"Saya sudah minta ke pimpinan untuk dilakukan RDP dengan warga dan pihak perusahaan pada Kamis (21/9) mendatang," ungkap Ketua Komisi III DPRD Pinrang Usman Bengawan kepada detikSulsel, Selasa (19/9/2023).
Usman mengungkapkan pihaknya akan meminta klarifikasi pihak perusahaan yang mengelola pabrik tersebut. Dia ingin memastikan kebenaran aktivitas pabrik itu mengakibatkan pencemaran sungai di Kecamatan Suppa, Pinrang.
"Iya, kalau melanggar aturan kan jelas itu kalau limbah mencemari lingkungan. Itu nanti yang akan kita ungkap dan perjelas di RDP," paparnya.
Pihak terkait seperti kepada desa, camat hingga dinas terkait juga akan dipanggil untuk hadir dalam RDP. Mereka akan diminta menjelaskan duduk perkara hingga adanya keluhan pencemaran limbah pabrik.
"Kami panggil semua yang terkait seperti kepala desa, camat dan dinas juga. Mereka ini yang tahu teknis di lapangan," lanjut Usman.
Usman mengaku selaku wakil rakyat, pihak DPRD Pinrang akan memihak kepada kepentingan masyarakat. Limbah pabrik tak boleh sampai mencemari lingkungan di sekitar.
"Sikap kami di DPRD jelas kami memihak kepada rakyat. Tidak boleh ada pelanggaran-pelanggaran terkait itu tadi pencemaran lingkungan dari perusahaan atau pabrik-pabrik yang beroperasi," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, pabrik pengolahan rumput laut di Pinrang diduga membuang limbahnya ke sungai tanpa diolah. Akibatnya sungai tercemar hingga ikan dan padi warga mati.
"Ini dampak limbah dari perusahaan sudah tahun ke tahun dikeluhkan oleh warga. Selalu buntu di DPRD terus perusahaan bilang akan atasi tapi masih begitu," ujar warga berinisial CU, Senin (18/9).
Pabrik pengolahan rumput laut itu berlokasi di Kecamatan Suppa, Pinrang. CU menyebut perusahaan membuat limbah ke sungai tanpa melalui proses Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sehingga sungai tercemar.
"Jadi memang perusahaan di dalam ada proses limbah yang melalui IPAL kemudian dibuang ke sungai. Tetapi ada juga jalur lain yang tanpa melalui IPAL dan kami punya bukti itu," jelasnya.
Pencemaran sungai tersebut mengakibatkan ikan-ikan mati. Bahkan warga melihat ada seekor buaya juga mati diduga akibat sungai yang tercemar.
"Kami ada video ikan-ikan di Sungai Kariango tempat limbah dibuang itu mati. Ada juga buaya di sungai mati diduga efek sungai yang tercemar limbah," pungkasnya.
(sar/sar)