30 Contoh Tindakan Gotong Royong di Rumah, Sekolah, hingga Masyarakat

30 Contoh Tindakan Gotong Royong di Rumah, Sekolah, hingga Masyarakat

Aqilla Fadia Haya - detikSulsel
Minggu, 02 Jun 2024 22:30 WIB
Ilustrasi manfaat gotong royong untuk anak
Foto: Getty Images/iStockphoto/Rawpixel
Makassar -

Gotong royong merupakan salah satu nilai luhur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam praktiknya, gotong royong kerap dilakukan dalam berbagai aktivitas sehari-hari, baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun masyarakat.

Lantas apa saja contoh gotong royong di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat itu?

Mengutip dari laman resmi Universitas Bina Nusantara, gotong royong berasal dari kata gotong artinya bekerja dan royong artinya bersama. Gotong royong berarti bekerja sama, bahu membahu, dan bergandengan tangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara garis besar gotong royong termasuk sila ketiga dalam Pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Sebab gotong royong tidak hanya melibatkan aktivitas fisik, tetapi juga mencerminkan solidaritas, rasa persaudaraan, dan kepedulian terhadap sesama.

Gotong royong tidak hanya dilakukan pada momen penting saja, tetapi juga menjadi bagian dalam kehidupan sehari hari. Nah, untuk lebih jelasnya, berikut 30 contoh perilaku gotong royong di rumah, sekolah, masyarakat, lengkap dengan manfaat dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

ADVERTISEMENT

Yuk, simak!

Contoh Gotong Royong di Rumah

Gotong royong yang dilakukan di rumah adalah salah satu cara terbaik untuk memperkuat kebersamaan antara anggota keluarga. Berikut contoh-contohnya:

  1. Membersihkan rumah bersama
  2. Membantu orang tua mencuci piring, menyeterika baju, mencuci baju
  3. Masak bersama dan makan bersama keluarga
  4. Berkebun bersama anggota keluarga
  5. Bertamasya bersama anggota keluarga dan saling membantu ketika bertamasya
  6. Mendekorasi rumah ketika ada perayaan
  7. Merawat hewan peliharaan bersama-sama
  8. Membantu mencuci mobil atau motor di rumah
  9. Merawat salah satu anggota keluarga yang sedang sakit
  10. Belajar bareng dan saling membantu ketika ada yang tidak mengerti tugas sekolahnya

Contoh Perilaku Gotong Royong di Sekolah

Gotong royong yang melibatkan semua anggota sekolah, tidak hanya memperkuat ikatan antar siswa, guru, dan staf, tetapi juga menanamkan nilai tanggung jawab dan solidaritas. Berikut beberapa contoh konkret gotong royong di lingkungan sekolah:

  1. Piket bersama teman untuk membersihkan kelas
  2. Menjenguk teman yang sakit bersama teman sekelas
  3. Menyelesaikan tugas diskusi kelompok yang diberikan guru
  4. Mengikuti kegiatan pramuka dan membentuk regu yang kompak
  5. Menolong teman yang kecelakaan di sekolah
  6. Menghias dalam rangka lomba sekolah
  7. Mengadakan peringatan hari besar di sekolah dan mengerjakan persiapan serta pelaksanaan bersama teman
  8. Bersama-sama membersihkan halaman sekolah seperti lapangan dan musala sekolah
  9. Mempersiapkan lomba yang akan diadakan di sekolah dengan membentuk kelompok
  10. Bersama-sama membersihkan sampah atau memilah antara organik dan anorganik untuk didaur ulang

Contoh Gotong Royong di Lingkungan Masyarakat

Gotong royong juga kerap dijumpai dalam kehidupan bermasyarakat. Berikut beberapa contoh perilaku gotong royong di masyarakat yang menggambarkan kerja sama yang dapat memperkuat rasa kebersamaan:

  1. Ikut kegiatan kebersihan lingkungan dengan masyarakat sekitar
  2. Menolong tetangga yang sedang kerepotan
  3. Menjenguk bila ada tetangga yang sakit
  4. Ikut kegiatan yang diselenggarakan di lingkungan misal ada peringatan 17 Agustus atau peringatan hari besar agama di lingkungan
  5. Kerja bakti membangun masjid dan pos ronda
  6. Kerja bakti pada saat panen raya
  7. Bergotong royong menyiapkan kegiatan Maulid Nabi atau kegiatan peringatan ibadah lainnya
  8. Membantu penggalian kubur dan pengantaran jenazah ke pemakaman
  9. Membantu menyukseskan pelaksanaan pemilu di lingkungannya
  10. Bersama menjaga keamanan tempat tinggal dengan siskamling

Tradisi Gotong Royong di Indonesia

Setiap daerah di Indonesia memiliki caranya masing-masing dalam melakukan gotong royong. Tak jarang nilai-nilai gotong royong terkandung dalam berbagai kegiatan adat dan tradisi khas setiap daerah.

Tradisi ini tentu patut dilestarikan sebagai kekayaan budaya Bangsa Indonesia.

Berikut 5 contoh gotong royong yang dilakukan oleh sejumlah suku di Indonesia yang dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI:

Tradisi Rambu Solo' di Toraja

Rambu Solo' merupakan tradisi upacara pemakaman masyarakat Toraja, Sulawesi Selatan. Tradisi ini umumnya diadakan secara meriah oleh masyarakat setempat.

Dalam praktiknya, terdapat pertunjukan musik daerah dan tarian yang mengiringi upacara pemakaman ini, yaitu Pa'Badong, Pa'Dondi, Pa'Randing, Pa'Katia, Pa'Papanggan, Pa'Saillo, dan Pa'Silaga Tedong.

Oleh karena itu, tradisi ini mencerminkan kehidupan masyarakat Toraja yang saling tolong menolong, gotong royong dan bersifat kekeluargaan. Sebab dalam praktiknya, tradisi ini melibatkan banyak orang selama prosesi penghormatan terakhir untuk orang yang sudah meninggal.

Masyarakat Toraja menganggap kesempurnaan upacara ini menjadi penentu posisi arwah orang yang meninggal. Adapun posisi yang dimaksud adalah arwah gentayangan (Bombo), arwah setingkat dewa (To Mebali Puang), atau menjadi arwah pelindung (Daeta).

Masyarakat Toraja meyakini bahwa tanpa adanya tradisi ini keluarga yang ditinggalkan akan mendapat kemalangan.

Tradisi Marakka' Bola di Sulawesi Selatan

Tradisi gotong royong selanjutnya adalah Marakka' Bola dari masyarakat suku Bugis di Sulawesi Selatan. Tradisi ini merupakan kegiatan gotong royong memindahkan sebuah rumah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan cara diangkat secara beramai-ramai.

Marrakka' Bola juga dikenal dengan sebutan Mappalette yang berarti mengajak warga sekitar untuk sukarela bersama-sama membantu warga lain yang akan pindah rumah. Tradisi ini biasanya melibatkan puluhan hingga ratusan orang untuk membantu proses pindah rumah.

Setelah proses pemindahan rumah selesai, akan dilanjutkan dengan acara syukuran atau yang dikenal dengan Baca Barazanji.

Tradisi ini sangat mencerminkan nilai-nilai gotong royong yang sebenarnya. Di mana warga dengan suka rela saling bahu membahu membantu tetangga untuk berpindah rumah. Hal ini tentu menjadi nilai-nilai positif sebagai pembentukan karakter bangsa.

Tradisi Marsialapari di Mandailing

Marsialapari merupakan tradisi tolong menolong masyarakat Mandailing, Sumatra Utara. Tradisi ini biasanya dilaksanakan saat Marsuanem dan manyabii yaitu memasuki masa menanam dan memanen padi.

Marsialapari berasal dari dua suku kata yaitu alap (panggil) dan ari (hari), kemudian ditambah kata awalan mar yang berarti saling, sementara si adalah kata sambung yang kemudian menjadi kata marsialapari, yang dapat diartikan sebagai saling menjemput hari.

Dalam praktiknya, tradisi ini dilakukan oleh siapa saja secara sukarela, dari saudara, teman hingga tetangga. Hal ini berdasarkan kesadaran sosial masing-masing, tidak memandang gender maupun usia.

Tradisi Marsialapari ini menunjukkan nilai persatuan (domu) yang hidup dalam khazanah budaya masyarakat Mandailing.

Tradisi Sinoman di Jawa

Selanjutnya ada tradisi Sinoman yang melekat pada kehidupan masyarakat Jawa. Tradisi ini biasanya identik dengan acara pernikahan hingga penyelenggaraan acara dalam tradisi masyarakat Jawa.

Tradisi Sinoman biasanya terdiri dari ibu-ibu yang membantu di dapur dan pemuda desa yang membantu hal lain seperti mendirikan tenda dan menata kursi atau meja untuk para tamu.

Saat para tamu datang, para Sinoman ini akan bertindak sebagai pramusaji yang akan melayani tamu.

Tradisi Nganggung di Kabupaten Bangka

Tradisi gotong royong terakhir adalah Nganggung oleh masyarakat di Kabupaten Bangka, di Provinsi Bangka Belitung. Aktivitas yang dilakukan pada tradisi ini adalah membawa dulang yang berisi berbagai jenis makanan ke masjid atau langgar.

Tradisi ini dilakukan dalam rangka menyambut kedatangan hari besar keagamaan. Selain itu, tradisi ini juga dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan terhadap orang yang telah meninggal dunia, serta untuk menyambut kedatangan tamu penting atau tamu besar yang berkunjung ke daerah tersebut.

Tradisi Nganggung ini menunjukkan nilai-nilai gotong royong yang selalu dikedepankan oleh masyarakat Bangka. Kebersamaan ini bahkan tidak membedakan antara etnis maupun golongan.

Manfaat Gotong Royong

Gotong royong muncul karena adanya sikap sosial dari masing-masing individu untuk meringankan beban orang lain. Dilansir dari Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Bimbingan dan Konseling SMP Satu Atap Negeri 1 Sumberkoso, manfaat yang akan diperoleh bila memiliki semangat gotong royong antara lain:

  1. Menjaga kedamaian dan kenyamanan lingkungan tempat tinggal
  2. Menjaga rasa solidaritas atau kepedulian antar sesama
  3. menghemat tenaga, pengeluaran dan agar pekerjaan cepat selesai
  4. Mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan sesama warga
  5. Membangun persatuan dan kesatuan antar warga
  6. Mempererat toleransi
  7. Menumbuhkan rasa kebersamaan dengan orang-orang sekitar, disertai kesadaran bahwa kita saling membutuhkan
  8. Menumbuhkan rasa persatuan, yang ditunjukkan dengan perilaku menjaga kerukunan, menghargai perbedaan, dan kesadaran bahwa kita satu nusa satu bangsa
  9. Memiliki semangat rela berkorban, yang dapat dilakukan dengan meluangkan waktu, tenaga dan harta untuk membantu orang lain terutama yang tertimpa musibah
  10. Menghidupkan budaya tolong menolong dengan orang sekitar, misalnya membantu teman yang ada masalah, memberikan sesuatu yang dibutuhkan teman dan kita memang ada, meringankan kerepotan teman dan lain-lain
  11. Menyadari sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Sehingga selalu memosisikan orang lain itu penting, perlu dihormati dan diajak bekerja sama.

Nilai-nilai dalam Gotong Royong

Di balik aktivitas melelahkan gotong royong, terdapat nilai-nilai positif yang dapat dipelajari. Berikut penjelasan nilai-nilai dalam gotong royong yang dilansir dari laman resmi SMK PGRI Tanjung Raja, Ogan Ilir, Sumatera Selatan:

Kebersamaan

Gotong royong mencerminkan kebersamaan yang tumbuh dalam lingkungan masyarakat. Dengan gotong royong, masyarakat mau bekerja secara bersama-sama untuk membantu orang lain atau untuk membangun fasilitas yang bisa dimanfaatkan bersama.

Persatuan

Kebersamaan yang terjalin dalam gotong royong sekaligus melahirkan persatuan antar anggota masyarakat. Dengan persatuan yang ada, masyarakat menjadi lebih kuat dan mampu menghadapi permasalahan yang muncul.

Rela Berkorban

Gotong royong mengajari setiap orang untuk rela berkorban. Pengorbanan tersebut dapat berbentuk apa pun, mulai dari berkorban waktu, tenaga, pikiran, hingga uang. Semua pengorbanan tersebut dilakukan demi kepentingan bersama. Masyarakat rela mengesampingkan kebutuhan pribadinya untuk memenuhi kebutuhan bersama.

Tolong Menolong

Gotong royong membuat masyarakat saling bahu-membahu untuk menolong satu sama lain. Sekecil apa pun kontribusi seseorang dalam gotong royong, selalu dapat memberikan pertolongan dan manfaat untuk orang lain.

Sosial

Di era modern, kehidupan masyarakat cenderung individualis. Gotong royong dapat membuat manusia kembali sadar jika dirinya adalah makhluk sosial. Gotong royong membuat masyarakat saling mengenal satu sama lain sehingga proses sosialisasi dapat terus terjaga keberlangsungannya.

Faktor-Faktor Pendorong Gotong Royong

Melansir dari makalah Pancasila oleh Universitas Katolik Widya Mandala, adapun faktor-faktor pendorong gotong royong adalah sebagai berikut:

  1. Manusia sebagai makhluk sosial
  2. Keikhlasan berpartisipasi dan kebersamaan/persatuan
  3. Adanya kesadaran saling membantu dan mengutamakan kepentingan bersama/umum
  4. Peningkatan/pemenuhan kesejahteraan
  5. Usaha penyesuaian dan integrasi/penyatuan kepentingan sendiri dengan kepentingan bersama

Faktor-Faktor Penghambat Gotong Royong

Selain faktor pendorong, dalam melakukan gotong royong juga terdapat faktor penghambat yang menyebabkan seseorang tidak ikut berpartisipasi. Masih dari sumber sebelumnya, berikut faktor penghambat gotong royong:

  1. Ketidaksadaran manusia sebagai makhluk sosial
  2. Adanya perbedaan pendapat
  3. Mementingkan urusan pribadi daripada kepentingan umum
  4. Ketidakmampuan dan ketidakpercayaan diri
  5. Kurangnya sosialisasi

Itulah tadi sejumlah contoh perilaku gotong royong dalam kehidupan sehari-hari dan penjelasan lengkap lainnya. Semoga bermanfaat ya, detikers!




(edr/edr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads