Sudah sekitar satu minggu ini tergenang air," ujar warga Transmigran Maidi, Arianto Abd Rajak kepada detikcom, Senin (17/6).

Peristiwa tanggul jebol terjadi di wilayah Transmigran Maidi, Kecamatan Oba Selatan, Kota Tidore Kepulauan pada Senin (10/6). Ketinggian air mencapai satu meter.

"(Panjang dinding tanggul yang ambruk) sekitar 200 meter, (akibatnya) air meluap ke perkampungan. Ketinggian air sekitar 1 meter, karena tanggul hingga saluran irigasi itu terhubung langsung ke Sungai Hager," ujarnya.

Arianto menyebut, proyek pembangunan tanggul dan saluran irigasi yang berfungsi untuk mengairi sawah itu mulai rampung dikerjakan pada Januari 2024. Namun dinding saluran irigasi ambruk pada April, disusul tanggul yang jebol pada Juni.

"Iya, irigasi itu memang dibuat untuk pengairan sawah. Jadi tanggul dan saluran irigasi itu selesai dikerjakan pada Januari 2024. Tapi April 2024 itu dinding saluran irigasi ambruk. Nanti Senin 10 Juni kemarin itu baru tanggul yang ambruk," ujarnya.

Menurut Arianto sebelum tanggul hingga saluran irigasi dibuat, air segera surut usai hujan deras. Namun setelah tanggul dan saluran irigasi itu jebol, kondisinya bertambah parah.

"Kalau sebelum ada tanggul dan irigasi kan banjir paling karena air hujan saja, tanpa ada air dari sungai kemari (mengalir ke pemukiman). Tapi sejak ada tanggul dan irigasi ini, ketika rusak (ambruk), air meluap ke pemukiman, jadi tambah parah," ujarnya.




(sar/hsr)

Hide Ads