Niat dan Tata Cara Puasa Arafah Besok 9 Dzulhijjah, Jangan Lupa Amalkan!

Niat dan Tata Cara Puasa Arafah Besok 9 Dzulhijjah, Jangan Lupa Amalkan!

Rada Dhe Anggel - detikSulsel
Sabtu, 15 Jun 2024 17:45 WIB
Close-up of religious Muslim woman and her family praying before the meal at dining table on Ramadan.
Foto: Ilustrasi puasa Getty Images/Drazen Zigic
Makassar -

Umat Islam sebentar lagi akan menyambut Hari Raya Idul Adha. Jelang hari raya tersebut, terdapat terdapat anjuran untuk melaksanakan puasa sunah yakni puasa Arafah.

Lantas, bagaimanakah niat dan tata cara puasa Arafah ini?

Melansir Majelis Ulama Indonesia (MUI), puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, tepat saat jamaah haji melaksanakan wukuf di Padang Arafah. Puasa ini dianjurkan bagi mereka yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji.

Rasulullah SAW menyebutkan puasa Arafah ini memiliki keutamaan yang sangat luar biasa. Salah satunya adalah mampu menghapus dosa-dosa selama setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Nah, bagi detikers yang ingin mengerjakannya, berikut tuntunan pelaksanaan puasa Arafah selengkapnya. Yuk amalkan!

Niat Puasa Arafah 9 Dzulhijjah

Berikut bacaan niat puasa Arafah tanggal 9 Dzulhijjah yang dapat dilafalkan seperti dikutip dari laman NU Online,

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta'âlâ.

Artinya, "Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta'âlâ."

Niat tersebut dibaca pada malam hari hingga sebelum masuk waktu subuh. Adapun jika seseorang terlupa membaca niat pada malam hari dan ingin berpuasa, maka ia bisa berpuasa dengan membaca niat berikut ini pagi hari sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu zuhur),

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i arafata sunnatan lillâhi ta'âlâ.

Artinya, "Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta'âlâ."

Tata Cara Puasa Arafah

Adapun tata cara pelaksanaan puasa Arafah dapat dikerjakan seperti puasa sunah pada umumnya. Dilansir dari laman resmi Baznas, berikut tata cara puasa Arafah selengkapnya.

1. Membaca Niat

Niat puasa sunah Arafah dibacakan terlebih dahulu pada malam hari. Sebab segala sesuatu yang hendak dikerjakan bergantung pada niatnya.

2. Makan Sahur

Selanjutnya yaitu makan sahur untuk mengisi energi agar kuat berpuasa di siang hari. Makan sahur ini merupakan sunah yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala.

Sehingga makan sahur sangat dianjurkan untuk dikerjakan umat muslim meski hanya dengan segelas air putih. Akan tetapi apabila tidak makan sahur, puasa tetap akan terhitung sah.

3. Menahan Diri

Umat muslim harus menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum, dan lain sebagainya. Menahan diri ini dilakukan mulai terbit fajar hingga terbenamnya Matahari di waktu berbuka.

4. Menyegerakan Berbuka

Umat muslim mulai boleh berbuka puasa begitu Matahari terbenam tanda masuknya waktu salat magrib. Begitu azan magrib berkumandang, umat muslim dianjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa.

Doa Buka Puasa Arafah

Ketika berbuka puasa, umat muslim disunahkan untuk membaca doa sebagai bentuk rasa syukur akan nikmat Allah SWT. Dikutip dari laman NU Online, bacaan doa berbuka puasa paling utama yakni doa yang diriwayatkan Abu Dawud sebagai berikut,

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Artinya: "Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka." (HR. Abu Dawud).

Selain itu, bisa juga membaca doa berikut ini:

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ الله

Artinya: "Telah hilang rasa haus, urat-urat telah basah, dan pahala menjadi tetap, insyaallah." (HR Abu Dawud).

Lantas kapan doa buka puasa ini dibaca?

Membaca doa buka puasa yang benar adalah setelah selesai berbuka. Bukan sebelum atau ketika sedang berbuka tersebut.

Keutamaan Puasa Arafah

Puasa Arafah dianjurkan untuk dilaksanakan karena memiliki banyak keutamaan. Masih dari laman NU Online, berikut ini beberapa keutamaan melaksanakan puasa Arafah.

1. Amalannya Lebih Dicintai Allah SWT

Puasa Arafah yang jatuh pada 9 Dzulhijjah masih merupakan bagian dari 10 hari pertama Dzulhijjah. Sebagaimana diketahui bahwa 10 hari pertama Dzulhijjah merupakan waktu dimana amal saleh seperti puasa lebih dicintai Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هٰذِهِ الأَيَّامِ. يَعْنِيْ أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللّٰهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللّٰهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

Artinya: "Tidak ada hari di mana amal saleh padanya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yakni 10 hari pertama Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: 'Tidak juga dari jihad fi sabilillah?' Beliau menjawab: 'Jihad fi sabilillah juga tidak, kecuali seseorang yang keluar dengan diri dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan satu pun dari keduanya."

2. Dilipatgandakan Pahala

Pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah termasuk Arafah, Allah SWT melipatgandakan pahala hambanya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut:

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبَّ إِلَى اللّٰهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Artinya: "Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam lailatul qadar." (HR At-Tirmidzi) Maksud dari sebanding dengan satu tahun puasa pada hadits di atas adalah satu tahun puasa sunnah, bukan puasa Ramadhan (Mula al-Qari', Mirqâh al-Mafâtîh, juz 3, h. 520).

3. Menghapus Dosa Dua Tahun

Selanjutnya, puasa Arafah memiliki keutamaan dapat menghapus dosa dua tahun yang meliputi dosa setahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang. Rasulullah SAW menjelaskan dalam sabdanya sebagai berikut:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ

Artinya: "Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR Muslim) Menurut mayoritas ulama, dosa-dosa yang dihapus sebab puasa Arafah adalah dosa kecil (An-Nawawi, Syarah Muslim, juz 3, h. 113).

4. Pembebasan dari Siksa Neraka

Keutamaan puasa Arafah yang terakhir yakni dibebaskan dari siksa neraka oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ؟

Artinya: "Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para malaikat dan berkata: 'Apa yang mereka inginkan?." (HR Muslim)

Nah, demikianlah penjelasan tentang niat dan tata cara puasa Arafah tanggal 9 Dzulhijjah. Selamat menjalankan!




(edr/alk)

Hide Ads