Takbiran merupakan bagian tak terpisahkan dari Hari Raya Idul Adha. Lantas, bagaimanakah bunyi lafadz takbiran Idul Adha tersebut?
Seperti diketahui, Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah akan jatuh pada besok, Senin 17 Juni 2024. Menjelang perayaan lebaran haji ini, umat Islam dianjurkan untuk menggemakan takbiran.
Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an, ayat 185 yang berbunyi,
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya: "...Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."
Lafadz Takbiran Idul Adha
Mengutip laman resmi Nahdlatul Ulama (NU Online), lafadz atau bacaan takbir yang lazim dibaca di kalangan umat Islam adalah sebagai berikut:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Latin: Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.
Artinya: "Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya."
Bacaan Takbir Versi Panjang
Selain bacaan takbir di atas, biasanya lafadz takbiran juga dibaca lebih panjang dengan menambahkan zikir di dalamnya. Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pun menambahkan bacaan dzikir di dalam lafadz takbiran yang dikumandangkan di bukit Shafa.
Adapun bacaan takbir versi panjang dengan dzikir adalah sebagai berikut:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na'budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdah, wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.
Artinya, "Allah maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janji-Nya, membela hamba-Nya, dan sendiri memorak-porandakan pasukan musuh. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar."
Bacaan Takbir Versi Pendek
Dalam laman Muhammadiyah, juga terdapat versi bacaan takbir yang lebih singkat dan pendek. Bacaan takbir pendek ini juga bisa dibaca di Hari Raya Idul Adha, sebagai berikut:
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا
Latin: Allahu Akbar, Allahu Akbar, kabiran.
Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dengan kebesaran-Nya."
Waktu Membaca Takbir Idul Adha
Masih dari laman NU Online, terkait waktu membaca atau mengumandangkan takbir di Hari Raya, terdapat 2 jenis takbir yang perlu diketahui umat muslim, yakni takbir mursal dan takbir muqayyad. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi'I dalam Fathul Qarib al-Mujib.
1. Takbir Mursal
Takbir mursal adalah takbir yang dapat dibaca kapanpun dan di manapun dan dalam keadaan apapun. Takbir ini tidak mengacu pada waktu shalat.
Siapapun bisa membaca takbir ini baik laki-laki maupun perempuan sama-sama dianjurkan untuk melantunkannya. Takbir bisa dibaca di rumah, ketika sedang bepergian, ketika di jalan, di masjid, di pasar, dan lain sebagainya.
Menjelang Idul Adha, takbir mursal ini dapat di baca mulai terbenamnya matahari ketika malam Id hingga imam melakukan takbiratul ihram pada pelaksanaan shalat Id. Artinya, umat muslim bisa mulai mengumandangkan takbir setelah maghrib hari ini, 9 Dzulhijjah hingga keesokan harinya.
2. Takbir Muqayyad
Takbir muqayyad adalah takbir yang pelaksanaannya terikat waktu khusus. Yakni dibaca setelah melaksanakan shalat, baik shalat fardhu maupun shalat sunnah.
Waktu membaca takbir ini dilakukan setelah shalat Subuh di hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga setelah shalat Ashar di akhir hari Tasyrik (13 Dzulhijjah).
Hukum dan Keutamaan Membaca Takbiran Idul Adha
Hukum membaca takbiran Idul Adha ini adalah sunnah. Hal ini seperti diterangkan dalam kitab Fathul Qarib sebagai berikut,
ويكبر ندبا كل من ذكر وانثى وحاضر ومسافر فى المنازل والطرق والمساجد والاسواق من غروب ليلة العيد (اي عيد الفطر) الى ان يدخل الامام فى الصلاة
Artinya: "Disunnahkan membaca takbir bagi lagi-laki dan perempuan, di rumah maupun di perjalanan, di mana saja, di jalanan, di masjid juga di pasar-pasar mulai dari terbenarmnya matahari malam Idul Fitri hingga Imam melakukan shalat id."
Rasulullah SAW dalam haditsnya pun menganjurkan untuk bertakbir, ia bersabda:
زينوا اعيادكم بالتكبير
Artinya: "Hiasilah hari raya kalian dengan memperbanyak membaca takbir."
Adapun keutamaan membaca takbiran di Hari Raya Idul Adha ini, selain akan mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah juga dapat melebur dosa-dosa. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW berikut,
اكثروا من التكبير ليلة العيدين فانهم يهدم الذنوب هدما
Artinya: "Perbanyaklah membaca takbiran pada malam hari raya (fitri dan adha) karena hal dapat melebur dosa-dosa."
Nah, demikianlah itulah bacaan atau lafadz takbiran Idul Adha versi panjang dan pendek. Semoga bermanfaat!
(edr/alk)