Sebanyak 30 siswi SMA Terpadu (SMAT) Wira Bhakti Gorontalo di Kabupaten Bone Bolango, kabur dari asrama sekolah diduga karena di-bully hingga tidak tahan dihukum oleh seniornya. Uang jajan para siswi tersebut bahkan kerap dipalak senior.
"Untuk taruni (siswi) ini 30 orang seangkatan 30 orang kabur dari asrama sekolah. Siswi SMAT Wira Bhakti Gorontalo kelas 10," ujar orang tua salah satu siswi yang kabur bernama Shera (41) kepada wartawan, Jumat (10/5/2024).
Para siswi tersebut meninggalkan asrama sekolah di Jalan Nani Wartabone, Desa Bubeya, Kecamatan Suwawa, Bone Bolango pada Jumat (10/5). Para siswi keluar dari asrama sekolah dengan memanjat pagar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau saya cuman dapat informasi katanya satu angkatan itu termasuk anak saya juga kabur dari sekolah panjat pagar, kabur pada hari Jumat jam 02.00 Wita," bebernya.
Shera mengatakan anaknya dan temannya yang lain di-bully hingga dihukum berjam-jam oleh seniornya. Perlakuan seniornya tersebut diduga menjadi pemicu anaknya dan siswi lainnya memilih kabur.
"Di-bully dengan kata-kata (tidak bagus) disuruh duduk sinden berjam-jam, mukenanya diikat-ikat, disuruh senior-seniornya untuk setrika baju (seniornya), uang jajan mereka sering dipakai oleh seniornya," jelasnya.
"Kalau ada yang salah satu orang semuanya kena hukuman, diberi waktu turun dari tangga sampai mereka buru-buru jatuh (dari tangga)," sambungnya.
Dia menambahkan bahwa anaknya dan siswi lainnya sudah tidak tahan dengan perlakuan seniornya di asrama. Dia pun berharap pihak sekolah melakukan evaluasi terkait aturan di asrama.
"Harapan kita sebagai orang tua sih, berharap aturan-aturan yang ada disana bisa lebih diperbaiki lagi untuk kakak seniornya itu. Bisa dibina dievaluasi lagi apa saja yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya dia, jangan sampai membully lah," katanya.
Sementara itu, Kepala SMAT Wira Bhakti Marwan Potale mengatakan total ada 93 siswa baru di asrama tersebut. 30 di antaranya merupakan perempuan.
"Jumlah siswa semua ada 93 orang. Dari 30 taruni dan 63 orang taruna," katanya kepada detikcom, Sabtu (11/5).
Dia mengaku pihaknya baru akan mendalami kasus tersebut saat siswa masuk sekolah pada Senin. Dia ingin mengkonfirmasi langsung ke siswi yang kabur terkait perlakuan seniornya di asrama.
"Hal ini yang kami akan tanyai ke anak-anak (siswi), apakah mereka di-bully oleh kakaknya atau bagaimana, sehingga kami belum bisa menyimpulkannya," katanya.
"Setelah anak-anak masuk, mereka akan di-BAP oleh pelatih, mungkin hari Senin mereka masuk, maka BAP akan dilaksanakan pada hari Selasa atau Rabu," tambahnya.
(hsr/asm)