Kapal Layar Motor (KLM) Gajah Satria GT 111 yang bermuatan 200 ton kopra dan 8 anak buah kapal (ABK) mengalami mati mesin dan tenggelam di perairan Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel). 8 ABK berhasil dievakuasi dengan selamat oleh tim SAR Selayar.
"Kami terima informasi bahwa ada kapal trouble mesin. KLM Gajah Satria GT 111 bermuatan kopra," ujar Danpos SAR Selayar Andi Raswan kepada detikSulsel, Selasa (11/6/2024).
Raswan mengatakan KLM Gajah Satria berangkat dari Pelabuhan Benteng, Selayar, Senin (10/6) sekitar pukul 05.00 Wita dengan tujuan Surabaya, Jawa Timur. Tak lama setelah berlayar, mesin kapal tiba-tiba mati dan ABK meminta bantuan untuk dievakuasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami langsung bergerak ke LKK (lokasi kejadian kecelakaan) karena sudah ada titik koordinat yang diberikan pelapor," katanya.
Pos SAR Selayar tiba di titik koordinat sekitar pukul 17.15 Wita setelah menempuh perjalanan selama 1,5 jam. Di lokasi, personel hanya mendapati ABK yang sebelumnya telah dievakuasi nelayan, sedangkan kapal sudah tenggelam.
"Kami temukan kapal nelayan yang evakuasi ABK. Ternyata kapalnya sudah tenggelam karena memang prosesnya cepat dari trouble mesin ke tenggelamnya. Di LKK memang kedalamannya ratusan meter," beber Raswan.
Raswan mengungkapkan proses evakuasi ABK juga memakan waktu karena ombak yang cukup besar. Semua ABK dievakuasi menggunakan gabus dari kapal nelayan ke RIB milik Pos SAR Selayar.
"Di LKK agak berombak jadi kami punya RIB tidak bisa rapat. Evakuasinya kami pakai gabus. Setelahnya langsung kembali ke Pelabuhan Benteng," ucapnya.
Pos SAR Selayar bersama kedelapan ABK tiba di Pelabuhan Benteng pukul 20.50 Wita untuk kemudian dijemput keluarga-masing-masing.
"Alhamdulillah tidak ada meninggal. Sehat semua. Sudah ada pihak keluarga yang menjemput," tuturnya.
Raswan membeberkan dari keterangan ABK, kapal mengalami mati mesin serta beberapa komponen rusak. Sistem kelistrikan kapal yang rusak menjadikan alat penyedot air tidak berfungsi.
"Rusak mesin, ada beberapa komponen yang rusak, kemudian kelistrikan rusak semua, alat penyedot (air) tidak berfungsi. Jadi, masuk air. Faktor muatan yang banyak, muatannya sekitar 200 ton, dan basah sehingga menambah beban berat kapal," terangnya.
(hsr/hsr)