Sebanyak 9 kandidat bersaing memperebutkan rekomendasi Demokrat untuk maju sebagai calon kepala daerah (cakada) di Pilkada Selayar 2024. Tiga di antaranya adalah Wakil Bupati (Wabup) Selayar Saiful Arif, Ketua NasDem Selayar Ady Ansar, dan adik Bupati Selayar Basli Ali, Natsir Ali.
"Ada 9 orang. Ini semua kader terbaiknya Selayar," ujar Ketua Desk Pilkada DPC Demokrat Selayar Sukri kepada detikSulsel, Kamis (23/5/2024).
Adapun enam nama lainnya, yakni purnawirawan TNI Nur Salam Mallarangan, akademi Usman Arsyad, pengusaha Abdul Rahman Masriat, akademisi Andi Mulyadi Radjab, anggota DPRD Selayar dari PAN Ali Yathas dan Ketua Demokrat Selayar Andi Mahmud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sukri menyebut, sembilan nama tersebut telah melakukan pendaftaran penjaringan cakada yang dibuka Demokrat Selayar. Nama-nama tersebut akan diajukan ke DPD Demokrat Sulsel pada Jumat (24/5).
"Mau diantar (nama-nama yang ikut penjaringan) ke DPD Demokrat Sulsel," kata Sukri.
Sembilan kandidat tersebut selanjutnya akan diundang untuk mengikuti fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan di Kota Makassar yang dilaksanakan DPD Demokrat Sulsel. Fit and proper test rencananya akan digelar pada Minggu (26/5).
"Di fit and proper test itu kemudian akan ada penilaian menurut kriteria DPD. Selanjutnya ke DPP. DPP-lah yang kemudian menentukan siapa yang akan diusung Demokrat. Kami sudah kasih info ke mereka bahwa siap-siap hari Minggu itu fit and proper test," bebernya.
Legislator DPRD Selayar itu melanjutkan, DPD Demokrat Sulsel juga akan menurunkan tim survei untuk mengukur kekuatan masing-masing kandidat.
"Untuk survei di DPD, (sedangkan) DPC itu hanya pada proses pendaftaran. DPD akan melakukan survei calon mana yang memiliki elektabilitas yang tinggi," ucap Sukri.
Untuk diketahui, Demokrat Selayar hanya memiliki 1 kursi di legislatif hasil Pileg 2024. Kondisi itu membuat Demorat Selayar mesti berkoalisi demi mencukupkan syarat 5 kursi untuk bisa mengusung calon pada pilkada nanti.
Sukri menyebut Demokrat Selayar yang bermodal 1 kursi tetap punya bargaining dalam kontestasi pilkada kali ini. Hal itupun, kata dia, telah terlihat dengan banyaknya kandidat yang ikut penjaringan.
"Politik itu dinamis. Persyaratan 5 kursi, kalau tidak ada 1, kan, tidak bisa. Semua ini berkompetisi kandidat untuk mendapatkan partai. Jadi, nilai 1 dengan yang sekian itu sama. Harus mereka usahakan dan diperjuangkan supaya didapat," tuturnya.
"Jangan sampai, mereka mendapatkan yang 3 atau yang 4, tetapi susah mencukupkan 5. Berarti, kan, tidak bisa mendaftar. Bargaining Demokrat tetap kuat karena partai entah dia 1 kursi atau berapa pun kursi, tetap memiliki mesin partai ke bawah," imbuhnya.
(sar/asm)