Satpol PP, Damkar, dan Penyelamatan Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mencatat sebanyak 27 kasus kebakaran terjadi dalam kurun waktu 5 bulan berjalan tahun 2024 ini. Damkar mengatensi faktor arus pendek atau korsleting listrik yang menjadi salah satu penyebab terjadinya kebakaran.
"Dari 9 kejadian kebakaran gedung/rumah/kios, ada 5 kejadian yang bersumber dari listrik. Dengan rincian 2 diduga dari instalasi dan 3 dari alat elektronik yang tersambung dengan listrik," ujar Kepala Bidang Damkar Satpol PP, Damkar, dan Penyelamatan Selayar Abdul Rahman kepada detikSulsel, Selasa (21/5/2024).
Berdasarkan data Damkar Selayar, dari total 27 kasus kebakaran, 11 di antaranya merupakan kebakaran lahan. Sementara, objek kebakaran lainnya, yakni 9 gedung/rumah/kios, 2 oven kopra, hingga 1 unit motor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rahman mengatakan khusus kebakaran yang objeknya gedung/rumah/kios, berdasarkan investasi di lapangan, penyebabnya ada dua faktor, yakni korsleting listrik dan kelalaian.
"Januari lalu ada kebakaran di Jalan KH Hayyung. Itu kompor. Kelalaian korban membiarkan anak di bawah umur bermain di area dapur. Itu sudah kita investigasi, sumber apinya dari dapur," katanya.
Selain itu, kebakaran yang diakibatkan korsleting listrik, seperti gedung Dinas Dikpora dan gudang Dinas Pertanian pada Februari lalu. Ada pula karena kelalaian penggunaan perangkat elektronik, seperti di kantor DPC PPP dan kantor BRI pada Maret lalu.
Rahman menyebut, kebakaran karena korsleting listrik mesti dibedakan. Menurutnya, ada dua faktor yang memicu korsleting, yakni instalasi bermasalah atau kelalaian pengguna.
"Kebakaran di Dinas Dikpora, di trafonya, memang sumber api di situ. Di gudang Dinas Pertanian, itu instalasi. Terus di PPP itu, kan, kipas angin yang menyala terus hingga melepuh. Di BRI adalah charger HP. Itu yang kami dapati. Jadi, ada juga kesalahan pengguna, bukan semata-mata instalasi," bebernya.
Kasus kebakaran teranyar terjadi di Dusun Patori, Desa Pamatata, Kecamatan Bontomatene, Sabtu (18/5/2024), yang menghanguskan rumah warga bernama Ramadi (65). Dugaan awal, penyebab kebakaran karena korsleting pada instalasi listrik yang terhubung ke kulkas di area dapur.
"Kalau di Patori ini kulkas. Kita belum dalami, apakah memang kulkasnya ataukah sambungan listrik. Yang jelas api pertama itu muncul di kulkas," ucapnya.
Melihat serangkaian kebakaran yang terjadi sepanjang 2024 ini, Rahman mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk senantiasa berhati-hati. Dia juga memberikan rekomendasi kepada PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Selayar untuk mengedukasi masyarakat terkait instalasi listrik yang baik dan benar.
"Kami mengimbau kepada masyarakat, ketika mau tidur atau meninggalkan rumah, misalnya, semua sambungan listrik itu dicabut. Kalau ada yang perlu diganti untuk segera diganti. Kemudian kompor, untuk memperhatikan regulatornya," terangnya.
"Kami memahami bahwa instalasi di dalam rumah itu bukan kewenangan PLN. Namun, kami berharap bisa bersama-sama secara terpadu memberikan edukasi terkait penggunaan jenis kabel, sambungan listrik yang direkomendasikan, termasuk penggunaan alat-alat elektronik. Artinya, bagaimana masyarakat mengetahui mana yang aman dan mana membahayakan," tuturnya.
(ata/sar)