21 Rumah di Tidore Kepulauan Sepekan Terendam Banjir gegara Tanggul Jebol

Maluku Utara

21 Rumah di Tidore Kepulauan Sepekan Terendam Banjir gegara Tanggul Jebol

Nurkholis Lamaau - detikSulsel
Senin, 17 Jun 2024 16:00 WIB
21 rumah di Tidore Kepulauan terendam banjir imbas tanggul jebol.
Foto: 21 rumah di Tidore Kepulauan terendam banjir imbas tanggul jebol. (Dok. Istimewa)
Tidore Kepulauan -

Sebanyak 21 rumah warga di Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, terendam banjir gegara tanggul yang baru selesai dibangun jebol. Kondisi tersebut sudah berlangsung hampir sepekan dan belum ada tanda-tanda air surut.

"Ada sekitar 21 rumah yang sampai sekarang masih tergenang air. Jadi saat (tanggul) jebol kan air langsung meluber keluar. Sudah sekitar satu minggu ini tergenang air," ujar warga Transmigran Maidi, Arianto Abd Rajak kepada detikcom, Senin (17/6).

Peristiwa tanggul jebol terjadi di wilayah Transmigran Maidi, Kecamatan Oba Selatan, Kota Tidore Kepulauan pada Senin (10/6/2024). Ketinggian air mencapai satu meter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Panjang dinding tanggul yang ambruk) sekitar 200 meter, (akibatnya) air meluap ke perkampungan. Ketinggian air sekitar 1 meter, karena tanggul hingga saluran irigasi itu terhubung langsung ke Sungai Hager," ujarnya.

Arianto menyebut, proyek pembangunan tanggul dan saluran irigasi yang berfungsi untuk mengairi sawah itu mulai rampung dikerjakan pada Januari 2024. Namun dinding saluran irigasi ambruk pada April, disusul tanggul yang jebol pada Juni.

ADVERTISEMENT

"Iya, irigasi itu memang dibuat untuk pengairan sawah. Jadi tanggul dan saluran irigasi itu selesai dikerjakan pada Januari 2024. Tapi April 2024 itu dinding saluran irigasi ambruk. Nanti Senin 10 Juni kemarin itu baru tanggul yang ambruk," ujarnya.

Menurut Arianto sebelum tanggul hingga saluran irigasi dibuat, air segera surut usai hujan deras. Namun setelah tanggul dan saluran irigasi itu jebol, kondisinya bertambah parah.

"Kalau sebelum ada tanggul dan irigasi kan banjir paling karena air hujan saja, tanpa ada air dari sungai kemari (mengalir ke pemukiman). Tapi sejak ada tanggul dan irigasi ini, ketika rusak (ambruk), air meluap ke pemukiman, jadi tambah parah," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Maidi, Abdullah Yakub membenarkan kondisi tersebut. Dia mengatakan kejadian tersebut terhitung yang kedua kalinya setelah proyek rampung dikerjakan.

"Iya (rumah warga) tergenang, masih tergenang sampai sekarang, tanggulnya jebol lagi. Memang yang pertama itu irigasi jebol, sekarang tanggul yang jebol. Jadi sudah dua kali jebol," ujar Abdullah saat dihubungi terpisah.

Abdullah menyebut lokasi yang tergenang air sudah menjadi langganan banjir saat turun hujan, namun kondisinya semakin parah sejak tanggul jebol. Pihaknya berharap Pemkot Tidore Kepulauan segera memperbaiki tanggul tersebut.

"Belum (direspons Pemkot Tidore Kepulauan). Kemarin pas hujan deras itu saya kegiatan di Sofifi dua hari. Jadi saya minta mereka di kampung dokumentasi, biar saya lapor ke dinas transmigrasi. Karena waktu (irigasi) jebol pertama, transmigrasi dan PUPR sudah turun itu," pungkasnya.




(sar/ata)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads