Warga Geruduk Kantor Bupati Pinrang Protes Limbah Pabrik Penggilingan Padi

Warga Geruduk Kantor Bupati Pinrang Protes Limbah Pabrik Penggilingan Padi

Muhclis Abduh - detikSulsel
Selasa, 14 Mei 2024 14:43 WIB
Warga mendatangi Kantor Bupati Pinrang protes limbah penggilingan padi.
Foto: Warga mendatangi Kantor Bupati Pinrang protes limbah penggilingan padi. (Muhclis Abduh/detikSulsel)
Pinrang -

Sejumlah warga dari Desa Samaenre menggeruduk kantor Bupati Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel). Mereka memprotes limbah pabrik penggilingan padi yang membuat gatal dan bau.

"Kami melakukan aksi demo hari ini terkait dampak limbah pabrik penggilingan padi yang limbahnya membuat gatal dan ada bau dari alat pengering padi yang berbau sekali," kata korlap aksi, Ilham kepada detikSulsel, Selasa (14/5/2024).

Aksi berlangsung di depan Kantor Bupati Pinrang, Selasa (14/5) sekitar pukul 10.35 Wita. Tidak berselang lama melakukan aksi, warga diajak menuju ke ruangan untuk diterima Sekda Pinrang Andi Tjalo dan dinas terkait.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tadi kami rapat bersama Pak Sekda dan jajarannya. Tapi tidak ada solusi. Kami diminta bersabar. Tunggu uji sampel yang dilakukan pihak Dinas Lingkungan Hidup," bebernya.

Ilham mengeluhkan cara kerja DLH yang selama ini sudah sering menyampaikan akan turun mengambil sampel terkait limbah pabrik. Tapi menurutnya, sampai saat ini belum ada hasil sama sekali.

ADVERTISEMENT

"Kami sudah lama melalui DLH urus ini tapi tidak ada penyelesaian. Makanya kami turun demo langsung mau menemui Pak Bupati sebenarnya, tetapi tadi diwakili Pak Sekda," imbuhnya.

Ilham menilai DLH dan Pemkab Pinrang tidak serius menyelesaikan keluhan warga. Sebab selama ini hanya selalu diminta bersabar dan akan diberikan solusi.

"Kami sudah 10 tahun menderita. Kami sudah melalui desa, kecamatan dan DLH tetapi apa hasilnya? Tidak ada. Kami seakan-akan dipermainkan. Makanya kami berharap ada tindakan tegas Pemkab membantu menyelesaikan tapi sama saja tidak ada solusi," bebernya.

Sementara itu, Sekda Pinrang Andi Tjalo menyampaikan pihaknya telah menerima laporan terkait limbah pabrik yang mengganggu masyarakat dari Camat Mattiro Sompe tersebut. Kata dia, perlu ada kajian terkait dampak limbah dan pihaknya sementara menunggu.

"Pemkab masih harus menunggu hasil kajian dampak limbah. Kami sudah meminta kepada DLH untuk mengawal hasil uji lab yang kemudian akan dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan sehingga Pemkab Pinrang akan terus mengawal perihal hasil uji lab dari limbah pabrik tersebut," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, 20 Kepala Keluarga (KK) Desa Samaenre mengeluhkan dampak operasional pabrik penggilingan padi yang dekat dengan permukiman warga. Debu dari limbah pabrik beterbangan masuk ke dalam rumah dan suara bising dari alat pengering pabrik yang beroperasi hingga malam hari.

"Kami tersiksa sekali dengan operasional pabrik penggilingan padi yang telah beroperasi bertahun-tahun di sini. Limbah pabrik dari debu masuk ke dalam rumah dan itu kena kulit jadi gatal," kata warga inisial MH kepada detikSulsel, Rabu (1/5).

Belakangan, DLH Pinrang mengaku sedang mengupayakan mediasi antara kedua pihak. Pemilik pabrik diminta tetap harus menjalankan kewajibannya, termasuk jika ada keluhan warga sekitar.

"Jadi begini, kami di DLH coba mediasi dulu tetapi untuk perusahaan terlapor juga tidak bisa mengabaikan kewajibannya. Kita mau pertemukan apa yang menjadi kendalanya dan apa solusinya," kata Kepala Seksi Penanganan Pengaduan dan Sengketa Lingkungan Hidup DLH Pinrang La Ode Karman kepada detikSulsel, Kamis (2/5).




(ata/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads