Sebanyak 10 warga Desa Buntu Sarek di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel), nekat meninggalkan rumah dan berjalan kaki selama 7 jam sejauh 35 kilometer menuju ke posko pengungsian. Warga mengaku kehabisan stok makanan untuk anak kecil setelah 6 hari terjebak longsor di wilayahnya.
"Dari Desa Buntu Sarek, jalan kaki tadi sama 9 warga lainnya," kata salah seorang warga bernama Ebi kepada detikSulsel, Rabu (8/5/2024).
Dia mengutarakan, dirinya bersama 10 warga lainnya menempuh perjalanan kurang lebih 35 kilometer (Km) dengan berjalan kaki selama kurang lebih 7 jam. Selama berjalan kaki menuju posko pengungsian itu, dirinya harus melewati jalan berlumpur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kira-kira 35 Km jaraknya, tadi mulai jam 8 pagi sampai di sini (posko) jam 2 siang, jadi 7 jam perjalanan. Jalannya berlumpur, mungkin ada puluhan longsoran selama perjalanan tadi," ucapnya.
Ebi mengungkapkan, Desa Buntu Sarek, Kecamatan Latimojong, Luwu sudah terisolasi selama 6 hari akibat longsor. Dia bersama warga lainnya memilih untuk berjalan kaki untuk ke posko pengungsian di Desa Kadundung dikarenakan kebutuhan warga sudah semakin menipis.
"Tidak ada mi juga penerangan lilin, banyak anak kecil butuh susu, makanya kita jalan kaki saja. Kalau tunggu heli pasti tidak dievakuasi kita," ucapnya.
Ebi mengaku setelah menempuh perjalanan jauh, tim SAR baru membawanya ke posko pengungsian utama di Lapangan Andi Djemma, Kecamatan Belopa. Mereka dibawa menggunakan kendaraan.
"Sudah 6 hari kita di desa tidak bisa keluar, jadi kita jalan kaki untuk ke Desa Kadundung. Nanti sampai di Kadundung baru petugas bawa kami di posko pengungsian," ungkap Ebi.
Terpisah, Pj Bupati Luwu Muh Saleh mengatakan, dari 12 desa di Kecamatan Latimojong yang terisolir akibat tanah longsor, baru satu desa yakni Desa Kadundung yang aksesnya sudah bisa terbuka. Hingga kini kata dia, tim dari PUPR dibantu TNI dan Polri masih berjibaku untuk membuka jalur terisolir.
"Dari 12 desa terisolir di Latimojong, sampai hari ini baru satu desa yakni Desa Kadundung yang terbuka aksesnya, bisa dilalui jalur darat. Saya pantau tadi lewat udara, tim PUPR, TNI dan Polri masih bekerja untuk membersihkan longsoran yang membuat jalan terputus," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Sulsel Amson Padolo mengungkapkan, di hari ke-6 pasca bencana tanah longsor Luwu, sebanyak 240 warga terisolir di Kecamatan Latimojong telah dievakuasi. 37 orang di antaranya melakukan evakuasi mandiri dengan berjalan kaki keluar dari wilayah terisolir.
"Hari ini 240 warga terisolir di Latimojong sudah dievakuasi. Sekitar 37 orang yang evakuasi mandiri dengan berjalan kaki. Sisanya dievakuasi jalur udara," tandasnya.
(sar/hsr)