- Amalan 10 Hari Awal Bulan Dzulhijjah 1. Haji dan Umrah 2. Berpuasa di 10 Hari Pertama Dzulhijjah 3. Puasa Arafah 4. Memperbanyak Dzikir 5. Bertakbir 6. Taubat 7. Memperbanyak Amal Saleh 8. Salat Idul Adha 9. Berkurban 10. Larangan Memotong Rambut dan Kuku
- Keutamaan 10 Hari Awal Bulan Dzulhijjah
- Jadwal 10 Hari Awal Bulan Dzulhijjah 2024
Umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan pada 10 hari awal bulan Dzulhijjah. Lantas, apa saja amalan 10 hari awal bulan Dzulhijjah?
Dzulhijjah merupakan bulan terakhir dalam kalender Islam. Pada bulan ini terdapat keutamaan dan keistimewaan yang bisa diperoleh umat muslim, khususnya pada 10 hari pertama.
Maka dari itu, terdapat amalan-amalan yang dianjurkan untuk meraih keutamaan tersebut. Nah, bagi detikers yang ingin mengamalkannya berikut amalan 10 hari awal bulan Dzulhijjah beserta keutamaannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yuk, disimak!
Amalan 10 Hari Awal Bulan Dzulhijjah
Terdapat amalan-amalan yang bisa dikerjakan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Nah, berikut ini rinciannya:
1. Haji dan Umrah
Di bulan Dzulhijjah umat muslim dianjurkan untuk melaksanakan haji dan umrah bagi yang mampu. Amalan ini merupakan yang paling utama berdasarkan berbagai hadis sahih yang menunjukkan keutamaannya.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut:
"Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga." [1]
Selain itu, menunaikan ibadah haji sendiri merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Seseorang yang menunaikan ibadah haji menurut cara dan tuntunan yang disyariatkan maka Allah SWT akan memberikan balasan yang sangat agung. [2]
2. Berpuasa di 10 Hari Pertama Dzulhijjah
Puasa menjadi salah satu jenis amalan yang dipilih Allah SWT untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadis qudsi yang artinya sebagai berikut:
"Allah berfirman, "Puasa itu adalah untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku"[1]
Maka dari itu, amalan puasa ini juga dianjurkan untuk dikerjakan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Namun karena tanggal 10 Dzulhijjah adalah Idul Adha, maka amalan puasa dikerjakan sampai tanggal 9 saja.
Anjuran berpuasa sembilan hari di awal bulan Dzulhijjah ini disandarkan pada hadis riwayat Abu Dawud berikut:
"Sesungguhnya, Rasulullah SAW berpuasa Asyura, sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, dan tiga hari pada setiap bulan." (HR Abu Dawud)
3. Puasa Arafah
Di antara sembilan hari awal bulan Dzulhijjah yang dianjurkan untuk berpuasa, terdapat satu hari istimewa yang disebut Arafah. Hari Arafah merupakan hari pengampunan dosa dan waktu jemaah haji untuk wukuf sehari sebelum Idul Adha yakni 9 Dzulhijjah.
Bagi umat muslim yang tidak melaksanakan haji pada waktu tersebut maka dianjurkan untuk berpuasa. Sebagaimana Aisyah mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak ada suatu hari yang Allah lebih banyak membebaskan seorang hamba dari api neraka, melainkan hari Arafah. Sesungguhnya, Allah mendekat dan berbangga di hadapan para malaikat-Nya seraya berkata, 'Apa yang mereka inginkan?'." (HR Muslim)
Oleh karenanya, Rasulullah SAW menganjurkan umat muslim yang tidak berhaji untuk berpuasa di hari Arafah. Dijelaskan lebih lanjut dalam sebuah hadis dari Abu Qatadah bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Puasa Arafah menghapus dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang." (HR. Muslim). [2]
4. Memperbanyak Dzikir
Di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak dzikir. Anjuran ini disandarkan pada firman Allah SWT dalam surah Al-Hajj ayat 28 berikut:
"...dan agar mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan..." (Al-Hajj:28).
Para ahli tafsir mengartikan ayat tersebut merujuk pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Oleh karenanya, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir di hari-hari tersebut berdasarkan hadis dari Ibnu Umar berikut:
"Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid." (HR. Ahmad).[1]
5. Bertakbir
Salah satu bacaan dzikir yang dianjurkan untuk diperbanyak pada awal bulan Dzulhijjah ini adalah kalimat takbir. Dzikir ini sangat dianjurkan dalam setiap waktu dan keadaan sebagaimana firman Allah SWT berikut:
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَمًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَوَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا (3)
Artinya: "Maka, apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian, apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya, shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. an Nisaa'[4]: 103).
Anjuran untuk memperbanyak takbir di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah juga dijelaskan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya. Berikut penjelasannya:
وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ أَيَّامُ الْعَشْرِ، وَالْأَيَّامُ الْمَعْدُودَاتُ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ. وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ وَأَبُو هُرَيْرَةَ يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِي أَيَّامِ الْعَشْرِ يُكَفِّرَانِ، وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيْرِهِمَا، وَكَبَّرَ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِي خَلْفَ النَّافِلَةِ.
Artinya: "Ibnu Abbas berkata, 'Berdzikirlah kalian kepada Allah di hari-hari yang ditentukan, yaitu sepuluh hari pertama Dzulhijjah dan juga pada hari-hari Tasyriq. Ibnu Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah." [2]
6. Taubat
Pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah umat muslim dianjurkan bertaubat dengan meninggalkan segala maksiat dan dosa sehingga mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah SWT. Jangan sampai perbuatan maksiat yang dilakukan membuat Allah SWT cemburu dan menjauhkan seorang hamba dari Tuhannya.
Seperti yang disabdakan Rasulullah SAW berikut:
"Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah
terhadapnya." (Hadits Muttafaq 'Alaih). [1]
Meskipun pada hakikatnya tidak ada manusia yang terlepas dari dosa dan maksiat. Namun, dosa tersebut bisa dihapuskan dengan bertaubat dan istighfar seperti sabda Nabi SAW berikut:
"Seandainya kamu tidak pernah berbuat dosa, pastilah Allah membinasakan kamu dan akan didatangkan suatu kaum yang melakukan dosa, lalu mereka beristighfar dan Allah pun mengampuni mereka." (HR. Abu Ayyub al-Anshari). [2]
7. Memperbanyak Amal Saleh
Amalan saleh yang bisa dilakukan seperti salat sunah, sedekah, jihad, membaca al-qur'an, dan lain sebagainya. Sebab mengerjakan amalan-amalan pada momen 10 hari pertama bulan Dzulhijjah akan dilipatgandakan pahalanya.
Bahkan amal ibadah yang tidak utama apabila dikerjakan pada hari itu maka akan menjadi utama dan dicintai Allah SWT. Seperti sabda Rasulullah SAW tentang amal saleh berikut:
"Barang siapa salat Subuh berjemaah kemudian duduk berdzikir hingga terbit Matahari, setelah itu ia shalat dua rakaat, maka baginya pahala seperti pahala haji dan umrah." Rawi berkata: Rasulullah berkata, "Sempurna...sempurna...sempurna." (HR. Tirmidzi). [1][2]
8. Salat Idul Adha
Pada tanggal 10 Dzulhijjah umat Islam merayakan Hari Idul Adha. Pada hari ini disunahkan melaksanakan salat pada pagi hari, yakni salat Idul Adha.
Salat Idul Adha dilakukan agar umat muslim menyadari bahwa segala kenikmatan dan kesenangan yang dirasakan merupakan karunia Allah SWT. Dalil mengenai salat Idul Adha ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas sebagai berikut:
"Rasulullah SAW pernah keluar pada Hari Raya Idul Adha atau Idul Fitri, lalu beliau mengerjakan salat Id dua rakaat, namun beliau tidak mengerjakan salat qabliyah maupun ba'diyah." (HR. Bukhari dan Muslim). [2]
9. Berkurban
Selanjutnya, amalan yang dianjurkan adalah berkurban pada 10 Dzulhijjah dan hari tasyrik sesuai ajaran Nabi Ibrahim AS. Berkurban ini termasuk ibadah yang disyariatkan Allah SWT dalam firman-Nya berikut:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَآخَرُ
Artinya: "Maka, dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah." (QS. Al-Kautsar [108]: 02).
Kata berkurban dalam ayat tersebut memiliki makna menyembelih hewan kurban. Amalan ini juga senantiasa dilakukan Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan Abdullah bin Umar berikut:
"Rasulullah Saw. tinggal di Madinah selama sepuluh tahun, dan beliau selalu berkurban." [2]
10. Larangan Memotong Rambut dan Kuku
Seseorang yang hendak berkurban dilarang untuk mencabut atau memotong kuku dan rambutnya. Amalan ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummu Salamah RA bahwa Nabi SAW bersabda:
إذا رأيتم هلال ذي الحجة وأراد أحدكم أن يضّحي فليمسك عن شعره وأظفاره
Artinya: "Jika kamu melihat hilal bulan Dzulhijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya".
Larangan ini dikhususkan bagi yang hendak berkurban saja, tidak termasuk istri anak-anaknya. Namun, mereka diperbolehkan membasahi rambut serta menggosoknya meskipun terdapat beberapa rambut yang rontok.
Keutamaan 10 Hari Awal Bulan Dzulhijjah
Sepuluh hari awal bulan Dzulhijjah memiliki keutamaan yakni amal saleh yang dikerjakan pada saat itu lebih dicintai oleh Allah SWT dibandingkan hari lainnya. Seperti yang diriwayatkan Imam Bukhari bahwa Rasulullah SAW bersabda:
روى البخاري رحمه الله عن ابن عباس رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام - يعني أيام العشر - قالوا : يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ثم لم يرجع من ذلك بشيء
Artinya: "Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun."
Dijelaskan pula dalam periwayatan lainnya bahwa 10 hari pertama bulan Dzulhijjah adalah yang paling agung dan amat dicintai Allah SWT untuk berbuat kebajikan. Seperti sabda Rasulullah berikut:
وروى الإمام أحمد رحمه الله عن ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أيام أعظم ولا احب إلى الله العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد
Artinya: "Imam Ahmad, rahimahullah, meriwayatkan dari Umar Radhiyallahu 'anhuma, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid". [3]
Jadwal 10 Hari Awal Bulan Dzulhijjah 2024
Tanggal 1 Dzulhijjah ditetapkan jatuh pada Sabtu 8 Juni 2024 melalui sidang isbat penentuan awal bulan Dzulhijjah oleh Kemenag RI. Penetapan itu bisa dijadikan acuan untuk menentukan jadwal puasa Dzulhijjah tanggal 1-9.
Berikut ini jadwal puasa Dzulhijjah 2024 yang telah dikonversi ke Masehi:
- Puasa 1 Dzulhijjah: Sabtu, 8 Juni 2024
- Puasa 2 Dzulhijjah: Ahad, 9 Juni 2024
- Puasa 3 Dzulhijjah: Senin, 10 Juni 2024
- Puasa 4 Dzulhijjah: Selasa, 11 Juni 2024
- Puasa 5 Dzulhijjah: Rabu, 12 Juni 2024
- Puasa 6 Dzulhijjah: Kamis, 13 Juni 2024
- Puasa 7 Dzulhijjah: Jumat, 14 Juni 2024
- Puasa 8 Dzulhijjah (Puasa Tarwiyah): Sabtu, 15 Juni 2024
- Puasa 9 Dzulhijjah (Puasa Arafah): Minggu, 16 Juni 2024
- Hari Raya Idul Adha 1445 H: Senin, 17 Juni 2024
Demikianlah ulasan mengenai amalan yang bisa dilakukan pada 10 hari awal bulan Dzulhijjah. Semoga bisa diamalkan ya, detikers!
Referensi:
1. Buku berjudul 'Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah & Tuntunan Qurban' oleh Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin dan
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin
2. Buku berjudul 'Kalender Ibadah Sepanjang Tahun' oleh Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid
3. Laman Almanhaj berjudul 'Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah Dan Amalan yang Disyariatkan'
(alk/alk)