Helikopter TNI, Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) disiagakan untuk mengevakuasi dan mendistribusikan bantuan ke wilayah terisolir akibat longsor di Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel). Hingga saat ini, sebanyak 210 warga Latimojong yang telah dievakuasi menggunakan jalur udara.
"Kalau transportasi harus dari udara maka kami dukung. Sekarang sudah ada helikopter dari Polri, TNI dan sekarang BNPB sudah standby satu helikopter dan pesawat Caravan," ungkap Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto kepada wartawan, Selasa (7/5/2024).
Suharyanto mengungkapkan, pihaknya menyiagakan satu unit helikopter dan pesawat Caravan untuk mengevakuasi warga yang butuh penanganan medis lebih lanjut. Tak hanya dari BNPB, satu unit helikopter masing-masing dari TNI dan Polri juga disiagakan di posko induk tanggap darurat bencana Sulsel di Lapangan Andi Djemma, Luwu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu bisa digunakan untuk evakuasi warga jika ada warga yang butuh perawatan intensif," tuturnya.
Dia menambahkan, ada 7 daerah di Sulsel yang terdampak banjir dan longsor, yakni Luwu, Luwu Utara, Enrekang, Wajo, Sidrap dan Sinjai. Namun enam daerah di antaranya dinilai sudah kondusif.
"Nah Luwu ini menjadi perhatian dan penanganan khusus karena ada 12 korban jiwa, kemudian 16 desa di Kecamatan Latimojong masih terisolir akibat longsor hingga saat ini," kata Suharyanto.
Terpisah, Pj Bupati Luwu Muh Saleh mengutarakan, warga terdampak dievakuasi secara bertahap. Menurutnya, warga yang dievakuasi itu rata-rata lansia yang membutuhkan tindakan medis, ibu hamil, anak-anak hingga balita.
"Hari ini sudah 210 warga Latimojong yang terisolir sudah dievakuasi melalui jalur udara oleh TNI dan Polri. Kami tidak bisa evakuasi semua, jadi kita dahulukan lansia, orang sakit, ibu hamil, anak-anak, kemudian balita," ucap Saleh.
Dia menambahkan, TNI dan Polri juga sudah membangun pos di wilayah terisolir Latimojong. Pos tersebut untuk tempat pengungsian dan pelayanan kesehatan bagi warga yang terisolir.
"Tadi Pangdam bersama Polda sudah memberangkatkan tenda dan personel ke wilayah Latimojong untuk membangun pos aju. Itu nanti sebagai tempat pengungsian warga di sana," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Suharyanto juga meminta Pemkab Luwu merelokasi sekitar 304 rumah warga yang terdampak banjir bandang dan longsor. Dia menegaskan, relokasi harus dilakukan dalam waktu dekat dikarenakan ancaman tanah bergerak yang bisa memicu terjadinya longsor susulan di wilayah tersebut.
"Pokoknya kalau tanah bergerak harus direlokasi. Jangan menunggu tanggap darurat selesai, agar rehabilitasi konstruksinya bisa berjalan bersama," tegas kata Suharyanto kepada wartawan, Selasa (7/5).
(sar/hsr)