5 Teks Khutbah Wukuf di Arafah, Memaknai Ibadah Haji

5 Teks Khutbah Wukuf di Arafah, Memaknai Ibadah Haji

St Fatimah - detikSulsel
Sabtu, 15 Jun 2024 19:33 WIB
Khutbah saat Wukuf Haji
Ilustrasi khutbah wukuf (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)
Makassar - Khutbah wukuf di Arafah merupakan salah satu momen penting dalam ibadah haji. Khutbah ini disampaikan oleh khotib di hadapan jamaah haji yang berkumpul di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Khutbah ini berisi beberapa pesan yang penting untuk dipahami oleh umat muslim yang sedang menunaikan ibadah haji. Nah, di bawah ini detikSulsel telah menyajikan sejumlah teks khutbah wukuf yang dirangkum dari berbagai sumber.

Yuk, disimak!

Khutbah Wukuf di Arafah #1

Judul: Padang Arafah Padang Ma'rifat, Sajadah Berhampar Berkah

Khutbah I

الحمد لله الملك المعبود
الرحيم الودود هو الكريم المقصود القائل في كتابه و شاهد و
ُ مشهود ثم الصالاة و السلام على من بوجوده وجد
والوجود وسعد الوجود و تحقق أسمى معاني الوجود سيدنا محمد
صاحب المقام المحمود واللواء المعقود والحوض المورود
و على آله و صحبه ذوي الكرم والجود ومن تبعهم بإحسان
الى اليوم الخلود
والحمد لله وحده صدق وعده ونصر عبده
وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده
أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فاز المتقون

لبيك اللهم لبيك لبيك لا شريك لك لبيك إن الحمد والنعمة لك والملك لا شريك لك

Jamaah Wukuf, Jamaah Haji, Para Tamu Allah yang dimuliakan oleh Allah SWT. Ribuan Tahun Silam, Nabi Ibrahim AS diperintahkan untuk mengumandangkan Pangilan Haji.

Beliau mengatakan, "Suara saya tidak bisa sampai kepada mereka". Allah mengatakan kepada Ibrahim,"Cukup Bagimu memanggil dan Aku yang akan menyampaikan dari atas Bukit Jabal Abi Qubais". Beliau mengumandangkan Panggilan Haji. Dikatakan, siapapun yang akan menjadi Jamaah Haji semenjak masih berbentuk Janin di Rahim Ibunya, sudah mengucapkan Talbiyah setiap datang bulan Dzulhijjah.

وأذن في الناس بالحج يأتوك رجالا وعلى كل ضامر يأتين من كل فج عميق
... لبيبك اللهم لبيك

Jamaah Wukuf Jamaah Haji Yang dimuliakan Allah SWT. Suku Quraisy, Suku yang disebut namanya dalam Al Qur'an dan menjadi salah satu nama surat dalam Al-Quran. Suku yang paling dekat dengan Ka'bah, paling melayani Ka'bah. Paling dekat dan paling melayani dan memperhatikan tamu-tamu Allah. Sungguh mendapatkan keberkahan karena melayani Tanah Suci dan para tamu Allah SWT.

Kerajaan Arab Saudi sebagai tuan rumah, Pelayan Dua Tanah Suci, pelayan tamu-tamu Allah SWT semua kemampuan telah dicurahkan untuk memastikan pelayanan terhadap tamu- amu Allah dipersembahkan dengan baik.

Terima kasih pada Kerajaan Arab Saudi Raja Salman dan Putra Mahkota Muhammad Bin Salman dan Masyarakat Arab Saudi. Telah
mengukir sejarah dalam pelayanan terhadap dua Tanah Suci dan Terhadap Para Tamu Allah SWT.

Jamaah Haji yang dirahmati Allah Subhanahu Wata'ala

Tidak boleh kita lupa, peranan pemerintah Indonesia yang memberikan perhatian istimewa terhadap Jamaah Haji, terutama pada tahun ini yang mengambil tema: Haji Ramah Lansia, tentu akan menjadi penyebab datangnya berkah yang berlimpah untuk penanggungjawab tertinggi, sampai semua lapisan yang membantu.

Dalam salah satu riwayat dikatakan:

مَا أَكْرَم شَابٌّ شَيخًا لِسِنِّه إِلاَّ قَيَّضَ الله لَهُ مَنْ يُكْرِمُه عِندَ سِنِّه. [رواه الترمذي]

"Seorang pemuda(i) tidak memuliakan orang yang lebih tua karena umurnya, kecuali Allah akan memastikan baginya orang lain yang akan memuliakannya ketika sudah tua"

Jamaah Haji Para Tamu Allah yang Mulia

Memang Perjalan Haji adalah Perjalan yang sangat luar biasa....

Ibrahim bin Adham tokoh sufi kenamaan, ketika berangkat haji dengan berjalan kaki. Beliau menjumpai seorang yang kedua kakinya terputus dan berjalan dengan mengesot. IImam Ibrahim Bin Adham melihat orang tersebut beliau penuh iba...Lalu Orang tersebut bertanya kepada Ibrahim bin Adham, dari manakah asalmu? "Dari Iraq," jawab Ibrahim bin Adham. Berapa lama kamu menempuh perjalanan dari Iraq ke Tanah Suci? Beliau mengatakan 3 bulan. Lalu si orang yang berkebutuhan khusus itu mengatakan "Berarti setiap tahun kamu haji?" Kemudian Ibrahim bin Adham bertanya kalau kamu berapa lama menjemput perjalan menuju tanah suci? Beliau menjawab: "aku berpisah dengan keluargaku 5 tahun yang lalu. Luar biasa dalam keadaan berkebutuhan khusus, berjalan dengan cara mengesot. Lima tahun waktu yang ditempuh untuk sampai ke Tanah Suci.

Haji bisa juga bermakna Hujjah yang berarti bukti. Perjalanan haji adalah bukti pencarian ridho dari hakikat cinta kita. Cinta dan penghambaan kepada Allah SWT, siap meninggalkan Tanah Air, meninggalkan keluarga, meninggalkan semua yang selalu melekat dan membuat kita berbeda. Semua kita tinggalkan sebagai bukti cinta dan penghambaan kepada Allah SWT

Di padang Arafah, padang yang mengantar untuk Ma'rifat, untuk mengingat dan mengenal jati diri.

Nabi Adam AS setelah diturunkan dari surga dengan penuh kesadaran, wukuf/berhenti, dengan merenung yang dalam, terus mengucapkan:

ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين.

"Wahai Tuhan kami, kami telah mendzalimi diri kami. Jika Engkau tidak memaafkan kami dan tidak merahmati kami, maka kami benar-benar termasuk orang yang merugi."

Nabi Ibrahim AS, Bapak Para Nabi dan Rasul. Bapak Tauhid. Haji adalah napak tilas dari keteladanan Beliau dan keluarga Beliau. Beliau adalah ayah, yang semua ayah wajib meneladani beliau. Di padang Arafah, mendapatkan kalimat yang diuji kepada Beliau. Beliau berhasil meraih kesuksesan dengan diangkat sebagai Imam.

Holy Qur an 2: 124

وَإِذِ ابْتَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ.

Nabi Muhammad SAW dalam haji perpisahan (haji wada) menyampaikan pesan-pesan begitu istimewa dari Jabal Rahmah. Ya Jabal Rahmah. Bukti kasih sayang pada hari Arafah. Hari Arafah adalah:

يوم عرفة يوم الرحمن يوم المعرفة والعرفان.

Di hadapan Beliau, tidak kurang 100 ribu sahabat yang mulia Radiyallah Anhum wa Ardhohum, para sahabat yang mengelilingi Beliau laksana bintang-bintang yang indah. Dalam kesempatan itu, Nabi Muhammad menyampaikan nilai-nilai kesetaraan, yang jauh mendahului Piagam PBB:

"Semua kamu dari Adam dan Adam berasal dari tanah..."

"Tidak ada kemuliaan bagi orang Arab atas Non Arab (Ajam) kecuali hanya karena ketaqwaannya tidak ada kemuliaan bagi yang berkulit putih atas yang berkulit hitam kecuali hanya karena ketaqwaan."

إنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ. (الحجرات: ١٣).

وقف النبي -صلى الله عليه وسلم- ينادي: يا أبا بكر، يا قرشيُّ، يا سيدُ، أنتَ وبلالٌ الحبشيُّ أخوانِ، لا فرق بينكما عند الله إلا بالتقوى، وقف هناك يقول: يا عمر، يا أبا حفص، يا فاروق الإسلام، أنتَ وصهيب الرومي أخوانِ، وقف هناك يقول: يا عليُّ أنتَ وسلمانُ الفارسيُّ أخوانِ.

Beliau SAW berdiri dan memanggil, "Wahai Abu Bakar, Wahai Orang Quraisy, Wahai Pemimpin, Kamu dan Bilal yang berasal dari Ethyopia adalah saudara. Tidak ada perbedaan di antara kamu berdua, kecuali dalam ketaqwaan". Beliau SAW juga berdiri di sana mengatakan, "Wahai Umar Abu Hafsh Wahai Faruq (pemisah antara yang hak dengan yang bathil, Kamu dan Shuhaib Alrumi (berdarah Romawi) adalah bersaudara". Beliau juga berdiri di sana mengatakan: "Wahai Ali dan Salman Alfarisi (berdarah Persia) adalah Saudara."

Padang Arafah menjadi saksi dihapusnya segala bentuk diskriminasi yang berarti telah mendahului Piagam PBB, ratusan tahun. Dari padang Arafah, beliau mengumumkan bahwa praktik ekonomi yang dzalim berupa riba' renten beliau mengumumkan dengan tegas bahwa praktik ekonomi yang buruk itu telah dihapus. Dan praktik riba yang secara lantang beliau nyatakan telah dihapus adalah riba yang dilakukan oleh paman beliau Sayyidina Abbas RA. Ini menandakan bahwa beliau menjadikan keluarga beliau sebagai teladan.

Beliau tegas mengingatkan tentang wanita harus diposisikan sebagaimana semestinya sebagai ciptaan Allah SWT yang mulia dan saudara kandung bagi laki-laki.

Jamaah Wukuf yang dirahmati Allah Subhanahu Wata'ala,

Hari Arofah Hari Rahman, hati kasih sayang Allah yang Maha Penyayang.

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

ما من يوم أكثر من أن يعتق الله فيه عبدا من النار من يوم عرفة، وإنه ليدنو، ثم يباهي بهم الملائكة فيقول ما أراد هؤلاء

"Tidak ada hari yang lebih banyak Allah membebaskan seorang hamba pada hari itu dari neraka selain hari Arafah. Sesungguhnya Allah mendekat kemudian membangga-banggakan mereka di hadapan para malaikat seraya berkata, 'Apa yang mereka inginkan?'".

Dari Ibnu 'Umar bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إن الله تعالى يباهي ملائكته عشية عرفة بأهل عرفة ، فيقول : انظروا إلى عبادي أتوني شعثا غبرا

"Sesungguhnya Allah ta'ala membangga-banggakan penduduk Arafah kepada para malaikat-Nya ketika sore hari, lalu Allah berfirman: Lihatlah kepada hamba-hamba Ku, mereka datang dalam kondisi lusuh dan berdebu." (HR. Ahmad)

إِنَّ اللَّهَ - تعالى - تطوَّل - أي تفضل - عَلَى أَهْلِ عَرَفَاتٍ يُبَاهِي بهم الْمَلاَئِكَةَ يَقُولُ : يَا مَلاَئِكَتِي ، انْظُرُوا إِلَى عِبَادِي شُعْثًا ، غُبْرًا أَقْبَلُوا يَضْرِبُونَ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ ، فأشهدكم أَنِّي قَدْ أَجَبْتُ دَعَاءهُمْ ، وَشَفَعْتُ رَغْبَتَهُمْ ، وَوَهَبْتُ مُسِيئَهُمْ لِمُحْسِنِهِمْ ، وَأَعْطَيْتُ مُحْسِنيهُمْ جَمِيعَ مَا سَأَلُونِي غَيْرَ التَّبِعَاتِ الَّتِي بَيْنَهُمْ . رواه أبو يعلى)

Artinya: "Sesungguhnya Allah SWT memberikan banyak anugerah kepada orang-orang yang wukuf di Arafah seraya membanggakan mereka di hadapan para Malaikat dan berfirman: "Wahai para malaikat-Ku, lihatlah kepada para hamba-Ku yang lusuh penuh dengan debu, mereka menghadap kepada-Ku dari segala penjuru yang jauh. Maka Aku saksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengabulkan do'a mereka, memberikan harapan mereka, memberikan orang yang berlaku buruk kepada orang-orang yang berbuat baik pada mereka segala apa yang mereka minta kepada-Ku selain hal-hal yang masih bersangkutan di antara mereka,".

Hari Arafah adalah hari yang paling sulit bagi syaitan. dia menjadi sangat kecil lemah hina dina di hari Arafah.

"ما رئي الشيطان يوما؛ هو فيه أصغر، ولا أدحر، ولا أحقر، ولا أغيظ منه يوم عرفة، وما ذاك إلا لما يرى من تنزل الرحمة وتجاوز الله -تعالى- عن الذنوب العظام.

Artinya: "Tidak ada hari di mana setan nampak lebih kerdil, terusir, dan marah melebihi Hari Arafah. Tidaklah hal itu terjadi melainkan karena dia melihat limpahan rahmat dan pengampunan Allah dari dosa-dosa besar". (HR. Imam Malik)

Siapa yang tidak yakin dengan wukuf dosa-dosanya diampuni, maka dia adalah orang yang sengsara.

إذا كان يوم عرفة لم يبق أحد في قلبه ذرة من إيمان إلا غفر له. فقيل : يا رسول الله المعروف خاصة؟ أي - لمن وقف في عرفة خاصة - أم للناس عامة؟ قال : بل للناس عامة. رواه أبو داود

Artinya: "Jika tiba hari Arafah, tidaklah seseorang masih mempunyai setitik iman dalam hatinya melainkan ia akan diampuni. Lantas ada yang bertanya: "Ya Rasulullah, apakah terkhusus bagi yang wukuf di Arafah saja atau untuk semua manusia?" Rasulullah menjawab: "Untuk semua manusia". (HR. Abu Daud).

Doa terbaik adalah dia yang dipanjatkan pada hari Arafah:

خير الدعاء دعاء يوم عرفة، وأفضل ما قلته أنا والنبيون من قبلي : لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ لْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. رواه الإمام مالك.

Artinya: "Sebaik-baik do'a adalah do'a pada Hari Arafah. Dan sebaik-baik perkataan yang aku ucapkan begitu juga para nabi sebelumku adalah: Laa Illaha Illallahu Wahdahu Laa Syariika Lahu, Lahul Mulku wa Lahul Hamdu Yuhyii wa Yumiitu wa Huwa 'ala Kulli Syai'in Qodiir (Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekuti baginya. Kerajaan dan pujian hanyalah miliknya. Maha menghidupkan dan mewafatkan. Dan Dia berkuasa atas segalanya)". (HR. Imam Malik).

Jamaah Haji yang dirahmati Allah Subhanahu Wata'ala

Dikisahkan pada masa Nabi Musa, seorang wanita meminta Nabi Musa AS, mendoakannya agar bisa memiliki anak. Lalu Nabi Musa meminta kepada Allah SWT. Lalu Allah menjawab bahwa Allah tidak akan memberikan kepada wanita itu keturunan. Lalu Nabi Musa menyampaikan kepada wanita tersebut dan ditawarkan oleh Nabi Musa AS untuk meminta hajat yang lain saja. Wanita tersebut terus meminta kepada Nabi Musa AS dan Nabi Musa menyampaikan jawaban yang sama.

Lama wanita itu tidak terlihat. Setelah sekian lama, Nabi Musa melihat wanita tersebut sedang menggendong bayi, lalu Nabi Musa bertanya kepada Allah, "Bagaimana wanita tersebut bisa memiliki anak, sementara Engkau menyampaikan bahwa Engkau tidak akan mengaruniakan kepadanya anak". Allah menjawab: "Wahai Musa, wanita itu tidak berhenti memanggil-manggil Nama Ku dan meminta, tidak berhenti dia meminta. Aku pantang menolak orang yang terus meminta kepada-Ku."

Untuk Umat Nabi Musa bisa mendapatkan pengkabulan. Doa seperti itu, apalagi Untuk Ummat Nabi Muhammad, pasti akan mendapatkan yang lebih.

Hari Arafah, hari dikabulkan semua doa.

Jamaah Wukuf Jamaah Haji yang dirahmati Allah Subhanahu Wata'ala

Jangan sampai dosa kita, kita anggap lebih besar dari Pengampunan Allah SWT.

Pada masa Nabi Musa AS dikatakan bahwa doa mereka tidak diterima karena ada ditengah-tengah mereka seorang yang bermaksiat sudah 40 tahun dan belum taubat. Lalu Nabi Musa dengan lantang mengatakan siapa diantara kamu yang bermaksiat sampai 40 tahun belum taubat, menjadi penyebab doa kita tidak dikabulkan. Semua menunduk, si pelaku maksiat 40 tahun itu di dalam hatinya mengatakan: "Ya Allah Ampunilah Aku...tutupilah Aib ku...aku bertaubat kepada-Mu Ya Allah." Nabi Musa memaksa untuk mengaku. Namun tidak ada yang mengaku. Lalu Nabi Musa mengatakan kepada Allah: "Ya Allah, tidak ada yang mengaku, beritahukan kepadaku siapa orangnya." Allah mengatakan kepada Nabi Musa: "40 tahun dia dalam keadaan maksiat dan aku tutupi. Apakah sekarang dia sudah bertaubat lalu aku buka aibnya? Itu tidak mungkin wahai Musa."

Nabi Ibrahim as berdoa untuk Tanah yang Beliau berada di situ...

واجعل هذا البلد آمنا

Ya Allah balaslah pencarian ridho kami terhadap kasih sayang-Mu ya Allah Ampunilah dosa kami yang belum kami akui dan yang belum kami ingat. Kami datang ke Arafah hanya bermodalkan tetesan air mata. Ya Allah limpahkan keridhaan-Mu.

Ya Allah Ridhoilah semua yang datang ke Padang Arafah. Jangan putuskan kami dari nikmat keberkahan Hari Arafah. Janji ampunan dan engkau memberikan kepada kami ridho- Mu.

Ya Allah aku tawakalkan kedaulatan negeri kami yang dinamakan oleh para pendiri bangsa dengan nama Republik Indonesia dan kedaulatan bangsanya diatas segala kuasa-Mu. Ya Allah kami tawakalkan kedaulatan bangsa kami diatas kedaulatan-Mu.

Ya Allah di bawah terik matahari padang Arafah ini, aku munajatkan kesejukan hati dan pikiran bagi para pemimpin bangsaku. Ya Allah berkahi rasa kecukupan dan kemakmuran bagi rakyat Indonesia.

Ya Allah berikanlah Indonesia, bukalah pemikiran dan tajdid baru bagi para ulama kami senantiasa membimbing umat kami dan sekalian Rakyat Indonesia menuju jalannya pencerahan agama dan pencerahan konstitusi.

Ya Allah, selimutilah rakyat kami dengan selimut yang berwujud kedamaian. Damaikan hati para pemimpin kami di Indonesia, dan damaikanlah dunia ini dari segala bentuk perpecahan.

Ya Allah, kami memandang bumi-Mu dengan pandangan masjid sehingga kami semangat dalam berikhtiar, menempuh jalan-jalan kebaikan sesuai dengan syariat yang diterima oleh Nabi Muhammad dan diterima oleh ulama kami.

Ya Allah teguhkan hati kami, hati rakyat Indonesia dalam semangat keteguhan mencintai bangsa kami dan negara kami, sesuai tuntunan. Hubbul wathan minal iman.

Ya Allah, lapangkanlah rezeki bagi rakyat Indonesia dan seluruh umat Islam di seluruh belahan dunia. Lapangkanlah kemudahan sebagaimana Engkau telah mentakdirkan Arofah sebagai tanah yang lapang menampung seluruh umat islam sebagai bukti Hujjah(Bukti) Haji.

sebagaimana Rasulullah bersabda:

الحج عرفة

Haji adalah Arofah
Ya Allah berikanlah Indonesia, bukalah pemikiran dan tadjid baru bagi para ulama kami senantiasa membimbing umat kami dan sekalian Rakyat Indonesia menuju jalannya

Holy Quran 39:73

وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ

Khutbah II

الحمد لله الذي لا تنحصر أفرده بتعداد ولا يمل تكرره بكقرة ترددا
ثم الصلاة والسلام على سيدنا محمد أفضل الخلق و سيد العباد وعلى آله الطا بعين الطا هرين وأصحابه الغر الميامين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم التناد.
أوصيكم و إياي بتقوىالله فقد فازالمتقون.
إتقوا الله حق تقاتيه ولا تموتن إلا و أنتم مسلمون.
إن الله أمركم بأمر بدأ فيه بنفسه و ثنى بملا ئكته المسبحة بقدسه و ثلث بكم أيها المؤمنون من بريته جنه و إنسه فقال تعلى: إن الله و ملا ئكته يصلون على النبي يا أيها الذين أمنوا صلوا عليه و سلموا تسليما.

اللهم صل و سلم على سيدنا محمد وعلى أل سيدنا محمد كما صليت على سيدنا إبراهيم وعلى أل سيدنا إبراهيم و بارك على سيدنا محمد و على أل سيدنا محمد كما باركت على سيدنا إبراهيم وعلى أل سيدنا إبراهيم في العا لمين إنك حميد مجيد.

و رضي الله تعلى عن سا دتنا أبي بكر وعمر و عثمان و على وعن بقية الصحابة و القرابة أجمعين.
رب أنزلني منزلا مباركا و أنت خير المنزلين.
رب اجعلني مقيم الصلاة ومن ذريتي ربنا وتقبل الدعاء.

اللهم أنت السلام ومنك السلام فحينا ربنا با لسلام و
حي بلادنا اندونيسيا بالسلام و السلامة

اللهم بحق سورة قريشو أسرار سورة قريش و أنوار سورة
قريش وبهداية سورة قريش وبتوفيق سورة قريش و بمعونةسورة قريش وبرحمة سورة قريش و ببركة سورة فريش و بحق سيد العرب و العجم سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم.
لإيلاف قريش إيلافهم رحلة الشتاء و الصيف فاليعبدوا رب هذالبيت الذي أطعمهم من جوع وآمنهم من خوف اللهم اجعل حجنا حجا مبوررا وسعيا مشكورا وذنبا مغفورا وتجارة لن تبو ر.
‏اللهم اغفر لجميع المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات ، إنك رب رحيم كريم مجيب الدعوات وقاضي الحاجت.

اللهم ارحم أمة سيدنا محمد وفرج عن أمة سيدنا محمد واجعلنا و والدنيا ومولودينا من خيار أمة سيدنا محمد واحشرنا غدا يوم القيامة تحت لواء سيدنا محمد

اللهم اجعل بلادنا اندنيسيا سخاء رخاء وسائر البلدان المسلمين

اللهم اغفر للحجاج والمسافرين وردهم إلى أوطانهم سالمين غانمين محفوظين برحمتك يأرحم الراحمين

( إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون. فاذكروالله يذكركم واشكروه على نعامه يزدكم ولذكرالله أكبر والله يعلم ماتصنعون

Oleh: Ali Hasan Al-Bahar, Lc., MA
Sumber: Laman Kemenag RI

Khutbah Wukuf di Arafah #2

Judul: Hikmah Ibadah Haji untuk Pribadi yang Dicintai Ilahi

Khutbah I

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاضُيُوْفَ الرَّحْمَن أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اِتَّقُوْ الله, وَاعْمَلُوا الصَّالِحَات وَاجْتَنِبُوا الْمُنْكَرَات وَاذْكُرُوا اللهَ فِي اَيَّامٍ مَعْلُوْمَت وَاشْكُرُوْا وَاَكثِرُوا التَّلْبِيَّة : لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ

Hadirin dhuyûfurrahmân yang dimuliakan Allah SWT

Tiada kata yang paling layak kita ungkapkan saat ini untuk mensyukuri nikmat tak terhingga yang telah dikaruniakan Allah kepada kita semua, selain kalimat Alhamdulillah... wal hamdulillah... tsummal hamdulillahi rabbil alamin. Segala puji bagi Allah yang telah menakdirkan dan memilih kita dari miliaran manusia di muka bumi ini untuk bisa hadir di padang Arafah, untuk melaksanakan misi ibadah suci, ibadah haji. Banyak orang yang memimpikan ingin seperti kita saat ini. Banyak umat Islam yang tengah berjuang untuk menunggu dipanggil bisa menjalankan rukun Islam yang ke lima ini. Namun takdirnya, kita yang saat ini diberi nikmat yang tak bisa kita ungkapkan dengan kata-kata, bisa beribadah, bersimpuh, dan berdoa di tempat yang mustajabah ini.

Kenikmatan kita saat ini, menjadi bagian dari nikmat-nikmat Allah lainnya yang tidak bisa kita hitung satu persatu. Allah berfirman:

وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: "Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS An-Nahl: 18).

Selain bersyukur atas nikmat nyata ini, kita juga harus menyampaikan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Yang jangankan kita manusia biasa. Allah dan para Malaikat-Nya pun bershalawat kepada beliau.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَـيِّـدِنَـا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَـيِّـدِنَـا مُحَمَّدٍ

Shalawat ini juga merupakan ungkapan terima kasih kepada beliau yang telah membawa risalah suci agama Islam. Dengan jasa agung beliau, kita bisa menikmati manisnya Islam dan kita termasuk orang-orang yang sangat beruntung memilih agama Islam sebagai petunjuk dalam mengarungi kehidupan ini. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 85:

وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُۚ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

Artinya: "Siapa yang mencari agama selain Islam, sekali-kali (agamanya) tidak akan diterima darinya dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi."

Hadirin dhuyûfurrahmân yang dimuliakan Allah,

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ali Imran ayat 96 dan 97:

اِنَّ اَوَّلَ بَيْتٍ وُّضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبٰرَكًا وَّهُدًى لِّلْعٰلَمِيْنَۚ

Artinya: "Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia adalah (Baitullah) yang (berada) di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam."

فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

Artinya: "Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam."

Hadirin dhuyûfurrahmân yang dimuliakan Allah,

Rangkaian dua ayat inilah yang menjadi dasar disyariatkannya ibadah haji untuk umat Islam. Ayat ini memiliki makna historis untuk mengingatkan kita bahwa di Tanah Suci yang diberkahi inilah pertama kali dibangun baitullah. Dari tanah suci yang saat ini kita bisa merasakan auranya secara langsung ini pulalah Islam diturunkan kepada Nabi Muhammad untuk menjadi Rahmatan lil Alamin (rahmat dan petunjuk bagi seluruh alam). Dan hanya di Tanah Suci ini pulalah kewajiban haji bisa dilaksanakan untuk menjadikan kita Muslim yang paripurna, Muslim yang sempurna, Muslim yang mabrur yang akan mendapatkan balasan surga dari Allah SWT. Rasulullah bersabda:

اَلْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ له جَزَاءٌ الا الْجَنَّـةَ

Artinya: "Haji Mabrur tidak ada imbalan lain baginya kecuali surga". (HR Imam Ahmad)

Dalam melaksanakan ibadah haji kita mengawali dengan mengenakan pakaian ihram berwarna sama yakni putih yang melambangkan kesucian. Tidak mengenal dari mana kita berasal, setinggi apa pun jabatan kita, sebanyak apa pun harta kita, apa pun warna kulit kita, semuanya mengenakan pakaian ihram putih melambangkan kembalinya manusia kepada Allah, pemilik alam semesta. Semua identitas, semua jabatan, dan kekayaan ditanggalkan seraya menyadari bahwa kita semua adalah sama di hadapan Allah SWT. Menyadari bahwa tidak ada yang perlu disombongkan selama hidup di dunia. Semua akan kembali kepada-Nya dengan kain putih yang membungkus kita. Hanya amal ibadah yang akan dibawa menghadap yang Kuasa, Allah SWT.

Selanjutnya kita melaksanakan wukuf di padang Arafah sebagai puncak dari ibadah haji. Rasulullah bersabda:

الْحَجُّ عَرَفَةُ فَمَنْ أَدْرَكَ لَيْلَةَ عَرَفَةَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ مِنْ لَيْلَةِ جَمْعٍ فَقَدْ تَمَّ حَجُّهُ

Artinya: "Haji itu Arafah. Siapa saja yang mendapati malam Arafah sebelum terbit fajar malam Muzdalifah (malam Idul Adha), maka sempurnalah hajinya,'" (HR Ahmad)

Wukuf, yang memiliki makna berhenti, merupakan lambang bahwa pada satu titik kehidupan, kita harus berhenti untuk melakukan muhasabah, perenungan, evaluasi, mendekatkan diri dan melambungkan jiwa serta nilai-nilai spiritual kita kepada Allah SWT. Wukuf menjadi momentum bagi kita untuk menyadarkan diri bahwa kita adalah makhluk yang sangat lemah di hadapan Allah SWT. Kita akan mempertanggungjawabkan segala yang telah lakukan selama di dunia ini, nanti di yaumul mahsyar. Sebuah masa di mana manusia dari Nabi Adam sampai dengan kiamat nanti dikumpulkan dan akan dihisab amal perbuatannya.

Wukuf di Arafah, di mana seluruh jamaah haji berkumpul di satu tempat dalam satu waktu, merupakan miniatur saat kita di Padang Mahsyar nanti. Tidak ada lagi waktu untuk memperbaiki diri dan tidak ada lagi kebohongan bisa dilakukan saat kita mempertanggungkan apa yang kita lakukan selama di dunia.

اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Artinya: "Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."

Hadirin dhuyûfurrahmân yang dimuliakan Allah,

Selain melakukan kontemplasi (perenungan diri), dalam ibadah haji kita juga diajarkan untuk senantiasa optimis dalam menjalani kehidupan ini. Hal ini tercermin dari proses thawaf dan sa'i yang terus bergerak menuju titik tujuan sebagaimana hidup untuk menggapai harapan dan cita-cita. Semangat thawaf dan sa'i harus mampu kita wujudkan dalam setiap lini kehidupan kita sehari-hari. Semangat untuk terus menjadi hamba yang baik dalam menjalankan misi utama di dunia yakni menjadi khalifah dan menyembah Allah SWT.

Selain itu, berkumpulnya jutaan jamaah dari berbagai negara dalam satu tempat ini memberi hikmah yang mendalam bagi kita. Perbedaan-perbedaan yang ada, mulai dari ras, bangsa, tradisi, dan bahasa serta perbedaan lainnya bukanlah untuk dipertentangkan. Namun semua ini bisa menyatu dalam rangka saling memahami satu sama lain. Allah SWT bersabda:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Artinya: "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti." (QS Al-Hujurat: 13).

Selain lebih arif dalam menyikapi perbedaan, dalam ayat ini Allah SWT juga mengingatkan kepada kita untuk senantiasa menjadi orang yang bertakwa. Allah menegaskan bahwa ketakwaan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan standar yang ditetapkan oleh Allah, apakah seseorang masuk ke dalam golongan orang-orang yang mulia atau tidak.

Dengan ketakwaan, kehidupan kita akan benar-benar terarah dan sesuai dengan syariat yang telah ditetapkan oleh Islam. Karena takwa sendiri adalah sebuah sikap mampu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Orang yang bertakwa merupakan orang yang paling mulia si sisi Allah.

Dalam haji, takwa juga merupakan bekal yang paling baik yang harus dibawa. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 197:

اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَالَ فِى الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ

Artinya: "(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!"

Hadirin dhuyûfurrahmân yang dimuliakan Allah,

Untuk mewujudkan hikmah dari rangkaian ibadah haji yang sudah dijelaskan ini, mari kita berdoa, memohon kepada Allah SWT di tempat dan waktu yang mustajabah ini, semoga kita menjadi hamba yang dicintai dan disayangi Allah SWT. Semoga kita diberikan kekuatan dan kesehatan serta kelancaran dalam menjalankan prosesi ibadah haji ini sampai dengan selesai. Semoga kita diberikan kekuatan untuk menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah haji setelah kita menyelesaikan seluruh rangkaiannya.

Dan yang paling utama, mari kita semuanya berusaha dan berdoa, mudah-mudahan haji yang kita lakukan pada kali ini dicatat sebagai haji yang mabrur dan mabrurah. Amin, amin, ya Rabbal alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ، وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَامِلاً وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَحَلاَلاً طَيِّبًا وَ توبة نَصُوْحًا. اَللّهُمَّ اجْعَلْ حَجَّنَا حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَعَمَلاً صَالِحًا مَقْبُوْلاً وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ يَا عَالِمَ مَا في الصُّدُوْرِ أَخْرِجْنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Oleh: H Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung
Sumber: Laman NU Online

Khutbah Wukuf di Arafah #3

Judul: Menggapai Haji Mabrur

Khutbah I

الْحَمْدُ للهِ الَّذِي جَعَلَ الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْناً ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ الَّذِي جَعَلَ حَجَّ الْبَيْتِ مِنَ الشَّرِيعَةِ ركناً وَصَرَّفَ وُجُوْهَنَا إِلَى قِبْلَتِهِ فَكَانَ ذَالِكَ مِنْ نِعْمَةِ العُظمى وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَيْرَ مَنْ طَافَ بِالبَيْتِ الْعَتِيقِ ذَاكِرًا أَسْمَاءَ رَبِّهِ الحُسْنَى ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَتْبَاعِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ، أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَهِيَ نِعْمَةُ الْعُدَّةِ لِيَوْمِ الْمِيْعَادِ

Duyufullah wa Duyufurrahman Yarhamukumullah,

Pada hari yang penuh rahmat dan maghfirah ini, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT. karena kita ditakdirkan oleh Allah SWT. bisa berkumpul di tempat yang sangat mulia ini, yaitu Padang Arafah.

Wukuf di Arafah merupakan rukun haji yang paling utama, Nabi Muhammad Saw. pernah ditanya oleh sekelompok orang dari Nejed tentang haji, maka Beliau menjawab:

الْحَجُّ عَرَفَةُ

Haji itu adalah Arafa (HR. at-Tirmidzi no. 889)

Di tempat ini Allah akan mengampuni segala dosa bagi siapa saja yang bertaubat, Allah akan mengabulkan segala pinta bagi siapa saja yang memohon, maka Rasulullah Saw. bersabda:

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرُ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ

"Tiada hari yang Allah lebih banyak membebaskan hamba-hamba-Nya dari neraka (melebihi) hari Arafah." (HR. Muslim dari Aisyah, ra).

Jamaah Haji Yarhamukumullah,

Begitu besar kasih sayang Allah yang telah dicurahkan kepada kita, padahal kita ini hanyalah seonggok tulang berbalut daging yang terus membungkus aib dan ma‟siyat di sepanjang tahun, membaca Al-Fatihah saja belum fasih, salat kerap tidak khusyu‟ dan malas berjamaah, berzikir hanya di ujung lidah tidak sampai menyentuh hati, ... entah mengapa kita dipilih oleh Allah menjadi orang yang bisa bersimpuh di tanah Arafah ini?

Mungkin berkat doa kedua orang tua kita, kyai-kyai kita, guru-guru kita, tetangga-tetangga kita, fakir miskin di sekitar kita, dan orang-orang yang salih yang berkenan memohonkan ampun untuk jenis manusia yang berlumuran dosa seperti kita ini.

Saat ini yang terpenting adalah kita berusaha dan berdoa dengan sungguh-sungguh agar haji kita makbul dan mabrur. Rasulullah SAW bersabda:

الحَيُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءً إِلَّا الْجَنَّةُ

Haji yang mabrur tiada balasan baginya kecuali surga". (HR. Bukhari dan Muslim).

قَالَ النَّوَوِيِّ مَعْنَاهُ أَنَّهُ لَا يَقْتَصِر لِصَاحِبِهَا مِنْ الْجَزَاء عَلَى تَكْفِيرِ بَعْضٍ ذُنُوبه لَا بُدَّ أَنْ يَدْخُلِ الْجَنَّةِ قَالَ :

وَالْأَصَحَ الْأَشْهَر أَنَّ الْحَقِّ الْمَبْرُور الَّذِي لَا يُخَالِطُهُ إِثْمِ مَأْخُودَ مِنْ الْبِرِّ وَهُوَ الطَّاعَة

"Menurut Muhyiddin Syarf an-Nawawi makna hadits "Tidak ada balasan bagi haji mabrur kecuali surga" adalah bahwa ganjaran bagi orang dengan haji mabrur tidak hanya sebatas penghapusan sebagian dosa. Mabrur itu yang mengharuskan ia masuk surga. Imam Nawawi berkata: 'Yang paling sahih dan masyhur adalah bahwa haji mabrur yang bersih dari dosa itu diambil dari al-birr (kebaikan) yaitu ketaatan". (Jalaluddin as-Suyuthi, Syarhus Suyuthi li Sunan an-Nasa'i, Halb-Maktab al-Mathbu'at al Islamiyyah, cet ke-2, 1406 H/1986 H, juz, V, h. 112).

Senada dengan itu Syaikh Jalaluddin as-Suyuthi berkata:

وَقِيلَ : هُوَ الْمَقْبُولُ الْمُقَابَلُ بِالْبِرِّ وَهُوَ الثَّوَابُ، وَمِنْ عَلَامَةِ الْقَبُولِ أَنْ يَرْجِعَ خَيْرًا مِمَّا كَانَ وَلَا يُعَاوِدِ الْمَعَاصِي

Haji mabrur adalah haji yang diterima yang dibalas dengan kebaikan yaitu pahala. Sedangkan pertanda diterimanya haji seseorang adalah kembali menjadi lebih baik dari sebelumnya dan tidak mengulangi melakukan kemaksiatan." (Jalaluddin as-Suyuthi, Syarhus Suyuthi li Sunan an-Nasa'i, juz, V, h. 112).

Duyufullah Rahimakumullah,

Jabal Rahmah yang tidak jauh dari tempat wukuf kita ini, mengandung pembelajaran yang sangat berharga bagi kehidupan manusia. Dengan melihatnya kita menjadi teringat sejarah Nabi Adam as., dan Ibu Hawa diturunkan dari Surga ke Bumi atas pelanggaran yang mereka lakukan.

Ketika Adam dan Hawa bertemu Allah di surga, Allah berpesan kepada Beliau berdua:

يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هُذِهِ الشَّجَرَةَ

"Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kalian sukai, tetapi janganlah kamu dekati pohon ini (QS Al-Baqarah: 35).

Ketika keduanya berdosa (melanggar perintah Allah) dengan memakan buah pohon itu, Allah menyeru kepada mereka berdua

ألَمْ أَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ

"Bukankah Aku telah melarang kamu berdua mendekati pohon itu?" (QS Al-A'raf: 22).

Kesan yang ditimbulkan oleh redaksi kedua ayat tersebut, antara lain:

Bahwa sebelum terjadinya pelanggaran, Allah bersama Adam dan Hawa berada pada suatu posisi berdekatan, yakni masing-masing tidak jauh dari pohon terlarang. Karena itu, isyarat kata yang dipergunakan untuk menunjuk pohon adalah isyarat dekat, yakni هذه )ini). Tetapi ketika Adam dan Hawa melanggar, mereka berdua menjauh dari posisi semula, dan Allah pun demikian, sehingga Allah harus menyeru mereka (yakni berbicara dari tempat yang jauh), dan ini pula yang menyebabkan Allah menunjuk pohon terlarang itu dengan isyarat jauh, yakni تِلْكُمَا )itu.

Dari kedua ayat tersebut terlihat baik Adam maupun Allah masing-masing menjauh, tetapi jika mereka kembali (bertobat), masing-masing akan mendekat sehingga pada akhirnya akan berada pada posisi semula. Memang, Allah berfirman:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

Jika hamba-hamba-Ku (yang taat dan menyadari kesalahannya) bertanya kepadamu tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat, dan memperkenankan permohonan jika mereka bermohon kepada-Ku (QS Al-Baqarah: 186).

Duyufurrahman Yarhamukumullah,

Kesadaran manusia terhadap kesalahannya mengantarkan Allah mendekat kepadanya. Pada gilirannya, hal itu akan menyebabkan manusia bertobat. Perlu diingat, bahwa tobat secara harfiah berarti kembali. Sehingga dengan demikian Allah pun akan kembali pada posisi semula. Allah berfirman:

فَتَلَقَّى آدَمُ مِن رَّبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

"Adam menerima kalimat-kalimat dari Tuhannya, maka Dia (Allah) menerima taubatnya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima tobat lagi Maha Pengasih" (QS Al-Baqarah: 37). Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, bahwa yang dimaksud Adam menerima kalimat-kalimat dari Tuhannya adalah ketika Adam berkata, "Wahai Tuhanku, bagaimanakah jika aku bertobat dan memperbaiki diriku?, maka Allah berfirman, "Kalau begitu, Aku akan memasukkan kamu ke surga".

Termasuk yang dimaksud dengan beberapa kalimat' ialah perkataan Adam;

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

"Keduanya berkata, Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri; dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (Al-A'raaf: 23)

Ayat lain yang senada adalah:

وَإِنْ عُدْتُمْ عُدْنَا

"Jikalau kamu kembali Kami pun akan kembali" (QS Al-Isra': 8), dan Allah selalu rindu akan kembalinya manusia kepada-Nya.

Nabi Muhammad Saw. bersabda, bahwa Allah berfirman:

إذا تَقَرَّبَ العبد إلى شِيرًا تَقرَّبت إليه ذراعًا، وإذا تقرب إلى ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا، وإذا أتاني يمشي أتَيْتُهُ هَرْوَلَةً

Apabila hamba-Ku mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Bila ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa, bila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang menemuinya dengan berlari (HR Bukhari dari Anas bin Malik).

Kata "tuqarruh" secara bahasa adalah talabul qurbi (mencari kedekatan), dengan demikian taqarrub ilallah berarti mencari kedekatan kepada Allah SWT. (Ibnu Hajar Al-Atsqalani. Fathul Bari, 18/342)

Konteks hubungan manusia bersama sesamanya, dapat ditarik kesan dari penamaan manusia dengan kata al Insan. Kata ini menurut sebagian ulama terambil dari kata uns yang berarti senang atau harmonis. Sehingga dari sini dapat dipahami, bahwa pada dasarnya manusia selalu merasa senang dan memiliki potensi untuk menjalin hubungan harmonis antar sesamanya.

Jika melakukan dosa terhadap sesama manusia, maka hubungan tersebut menjadi terganggu dan tidak harmonis lagi. Namun manusia akan kembali ke posisi semula (harmonis) pada saat ia menyadari kesalahannya, dan berusaha mendekat kepada siapa yang pernah ia lukai hatinya, untuk meminta maaf kepadanya. (Dr. M Quraish Shihab, M.A., Wawasan AlQur'an, Tafsir Al-Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat, Mizan, Bandung, 1996, hal.240)

Jamaah Haji Rahimakumullah,

Khutbah yang sangat sederhana ini dapat disimpulkan bahwa wukuf di Padang Arafah mengandung pesan:

1. Kita wajib bersyukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat-Nya kita dapat melaksanakan ibadah haji dengan penuh keimanan, ketaqwaan, dan ketaatan, insya Allah ibadah haji kita makbul dan mabrur.

2. Haji mabrur adalah haji yang diterima yang dibalas dengan kebaikan yaitu pahala (Surga). Pertanda diterimanya haji seseorang adalah kembali menjadi lebih baik dari sebelumnya dan tidak mengulangi melakukan kemaksiatan."

3. Guna menjaga kemabruran haji, kita perlu memelihara kedekatan hubungan, baik kedekatan hubungan kepada Allah SWT. maupun kedekatan hubungan kepada sesama manusia. Kedekatan kepada Allah diperoleh dengan kesadaran terhadap kesalahan yang telah diperbuat, dan bertobat kepada-Nya.

Kedekatan kepada sesama manusia diperoleh dengan kesadaran terhadap kesalahan yang telah diperbuat, dan berusaha mendekat kepada siapa yang pernah kita lukai hatinya, untuk meminta maaf kepadanya.

Dengan demikian akan tercipta hubungan harmonis, baik hubungan yang bersifat vertikal kepada Allah SWT., maupun hubungan yang bersifat horizontal kepada sesama manusia.

Mudah-mudahan kemabruran haji kita akan selalu terjaga. Demikian yang dapat khatib sampaikan semoga bermanfaat.

Khutbah II

الْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّي وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَاءِ. فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ. وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ. فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ حَقًّا مَبْرُوْرًا ، وَسَعْيًا مَشْكُورًا ، وَذَنْباً مَغْفُوْرًا ، وَعَمَلاً صَالِحًا مَقْبُولاً ، وَتَجَارَةً

لَنْ تَبُورَ ، يَا عَالِمَ مَا فِي الصُّدُورِ أَخْرِجْنَا يَا اللَّهُ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ . عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ

Oleh: Arifin, Pengurus MUI Kota Semarang

Khutbah Wukuf di Arafah #4

Judul: Menggapai Haji Mabrur di Arafah

Khutbah I

Hadirin dhuyûfurrahmân yang dimuliakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala (SWT),

Pada hari yang penuh rahmat dan maghfirah Allah SWT, marilah kita bersama-sama memanjatkan syukur alhamdulillâh ke hadirat Allah SWT, karena kita dapat melaksanakan wukuf di Padang Arafah yang merupakan salah satu rukun haji. Saat berwukuf di Arafah, Allah mengabulkan segala permohonan yang dipanjatkan dengan penuh keikhlasan. Di sinilah maqam ijâbah.

Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi kita, junjungan alam, Nabi Besar Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam (SAW) beserta keluarga, para sahabat serta para pengikutnya sampai hari kiamat. Dalam kesempatan mulia dan penuh keberkahan ini, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah SWT, sebab hanya dengan berbekal keimanan dan ketakwaan yang berkualitas kita akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Hadirin dhuyûfurrahmân yang dimuliakan Allah,

Kita datang ke sini untuk melaksanakan ibadah haji karena mendapatkan panggilan Allah melalui Nabi Ibrahim Alaihis Salam (AS). Sewaktu Beliau selesai membangun Ka'bah, Beliau berdiri di samping Ka'bah, di tempat yang disebut maqâm Ibrahim. Allah SWT berfirman:

"Serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh," (Qur'an Surat (Q.S.) Al Hajj: 27).

Pakar tafsir dan sejarah, lbnu Katsir, menceritakan semula ketika diperintahkan oleh Allah untuk memanggil manusia berhaji Nabi Ibrahim ragu. Perintah itu diterima setelah ia dan putranya Nabi Ismail selesai membangun kembali Ka'bah. Bagaimana mungkin panggilan suaranya terdengar ke seluruh penjuru dunia dan didengar seluruh manusia sampai akhir zaman.

Allah berfirman: Tugasmu hanya memanggil, wahai Ibrahim. Selanjutnya, Aku-lah yang akan menyampaikannya kepada seluruh umat manusia di berbagai tempat dan di setiap zaman.

Nabi Ibrahim pun memanggil manusia dari tempat ia berpijak membangun Ka'bah (maqâm Ibrahim). Ada yang berkata dari atas sebuah bukit. Seketika semua bukit dan gunung merunduk sehingga tak ada sesuatu apa pun yang menghalangi suara Nabi Ibrahim menggema ke seluruh penjuru. Bahkan yang ada dalam rahim dan sulbi manusia ikut mendengar. Semua makhluk, termasuk manusia sampai hari kiamat yang ditakdirkan berhaji menjawab dengan ucapan, labbaykaallahumma labbayk.

Hadirin dhuyûfurrahmân yang dimuliakan Allah,

Semua jamaah haji yang datang mendapat panggilan Allah. Oleh karena itu, mereka disebut dhuyûfurrahmân, atau dhuyûfullâh, para tamu Allah. Sebagaimana dalam riwayat Abu Hurairah yang disinyalir sebagai sabda Rasulullah:

"Para jamaah haji dan umrah adalah tamu Allah. Jika mereka berdoa Allah akan mengabulkan doa mereka, dan bila mereka memohon ampunan Allah akan mengampuni mereka."

Sebagai ungkapan kegembiraan memenuhi panggilan Allah, para jamaah haji disyariatkan untuk memperbanyak bacaan talbiah:

Bacaan talbiah sesungguhnya adalah sebuah pengakuan atas panggilan Allah. Di situ juga terkandung ketulusan kita dalam memenuhi panggilan Allah dengan meneguhkan tauhid kita, seraya memuji-Nya atas segala anugerah nikmat kepada kita. Hanya dengan ketulusan dan keikhlasan Allah akan mengabulkan segala amal ibadah kita. Innamâ yataqabbalullâhu minal muttaqin.

Selama melaksanakan ibadah haji, kita dianjurkan, bahkan diperintahkan, untuk memperbanyak zikir, mengingat Allah. Dzikir adalah media efektif untuk menjalin komunikasi dengan Allah. Dalam dzikir, kita akan menemukan ketenangan dan kedamaian. Oleh karena itu, manfaatkan keberadaan di tempat-tempat dan waktu-waktu mustajab untuk berzikir dan berdoa kepada Allah, untuk kebaikan diri, keluarga, bangsa dan negara.

Hadirin dhuyfurrahmân yang dimuliakan Allah,

Setiap yang berhaji mendambakan ibadah haji yang dilaksanakannya mabrur, diterima oleh Allah, sebab seperti dinyatakan dalam hadis sahih:

"Haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga," (Hadits Riwayat (H.R.) Ahmad).

Bagaimana cara mendapatkan haji yang mabrur? Para ulama menjelaskan berbagai cara, antara lain:

1. Niat melaksanakannya karena Allah. Sebagaimana firman Allah:

"Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana," (Q.S. Ali lmran: 97).

"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah," (Q.S. Al Baqarah: 196).

Kedua ayat tersebut menegaskan, sebagai sebuah kewajiban, ibadah haji yang sempurna harus dilakukan hanya karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Meski dalam berhaji diperkenankan melakukan aktivitas lain, seperti berdagang atau mencari manfaat dunia lainnya, tujuan utama berhaji adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari keridaan-Nya.

Rasulullah mengingatkan kita tentang fenomena "haji akhir zaman". Dalam salah satu riwayat, Beliau memprediksi bahwa di masa mendatang bahwa dalam melaksanakan ibadah haji manusia terbagi dalam empat kelompok.

Akan datang suatu masa di mana orang-orang kaya dari kalangan umatku berhaji hanya untuk rekreasi/ bersenang-senang, kalangan menengah berhaji untuk berdagang/ berbisnis, para qari, termasuk ulama, berhaji untuk riya dan popularitas, dan orang-orang miskin untuk meminta-minta (H.R. Al Khatib dan Al Dailami).

Meski dipandang lemah sanadnya oleh beberapa ulama, tetapi makna kandungan hadis ini cukup baik untuk menjadi renungan, sekaligus peringatan agar niat berhaji karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala, mengharap rahmat dan keridaan-Nya, bukan tujuan-tujuan duniawi semata.

2. Biaya haji bersumber dari yang halal. Sebagaimana sabda Rasulullah:

"Apabila seseorang pergi berhaji dengan biaya yang bersumber dari yang baik, meletakkan kakinya dalam kendaraan, lalu membaca talbiah, seseorang akan memanggilnya dari arah langit, "Aku terima panggilanmu dan berbahagialah, bekalmu halal, kendaraanmu halal, dan hajimu mabrur, serta tidak berdosa. Bila ia melakukannya dengan biaya yang bersumber dari yang tidak baik, meletakkan kakinya di kendaraan, lalu berkata, 'labbayka', ada suara panggilan dari arah langit, 'la labbayka wala sa dayka' (Anda tertolak), bekalmu haram, biaya yang kamu gunakan haram, dan hajimu tidak mabrur," (H.R. Al Thabrani dari Abu Hurairah).

3. Melaksanakannya sesuai syariat Rasulullah

Melaksanakan ibadah haji adalah napak tilas perjalanan Nabi Ibrahim Alaisalam. Beliaulah yang pertama kali diperintahkan berhaji dengan tata cara (manasik) yang ditetapkan-Nya. Dalam perjalanannya, ibadah haji mengalami banyak penyimpangan. Sampai pada akhirnya Allah mengutus Nabi Muhammad:

"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah," (Q.S. Al Baqarah: 196).

Guna meluruskan dan menyempurnakan kembali ibadah haji. Oleh karena itu, dalam berhaji kita harus mencontoh cara haji Rasulullah dan para sahabatnya serta amalan Al Salaf al Shâlih yang mengikuti ajarannya. Rasulullah berpesan:

"Ambillah tata cara pelaksanaan ibadah haji (manasik) dariku."

Demikian beberapa hal yang perlu diperhatikan agar haji yang kita laksanakan menjadi mabrur. Tidak seorang pun tahu secara pasti, apakah mabrur atau tidak hajinya. Itu prerogatif Allah. Kita hanya bisa mengenali kemabruran haji melalui tanda-tandanya.

Ketika ditanya tanda-tanda haji mabrur, Rasulullah menjawabnya dengan dua hal. (1) Memberi makan orang miskin, memberi makan fakir miskin adalah simbol kepedulian; dan (2) Menebar salam adalah simbol kedamaian.

Karena itu, bila ingin mendapat haji mabrur dengan balasan surga, maka wujudkan kepedulian sosial, dan tebarkan kedamaian di tengah masyarakat setelah kembali ke Tanah Air. Kita berharap kembali ke Tanah Air, para jamaah haji dapat menjadi duta perdamaian dan kepedulian, yang akan melakukan perubahan dalam masyarakat ke arah yang lebih baik.

Hadirin dhuyâfurrahmôn yang dimuliakan Allah,

Kita sekarang berada di Padang Arafah yang disebut-sebut sebagai tempat bertemunya kembali Nabi Adam Alaihis Salam dan Siti Hawa setelah berpisah sekian lama sejak diturunkan ke bumi. Konon, tempatnya di Jabal Rahmah.

Mereka berdua menyesal karena tergoda dengan tipu daya setan yang mengakibatkan mereka berdua harus keluar dari surga. Mereka berdua terus-menerus bertaubat kepada Allah dengan mengucapkan:

"Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi," (Q.S. AI A'raf: 23).

Allah menjawab:

"Kalian berdua telah mengetahui tentang diri kalian di mana kalian berdua telah mengakui kecerobohan dan bermaksud minta ampunan."

Oleh karena itu, mengikuti jejak Adam dan Hawa, marilah kita manfaatkan keberadaan di Padang Arafah ini dengan memperbanyak istighfar, memohon ampunan kepada Allah atas segala dosa dan kesalahan.

Hadirin dhuyâfurrahmân yang dimuliakan Allah,

Kita sekarang berada di Padang Arafah. Tempat berkumpulnya jutaan orang yang datang dari berbagai pelosok negara. Berbeda bangsa, suku, bahasa, budaya, adat istiadat dan warna kulit. Namun semua sama, ditandai dengan pakaian yang sama.

Ini merupakan tanda bahwa kita semua sama di hadapan Allah. Tidak ada pangkat atau jabatan, kiai atau santri, konglomerat atau melarat. Semua sama di hadapan Allah dan yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling takwa kepada-Nya.

"Wahai manusia. Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha teliti," (QS Al Hujurat: 13).

Ayat di atas juga menegaskan bahwa perbedaan adalah sunnatullah. Bukan untuk dipertentangkan, tetapi agar manusia saling mengenal, sehingga terbangun komunikasi dan harmoni di tengah keragaman yang ada.

Kemuliaan dan keutamaan tidak ditentukan oleh jenis kelamin, atau warna kulit, atau suku bangsa tertentu, tetapi oleh ketakwaan dan sikap keberagamaan yang baik. Sebagai bangsa Indonesia yang hidup di tengah keragaman agama, budaya, suku dan bahasa sudah sepatutnya kita mensyukuri keragaman tersebut dengan senantiasa membangun komunikasi antara sesama anak bangsa agar tercipta kerukunan dalam kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara.

Hadirin dhuyüfurrahman yang dimuliakan Allah,

Saat-saat kita berwukuf, memusatkan hati dan pikiran kiat dalam beribadah, mari kita mengenang kembali apa yang dialami Rasulullah beserta para sahabatnya sewaktu berada di Padang Arafah. Tepatnya di kaki Bukit (Jabal) Rahmah. Beliau berada di atas punggung unta yang bernama Quswa. Di situ Beliau menyampaikan khutbah wukufnya:

"Wahai umat manusia, dengarkanlah ucapanku, sebab saya tidak tahu, boleh jadi saya tidak akan bisa bertemu selamanya dengan kalian setelah tahun ini, di tempat ini. Sesungguhnya darah kalian haram (untuk ditumpahkan), dan harta kalian haram (untuk dirampas). Keduanya harus dipelihara seperti halnya hari, bulan dan tempat ini yang harus dipelihara telah aku tinggalkan kepada kalian Alquran. Kalian tidak akan sesat selama berpegang teguh kepada kitab suci tersebut."

Sesudah selesai khutbahnya turunlah ayat:

"Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu," (Q.S. Al Maidah: 5).

Setelah mendengar ayat ini, Abu Bakar beserta para sahabat Iainnya menangis karena Rasulullah mengatakan, "Kita semua manusia akan meninggal, mungkin aku tidak akan lama lagi bersama kalian."

Kita sekarang semua berpakaian putih, dan nanti pun kalau meninggal hanya terbungkus dengan sehelai kain putih, tidak membawa harta kekayaan kecuali amal yang kita lakukan selama hidup di dunia yang fana ini. Sewaktu kita menghadap Allah akan ditanya tentang empat hal. Sabda Rasulullah:

Dari Sayyidina Muadz bin Jabal berkata, bersabda Rasulullah: "Kedua kaki seorang hamba tidak akan melangkah pada hari Kiamat sampai ia ditanyakan tentang empat hal; tentang umurnya digunakan untuk apa; masa mudanya dihabiskan untuk apa; tentang hartanya, dari mana ia peroleh dan dalam hal apa dibelanjakan, dan tentang ilmunya apakah diamalkan atau tidak," (H.R. Al Thabrani).

Hadirin dhuyüfurrahman yang dimuliakan Allah,

Kita semua diwajibkan untuk beribadah, namun kita semua menyadari belum bisa melaksanakannya dengan baik dan khusyuk. Apalagi dengan kewajiban seperti zakat dan infak juga tidak dilaksanakan sehingga fakir miskin dan yatim-piatu di sekelilingnya terabaikan.

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim, ampunilah dosa kami dan dosa orangtua kami, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dan berilah kami petunjuk kepada jalan yang benar, yang Engkau ridai sesuai dengan perintah.

Khutbah II

الحمدلله الذي لا تنحصر أفرده بتعداد ولا يمل تكرره بكقرة ترددا
ثم الصلاة والسلام على سيدنا محمد أفضل الخلق و سيد العباد وعلى آله الطا بعين الطا هرين وأصحابه الغر الميامين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم التناد.
أوصيكم و إياي بتقوىالله فقد فازالمتقون.
إتقوا الله حق تقاتيه ولا تموتن إلا و أنتم مسلمون.
إن الله أمركم بأمر بدأ فيه بنفسه و ثنى بملا ئكته المسبحة بقدسه و ثلث بكم أيها المؤمنون من بريته جنه و إنسه فقال تعلى: إن الله و ملا ئكته يصلون على النبي يا أيها الذين أمنوا صلوا عليه و سلموا تسليما.

اللهم صل و سلم على سيدنا محمد وعلى أل سيدنا محمد كما صليت على سيدنا إبراهيم وعلى أل سيدنا إبراهيم و بارك على سيدنا محمد و على أل سيدنا محمد كما باركت على سيدنا إبراهيم وعلى أل سيدنا إبراهيم في العا لمين إنك حميد مجيد.

و رضي الله تعلى عن سا دتنا أبي بكر وعمر و عثمان و على وعن بقية الصحابة و القرابة أجمعين.
رب أنزلني منزلا مباركا و أنت خير المنزلين.
رب اجعلني مقيم الصلاة ومن ذريتي ربنا وتقبل الدعاء.

اللهم أنت السلام ومنك السلام فحينا ربنا با لسلام و
حي بلادنا اندونيسيا بالسلام و السلامة

اللهم بحق سورة قريشو أسرار سورة قريش و أنوار سورة
قريش وبهداية سورة قريش وبتوفيق سورة قريش و بمعونةسورة قريش وبرحمة سورة قريش و ببركة سورة فريش و بحق سيد العرب و العجم سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم.
لإيلاف قريش إيلافهم رحلة الشتاء و الصيف فاليعبدوا رب هذالبيت الذي أطعمهم من جوع وآمنهم من خوف اللهم اجعل حجنا حجا مبوررا وسعيا مشكورا وذنبا مغفورا وتجارة لن تبو ر.
‏اللهم اغفر لجميع المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات ، إنك رب رحيم كريم مجيب الدعوات وقاضي الحاجت.

اللهم ارحم أمة سيدنا محمد وفرج عن أمة سيدنا محمد واجعلنا و والدنيا ومولودينا من خيار أمة سيدنا محمد واحشرنا غدا يوم القيامة تحت لواء سيدنا محمد

اللهم اجعل بلادنا اندنيسيا سخاء رخاء وسائر البلدان المسلمين

اللهم اغفر للحجاج والمسافرين وردهم إلى أوطانهم سالمين غانمين محفوظين برحمتك يأرحم الراحمين

( إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون. فاذكروالله يذكركم واشكروه على نعامه يزدكم ولذكرالله أكبر والله يعلم ماتصنعون

Oleh: KH. Abun Bunyamin Ruhiyat
Sumber: Laman Dewan Masjid Indonesia

Khutbah Wukuf di Arafah #5

Judul: Haji Akbar dan Moderasai Beragama dari Tanah yang Mulia

Khutbah I

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاضُيُوْفَ الرَّحْمَن أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اِتَّقُوْ الله, وَاعْمَلُوا الصَّالِحَات وَاجْتَنِبُوا الْمُنْكَرَات وَاذْكُرُوا اللهَ فِي اَيَّامٍ مَعْلُوْمَت وَاشْكُرُوْا وَاَكثِرُوا التَّلْبِيَّة : لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ

Hadirin dhuyûfurrahmân yang dimuliakan Allah SWT

Alhamdulillah... wal hamdulillah... tsummal hamdulillah.. kita yang berada tanah suci saat ini adalah insan khusus yang ditakdirkan dan dipilih oleh Allah SWT dari jutaan umat Islam di dunia untuk dapat melaksanakan ibadah wukuf di padang Arafah. Kita perlu menyadari dengan sesadar-sadarnya, bahwa tidak semua manusia bisa memiliki kesempatan seperti kita saat ini. Diberi umur panjang dan kesehatan sehingga dapat melaksanakan rukun haji berupa wukuf di Arafah yang merupakan puncak ibadah haji di tanah suci. Terlebih saat ini kita diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk menjadi bagian dari sejarah yang jarang terjadi yakni haji Akbar, di mana ibadah wukuf kita laksanakan di hari mulia, hari Jumat.

Ini merupakan bagian nikmat dari nikmat-nikmat Allah lainnya yang tidak bisa kita hitung satu persatu. Allah berfirman:

وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: "Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS An-Nahl: 18). Oleh karenanya, tiada ungkapan yang pantas kita ucapkan pada kesempatan yang mulia ini selain kalimat Alhamdulillahirabbil alamin. Mudah-mudahan wukuf dan ibadah-ibadah kita lainnya di tanah suci ini diterima oleh Allah SWT.

Kemudian untuk menyempurnakan momentum mulia ini, mari kita juga menyampaikan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sosok manusia paling sempurna yang jangankan kita manusia biasa, Allah dan para malaikatNya pun bershalawat kepada beliau. Beliau adalah sosok penyantun dan penyayang yang membawa risalah Allah SWT dan menuntun manusia kepada jalan kebenaran yang hakiki. Allah SWT berfirman:

لَـقَدۡ جَآءَكُمۡ رَسُوۡلٌ مِّنۡ اَنۡفُسِكُمۡ عَزِيۡزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيۡصٌ عَلَيۡكُمۡ بِالۡمُؤۡمِنِيۡنَ رَءُوۡفٌ رَّحِيۡمٌ فَاِنۡ تَوَلَّوۡا فَقُلۡ حَسۡبِىَ اللّٰهُ ۖ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ؕ عَلَيۡهِ تَوَكَّلۡتُ ؕ وَهُوَ رَبُّ الۡعَرۡشِ الۡعَظِيۡمِ

Artinya: "Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman. Maka jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah (Muhammad), "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy (singgasana) yang agung." (QS. At Taubah: 128-129).

Hadirin dhuyûfurrahmân yang dimuliakan Allah,

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat At-Taubah ayat: 3

وَاَذَانٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖٓ اِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْاَكْبَرِ اَنَّ اللّٰهَ بَرِيْۤءٌ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ ەۙ وَرَسُوْلُهٗ ۗفَاِنْ تُبْتُمْ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَاِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِى اللّٰهِ ۗوَبَشِّرِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِعَذَابٍ اَلِيْمٍۙ

Artinya: "Suatu maklumat dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik. Jika kamu (kaum musyrik) bertobat, itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa kamu tidak dapat melemahkan Allah. Berilah kabar 'gembira' (Nabi Muhammad) kepada orang-orang yang kufur (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih".

Inilah ayat dalam Al-Qur'an yang menyebutkan secara langsung istilah 'Haji Akbar' yang juga pernah dialami oleh Rasulullah. Ayat ini juga merupakan maklumat atau pemberitahuan dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari Haji Akbar yang terjadi pada tahun ke-9 Hijriah.

Haji Akbar memang spesial dan memiliki kelebihan serta keistimewaan dibanding dengan musim-musim haji lainnya. Disebutkan dalam Kitab Mughni al-Muhtaj Jilid 1 halaman 497 beberapa keistimewaan haji akbar menurut ulama kalangan syafi'iyyah:

وَقَال الشَّافِعِيَّةُ : وَقِيل : إِذَا وَافَقَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ يَوْمَ عَرَفَةَ غَفَرَ اللَّهُ تَعَالَى لِكُل أَهْل الْمَوْقِفِ ، أَيْ بِلاَ وَاسِطَةٍ ، وَغَيْرُ يَوْمِ الْجُمُعَةِ بِوَاسِطَةٍ ، أَيْ يَهَبُ مُسِيئَهُمْ لِمُحْسِنِهِمْ

Artinya: "Ulama kalangan Syafiiyyah mengatakan: dikatakan, jika hari Arafah jatuh pada hari Jumat, maka seluruh yang berkumpul di padang Arafah akan langsung mendapat ampunan dari Allah tanpa perantara, dan bila (wukuf) di selain hari Jumat, maka ampunannya melalui perantara. Artinya Allah memberikan ampunan orang yang berdosa (yang wukuf) karena adanya orang baik (yang wukuf)".

Hadirin dhuyûfurrahmân yang dimuliakan Allah,

Pada momentum haji akbar ini mari kita merenungkan perjalanan kehidupan kita sekaligus mengambil ibrah sebagai modal menghadapi masa depan. Mari kita bermuhasabah, bahwa kehadiran kita ke Tanah Suci ini berasal dari arah yang berbeda-beda. Kita disatukan oleh Allah SWT dalam keragaman bangsa, suku, budaya, bahasa, dan banyak perbedaan-perbedaan lainnya yang merupakan sunnatullah. Kita disatukan dalam Islam rahmatan lil alamin melalui tuntunan syariat menjalankan kewajiban haji di Tanah Suci. Dengan hal ini kita diingatkan betapa pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah basyariyah, dan ukhuwah wathaniyah. Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Al Imran 103:

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

Artinya: "Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk."

Ahli tafsir menjelaskan bahwa ayat ini turun untuk mengingatkan umat nabi Muhammad bahwa dahulu pada masa jahiliah, masyarakat saling bermusuhan sehingga timbullah perang saudara beratus-ratus tahun lamanya, seperti perang antara kaum Aus dan Khazraj. Maka Allah kemudian mempersatukan hati mereka dengan datangnya Nabi Muhammad SAW dan mereka masuk ke dalam agama Islam dengan berbondong-bondong. Allah telah mencabut dari hati mereka sifat dengki dan memadamkan dari mereka api permusuhan sehingga jadilah mereka orang-orang yang bersaudara dan saling mencintai menuju kebahagiaan bersama. Suasana hati yang lembut dan saling mengedepankan persatuan serta persaudaraan menjadi sebuah kenikmatan yang harus dipertahankan dan disyukuri.

Dalam ayat lain Allah SWT juga berfirman:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

Artinya : "Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal." (QS: Al-Imran: 159)

Ayat ini juga menjadi pengingat akan pentingnya berlaku lemah lembut kepada sesama serta membuang jauh prilaku-prilaku yang tidak mengedepankan tata krama, termasuk juga hati yang keras dalam mengajak kepada kebaikan. Alih-alih akan mendatangkan sesuatu yang diharapkan, sikap negatif ini justru akan semakin menjauhkan orang-orang baik di sekitar kita. Mari tebarkan aura menyejukkan dan kedepankan diskusi dengan kepala dingin untuk menyelesaikan berbagai hal dalam mewujudkan kemaslahatan bersama. Bersikap baik dan gerak-gerik positif sudah menjadi setengah dari kesuksesan kita meraih sesuatu.

Hadirin dhuyûfurrahmân yang dimuliakan Allah,

Dalam momentum haji ini kita juga diingatkan untuk menanggalkan ke-aku-an kita dengan mengagungkan Allah yang merupakan dzat paling berhak dalam kehidupan. Kita hadir hanya dengan memakai dua helai kain putih yang menjadi simbol ketidakmampuan dan kepasrahan kepada Allah. Pakaian ihram yang kita pakai ini menunjukkan bahwa kita semua sama di hadapan Allah SWT. Bukan jabatan, bukan harta, dan bukan kelebihan fisik yang pantas untuk dibanggakan di hadapan Allah karena yang menjadi barometer dihadapanNya adalah ketakwaan. Allah berfirman:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Artinya: "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti." (QS Al Hujurat: 13)

Dalam ayat ini pula, kita diingatkan oleh Allah untuk senantiasa menyadari bahwa perbedaan penciptaan manusia - ada pria ada wanita dengan berbagai suku bangsa ini - bukan untuk dipertentangkan dan saling bercerai berai. Melainkan semua itu adalah untuk saling kenal mengenal, menjalin komunikasi sehingga terbangun harmoni di tengah kehidupan. Terlebih di negara kita Indonesia yang sangat bineka dalam kebudayaan dan agama, perlu untuk dirawat sehingga akan senantiasa damai dalam kerukunan dan kehidupan beragama, berbangsa, serta bernegara.

Hadirin dhuyüfurrahman yang dimuliakan Allah,

Di antara mewujudkan kehidupan yang harmoni dalam berinteraksi dengan sesama, sudah semestinya kita mengedepankan sikap moderat dalam segala hal wabil khusus moderat dalam beragama. Sebuah sikap, cara pandang, dan praktik beragama yang mewujudkan dan memprioritaskan nilai serta esensi ajaran agama dengan mengangkat dan melindungi nilai-nilai kemanusiaan. Sikap dalam moderasi beragama mengusung prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan bernegara yang telah diwariskan oleh para (founding fathers) pendiri bangsa. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 143:

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا

Artinya : "Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) "umat pertengahan" agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu."

Moderasi beragama juga harus terus kita syiarkan ke seluruh penjuru dunia agar peradaban dan perdamaian dunia bisa terwujud. Dari Padang Arafah, mari kita ketuk pintu langit, memohon senantiasa turun rahmat ke muka bumi. Semoga perdamaian dunia bukan hanya mimpi dan toleransi serta saling menghargai selalu bersemi.

Ya Allah Ya Rabbi, dzat yang suci
Dari tanah dan momentum suci ini, kami berharap senantiasa diberkahi
Dari padang arafah yang penuh berkah, kami bersimpuh memohon ridho yang melimpah
Dari momentum haji akbar, kami meminta anugerah Mu yang agung dan besar
Dari kami yang lemah tanpa daya di hadapan Mu, untuk dunia yang damai dalam naungan Mu.

Ya Allah Ya Aziz, dzat yang perkasa
Anugerahkan kasih sayang Mu, pada kami yang terus berharap cinta Mu
Peliharalah kami dan bumi ini, dalam genggamanMu yang abadi
Sempurnakanlah keimanan dan ketakwaan kami, untuk tetap beribadah kepada Mu yang suci.
Ampunilah dosa-dosa kami, orang tua kami seraya terimalah amal ibadah kami

Ya Somadu Ya Ahad, Ya Mujibat Da'awat
Karuniakanlah kepada kami haji yang mabrur, sa'i yang penuh syukur, dosa yang terampuni dan usaha yang makmur.
Ya Allah yang Mengetahui apa yang terkandung dalam sanubari, tunjukkanlah cahaya iman yang suci dan keluarkan kami dari kegelapan hati.
Ya Allah, kami mohon keselamatan dalam meniti kehidupan, selamat menuju surgaMu yang penuh kedamaian.
Ya Allah dzat yang berhak atas segalanya, hindarkan kami dari siksa api neraka. Rengkuhlah kami dalam dekapanMu yang penuh dengan pertolongan dan cinta.
Ya Allah, kabulkanlah doa kami. Amin

Khutbah II

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ، وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. Khutbah II اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَامِلاً وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَحَلاَلاً طَيِّبًا وَ توبة نَصُوْحًا. اَللّهُمَّ اجْعَلْ حَجَّنَا حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَعَمَلاً صَالِحًا مَقْبُوْلاً وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ يَا عَالِمَ مَا في الصُّدُوْرِ أَخْرِجْنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ . عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Oleh: Prof Mohammad Mukri, Ketua PBNU/ Delegasi Amirul Hajj Musim Haji 1443 H/ 2022 M
Sumber: Laman NU Online

Itulah sejumlah teks khutbah Arafah dengan berbagai tema. Semoga bermanfaat, ya!




(alk/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads