"Ada laporannya sudah masuk. Saya sudah tindaklanjuti dengan mendatangi pabrik dan juga warga sebagai pengadu," kata Kepala Seksi Penanganan Pengaduan dan Sengketa Lingkungan Hidup DLH Pinrang La Ode Karman kepada detikSulsel, Kamis (2/5/2024).
Karman menyampaikan pihaknya sedang mengupayakan mediasi antara warga yang mengadu dan pemilik pabrik. Dia menegaskan pemilik pabrik tetap harus menjalankan kewajibannya, termasuk jika ada keluhan warga sekitar.
"Jadi begini, kami di DLH coba mediasi dulu tetapi untuk perusahaan terlapor juga tidak bisa mengabaikan kewajibannya. Kita mau pertemukan apa yang menjadi kendalanya dan apa solusinya," terangnya.
Hanya saja kata Karman, warga sebagai pengadu tidak datang ke kantor DLH saat proses mediasi tersebut. Dan kemudian tiba-tiba muncul ke media mengeluhkan kondisinya.
"Jadi saya sudah kunjungi pabrik dan kunjungi pengadu-nya. Waktu 2 atau 3 minggu yang lalu saya panggil pengadu untuk ambil saya ambil datanya tapi mereka tidak datang," imbuhnya.
Karman mengaku telah berkunjung ke pabrik penggilingan padi dan kata dia memang ada suara bising dan debu yang beterbangan. Hanya saja kata dia perlu pembuktian lebih lanjut apakah kebisingan dan debu tersebut sudah sesuai baku mutu.
"Kalau bunyi pasti ada, partikular debu beterbangan juga ada. Tapi kan masalahnya melampaui baku mutu atau tidak. Itu harus uji laboratorium. Artinya keluhan masyarakat itu perlu dibuktikan," kata dia.
Dia pun berjanji akan kembali melakukan upaya mediasi dengan menemui warga sebagai pelapor. Ia berharap kedua pihak bisa dipertemukan dan didapat solusinya.
"Tetap saya akan ke sana lagi. Tapi maksud saya datang ke sini apa mau warga dan maunya pabrik. Jadi pabrik bisa jalan dan keinginan warga bisa terpenuhi," tegasnya.
Sebelumnya, sebanyak 20 Kepala Keluarga (KK) di Pinrang mengeluhkan dampak operasional pabrik penggilingan padi yang dekat dengan permukiman warga. Debu dari limbah pabrik beterbangan masuk ke dalam rumah dan suara bising dari alat pengering pabrik yang beroperasi hingga malam hari.
"Kami tersiksa sekali dengan operasional pabrik penggilingan padi yang telah beroperasi bertahun-tahun di sini. Limbah pabrik dari debu masuk ke dalam rumah dan itu kena kulit jadi gatal," kata warga inisial MH kepada detikSulsel, Rabu (1/5).
(ata/sar)