Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 363 rumah rusak imbas erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara (Sulut). Sebanyak 6.125 warga juga dilaporkan mengungsi akibat letusan gunung api tersebut.
"14.045 jiwa terdampak dengan rincian 6.842 laki-laki dan 7.044 perempuan. Sedangkan pengungsian, total warga mengungsi sebanyak 6.125 jiwa, dengan rincian 2.943 laki-laki dan 3.182 perempuan yang tersebar di 13 titik," ujar Deputi Logistik Peralatan BNPB Lilik Kurniawan dalam keterangannya, Jumat (26/4/2024).
Lilik mengatakan, data tersebut berdasarkan laporan dari tim verifikasi data pengungsi yang melibatkan organisasi perangkat daerah terkait dan kepala desa. Sejumlah bangunan mulai dari rumah hingga perkantoran juga terdampak bencana tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai saat ini tercatat kerugian materiil yang terdampak antara lain 3.331 unit rumah, 31 unit sarana ibadah, 11 unit perkantoran, 21 unit sarana pendidikan dan 5 unit sarana kesehatan. Sedangkan jumlah rumah rusak sebanyak 363 unit," ungkapnya.
Dia melanjutkan, penanganan pengungsi selanjutnya akan dipisahkan menjadi dua bagian. Pengungsi yang berasal dari Pulau Ruang akan dısatukan dalam satu tempat di gedung Balai Latihan Kerja (BLK).
"Pengungsi yang berasal dari Pulau Tagulandang tersebar di rumah sanak famili atau masih bertahan di rumahnya. Kendala yang dihadapi pada pengungsian tersebar di rumah saudara atau rumah sendiri ini atap yang berlubang akibat lontaran batu Gunung Ruang pekan lalu," ujar Lilik.
Lilik menuturkan, pihaknya bersama pemerintah daerah juga memastikan stok logistik untuk para pengungsi. Gudang di dermaga Tagulandang sebagai tempat penyimpanan logistik sudah dibenahi oleh BPBD dan anggota Korem.
"Gudang ini dipakai untuk memindahkan bantuan logistik dan peralatan dari BLK yang sebelumnya menjadi gudang dan saat ini akan disiapkan untuk lokasi pengungsian pendudukan Gunung Ruang," tuturnya.
Warga Dilarang Masuk di 2 Kampung
BNPB juga mengimbau warga untuk tidak memasuki Kampung Pumpente dan Kampung Laingpatehi di Sitaro. Wilayah tersebut berada dalam radius 4 km atau berada di kaki Gunung Ruang.
"Sosialisasi dilakukan pemerintah daerah dengan memasang rambu yang menginformasikan larangan untuk memasuki Kampung Pumpente dan Kampung Laingpatehi," sebut Lilik.
Pihaknya juga secara berkala memantau daerah yang dipasang rambu tersebut menggunakan kapal motor. Pada pemantauan dari atas kapal, masih terlihat penduduk setempat yang menyelamatkan barang dari sisa erupsi.
"Rambu atau tanda larangan tersebut merupakan sarana sosialisasi kepada masyarakat agar tidak memasuki lagi Kampung Pumpente dan Laingptehi yang masuk dalam radius kawasan rawan bencana," jelasnya.
Diketahui, status Gunung Ruang di Sitaro turun dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga) meski warga tetap diimbau menjauhi radius 4 kilometer dari kawah gunung api itu. Kebijakan ini dilakukan setelah aktivitas vulkanik gunung api itu terpantau menurun.
"Penurunan aktivitas vulkanik pada Gunung Ruang, maka tingkat aktivitas Gunung Ruang diturunkan dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga) terhitung mulai tanggal 22 April 2024 pukul 09.00 Wita," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam keterangannya, Senin (22/4).
Hendra menuturkan, Gunung Ruang sebelumnya ditetapkan berstatus Awas (Level IV) pada Rabu (17/4) pada pukul 21.00 Wita. Namun berdasarkan pemantauan pada Senin (22/4) periode pukul 00.00 Wita-06.00 Wita, potensi bahaya dikategorikan skala kecil.
"Potensi bahaya saat ini berupa erupsi skala kecil, dengan sebaran material erupsi terbatas di sekitar puncak. Tercatat jumlah gempa vulkanik dalam (VTA) 5 kejadian dan gempa vulkanik dangkal (VTB) 14 kejadian," imbuhnya.
(sar/asm)