Pakar Beberkan Potensi Kekuatan Paslon di Pilgub Sulsel dari Sisi Geopolitik

Pakar Beberkan Potensi Kekuatan Paslon di Pilgub Sulsel dari Sisi Geopolitik

Sahrul Alim - detikSulsel
Selasa, 14 Mei 2024 15:10 WIB
Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Ali Armunanto,
Pakar politik Unhas Ali Armunanto. Foto: Dok. Istimewa
Makassar -

Pakar politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Ali Armunanto menilai para kandidat calon gubernur (cagub) Sulawesi Selatan (Sulsel) bakal mempertimbangkan faktor geopolitik dalam memilih pasangan. Faktor geopolitik disebut untuk memperluas jangkauan elektoral pasangan calon (paslon).

Menurut Ali, simulasi pasangan calon di Pilgub Sulsel kali ini akan rumit dari bursa yang tersedia. Sebab, penentuan paket pasangan jangan sampai menimbulkan efek negatif terhadap opini publik.

Seperti Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto, kata Ali, punya basis atau jaringan politik di Kota Makassar. Maka menurutnya, Danny juga harus mempertimbangkan faktor geopolitik untuk memperluas jangkauan politiknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Taruhlah dipasangkan dengan Indah (Bupati Luwu Utara) itu pasti untuk memperluas jangkauan politik Danny. Dia bisa meng-cover Luwu Raya, Toraja, Makassar, dan sekitarnya. Itu bisa meningkatkan peluang dengan berhitung geopolitik. Tapi itu hanya satu faktor, tentu ada faktor lain yang akan menjadi pertimbangan," jelasnya.

Sementara Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan disebut punya basis politik di Gowa, Makassar hingga Takalar dan sekitarnya. Untuk memperkuat geopolitiknya, maka Adnan lebih cocok berpasangan dengan wilayah Bosowasi, Ajatappareng atau Luwu Raya.

ADVERTISEMENT

"Adnan kalau mau dipasangkan dia harus dipasangkan dengan wilayah bugis, ajatappareng dan sekitarnya. Supaya jangkauan geopolitik lebih luas. Itu kalau berhitung geopolitik," katanya.

Namun sejauh ini, kata Ali, Adnan belum menunjukkan pergerakan untuk maju di Pilgub Sulsel. Sehingga bisa dipersepsikan bakal dilirik oleh kandidat cagub sebagai bakal calon wakil gubernur.

"Dari segi geopolitik iya, Andi Sudirman cocok sama Adnan, itu akan memperluas jangkauan politiknya," katanya.

"Danny sendiri lebih cocoknya berpasangan dari wilayah Luwu Raya hingga Ajatappareng, seperti bu Indah dan Fatma. Kalau Danny sama Adnan yang sama-sama punya basis di Makassar dan sekitarnya itu berputar-putar di situ saja," tambahnya.

Selain dari sisi geopolitik, kata Ali, para cagub itu tentunya punya banyak pertimbangan lain dalam memilih calon wakil gubernur. Seperti faktor akses politik, pendanaan, dan basis tim pemenangan.

"Geopolitik figur itu hanya salah satu faktor saja, ada banyak faktor yang bisa berkontribusi untuk pemenangan, ada faktor akses politik, pendanaan politik, pergerakan tim hingga ke akar rumput, itu yang juga menjadi hal penting," jelasnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Misalnya, lanjut Ali, Andi Sudirman Sulaiman (ASS) butuh figur yang punya jaringan atau punya modal sosial yang besar. Dia menilai jaringan ASS lebih dominan ke jaringan elite. Makanya ASS butuh figur yang lebih merakyat sebagai wakilnya.

"Harus punya popularitas yang kuat, punya relasi ke bawah yang kuat, jaringan sosial kuat. Figur seperti ini akan menunjang dia," katanya.

Terpenting, kata dia, paket paslon harus menimbulkan citra positif terhadap opini masyarakat. Bukan justru menimbulkan peluang untuk menjadi kelemahan untuk citra politik sang cagub.

Sementara mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin (IAS), kata Ali, membutuhkan orang yang punya akses politik kuat. Pasalnya, salah satu permasalahan IAS adalah dukungan partai pengusung.

"Walaupun sudah jadi bagian di Golkar tapi ada juga calon gubernur lain jadi dia butuh akses ke partai politik yang bisa mengantarkan maju," bebernya.

Halaman 2 dari 2
(asm/ata)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads