Amarah Bupati Halmahera Utara Kejar Parang Mahasiswa yang Geruduk Rumahnya

Amarah Bupati Halmahera Utara Kejar Parang Mahasiswa yang Geruduk Rumahnya

Nurkholis Lamaau - detikSulsel
Minggu, 02 Jun 2024 07:30 WIB
Tangkapan layar video Bupati Halmahera Utara Franz Manery mengejar massa demo pakai parang.
Foto: Tangkapan layar video Bupati Halmahera Utara Franz Manery mengejar massa demo pakai parang. (dok. istimewa)
Halmahera Utara -

Bupati Halmahera Utara, Maluku Utara, Frans Manery nekat mengejar mahasiswa yang sedang demo dengan menggunakan parang. Amarah Frans itu terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial (medos).

Peristiwa itu terjadi di depan Hotel Greenland di Desa Gura, Kecamatan Tobelo, Halmahera Utara pada Jumat (31/5) sekitar pukul 17.30 WIT. Massa aksi sampai dibuat kocar-kacir saat dikejar Frans menggunakan parang.

Dalam video beredar, massa aksi diketahui dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Tobelo. Frans yang mengenakan kemeja putih lengan panjang dan celana panjang hitam, terlihat mendatangi mahasiswa dengan menggenggam sebilah parang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Frans lalu mengayunkan parang tersebut ke kaca mobil pikap yang digunakan massa aksi. Sementara massa aksi langsung lari berhamburan menjauhi bupati.

"Tidak boleh begitu pak bupati, lihat itu ngoni (kalian) pe (punya) bupati, video-video," teriak massa aksi dalam rekaman video tersebut.

ADVERTISEMENT

"Bukan cuma tong (kami) pe (punya) bupati, samua pe (punya) bupati," timpal seorang ibu-ibu yang menyaksikan kejadian tersebut.

Ketua GMKI Cabang Tobelo Rivaldo Djini mengatakan kejadian bermula saat massa menggelar aksi demonstrasi pada perayaan HUT ke-21 Kabupaten Halmahera Utara di Kantor DPRD Halut sekitar pukul 11.00 WIT. Selanjutnya mereka bergeser ke sekitar rumah Frans untuk menyuarakan aspirasinya.

"Beliau datang keluar dari mobil langsung mengambil parang, serentak massa aksi kaget. Kami sebenarnya menunggu kalau pun Pak Bupati melayani kami dengan berdebat atau menyampaikan aspirasi, kami akan terima. Tapi kami melihat tiba-tiba Pak Bupati menarik parang dan menuju ke massa aksi, dengan spontan kami lari," ujar Rivaldo Djini kepada kepada detikcom, Sabtu (1/6/2024).

Rivaldi menuturkan massa lari karena menganggap tindakan Franz Manery dapat membahayakan. Dia mengaku sempat menenangkan massa agar tidak memancing keributan.

"Karena kami juga berpikir ini barang tajam dan bisa membahayakan kami. Kami lari menghindari Pak Bupati, dan saya sempat menenangkan teman-teman agar jangan melakukan hal-hal yang bisa memancing emosi bupati," tambahnya.

Lebih lanjut Rivaldo menuturkan saat itu massa aksi berlari menjauh dari lokasi aksi. Sementara Franz yang tidak menemukan massa aksi berbalik ke mobil pikap yang disewa massa, lalu merusak mobil dan sound system di atas mobil tersebut.

"Karena Pak Bupati tidak menemukan kami, Pak Bupati menghampiri mobil dan melakukan tindakan dengan cara memotong kaca mobil sehingga kaca itu retak dan mengenai tangan kader perempuan kami dan itu berdarah. Kemudian Pak Bupati ke belakang memotong sound sistem, dia kasih lubang sound system dan rusak," imbuh Rivaldo.

Penjelasan Frans di halaman selanjutnya.

Frans Kesal Rumah Digeruduk

Franz langsung memberikan klarifikasi terkait videonya yang viral mengejar massa menggunakan parang. Franz membenarkan dirinya mengejar massa aksi menggunakan parang. Namun tindakannya itu disebut bukan sebagai bupati.

Dia menuturkan, kejadian bermula saat massa menggelar aksi demonstrasi pada perayaan HUT ke-21 Halmahera Utara di Kantor DPRD Halut. Massa kemudian melanjutkan aksinya di kantor Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Halmahera Utara hingga mengobok-obok fasilitas kantor.

"Maksud mereka sudah disampaikan dan sudah ditanggapi oleh ketua DPRD. Kemudian mereka melanjutkan aksi lagi di kantor keuangan daerah dan di kantor itu mereka masuk dan mengobok-obok fasilitas kantor dengan membuang meja, bunga, dan alat-alat ke luar kantor. Saat para staf yang beragama muslim sedang melakukan salat," ujarnya.

Selanjutnya, kata Frans, massa berpindah melakukan demonstrasi di depan Hotel Marahai, Desa Wosia, Kecamatan Tobelo. Saat itu, massa aksi sempat ditegur oleh pihak keamanan karena bertepatan dengan waktu salat Jumat.

"Saya kira sudah tidak terjadi aksi lagi. Saat itu saya sedang ikut pleno Pemilu 2024 yang digelar KPU di Hotel Greenland Tobelo. Nanti sekitar pukul 15.30 WIT, anak saya telepon dari rumah mengatakan, 'papa mahasiswa yang melakukan aksi sementara menuju ke rumah'," ujar Frans.

"Kebetulan di rumah itu ada acara makan. Ibu (istri) menjamu tamu yang kami undang untuk menghibur dalam acara HUT Kabupaten Halmahera Utara malam nanti. Setelah mendapat informasi itu, saya langsung keluar dari tempat pleno KPU dan kembali ke rumah," tuturnya.

Sekitar 70 meter sebelum tiba di rumahnya, Frans menyebut massa aksi sudah memarkir mobil pikap dan menggelar orasi sekaligus mengusir para tamu yang diundang. Dia merasa massa seakan menolak acara konser HUT ke-21 Kabupaten Halut malam nanti.

"Seakan-akan (tamu) tidak boleh melakukan pertunjukan pada malam nanti. Mereka katakan kondisi keuangan seperti ini kenapa harus datangkan artis dan buang-buang uang. Terus saya bilang, ini kan hiburan dalam kaitan HUT. Tetap mereka mau melakukan orasi, sementara saya harus lindungi tamu kami," ujarnya.

Di sisi lain, Frans mengaku tindakannya mengusir massa aksi bukan dengan kapasitas sebagai bupati. Karena aksi demonstrasi dilakukan di kompleks rumahnya tanpa ada pengawalan dari aparat kepolisian.

"Tindakan yang saya ambil sebenarnya bukan sebagai bupati, karena ini di kompleks perumahan saya dan tidak ada aparat kepolisian, sebab tidak ada yang menduga massa aksi akan ke situ. Saya membujuk mereka sekitar tiga atau empat kali untuk bubar," katanya.

Karena tak bubar, Frans langsung mengambil parang yang ada dalam mobil untuk membubarkan massa aksi. Rencananya, parang tersebut akan digunakan acara HUT.

"Parang itu saya ambil dari dalam mobil untuk bubarkan mereka. Rencananya, parang itu akan saya gunakan untuk tarian cakalele di acara HUT," tutur Frans.



Simak Video "Viral! Aksi Bupati Halmahera Utara Bubarkan Demo Mahasiswa Pakai Parang"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads