Pasangan pengantin bernama Dikiy Ariandi dan Widi di Desa Lembang-lembang, Kecamatan Baebunta Selatan, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel) terpaksa melangsungkan resepsi pernikahan di tengah banjir. Pihak keluarga tetap menggelar resepsi pernikahan dikarenakan undangan sudah tersebar.
"Terpaksa tetap gelar acara resepsi karena tenda pengantin sama pelaminannya sudah terpasang, begitu kondisinya dilaksanakan di tengah banjir," kata Kepala Desa Lembang-lembang Arwis Ansar kepada detikSulsel, Rabu (24/4/2024).
Arwis mengatakan pihak keluarga sebenarnya bersedih karena tempat resepsi pernikahan terendam banjir. Namun kata dia, pihak keluarga juga tidak bisa menunda acara tersebut dikarenakan undangan sudah tersebar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pihak keluarganya sedih sedih tadi, karena ini kan harusnya jadi momen bahagia, tapi begini mi kondisinya. Mereka juga tidak bisa menunda karena undangan sudah disebar jauh-jauh hari," ungkapnya.
Dia mengutarakan, tamu undangan yang menghadiri acara resepsi pernikahan itu juga harus menerobos banjir dan menggulung pakaiannya saat ingin menyalami kedua mempelai di atas pelaminan. Untuk konsumsi, tamu undangan di tempatkan ke dataran tinggi yang tidak terlalu terendam banjir.
"Tamu undangan yang mau bersalaman dengan pengantin, celananya digulung tidak pakai sepatu karena banjir. Kalau mau makan ada tempat disediakan dataran sedikit tinggi, di sekitar lokasi rumah pengantin," ucapnya.
Lebih lanjut, Arwis menjelaskan terdapat enam dusun di Desa Lembang-lembang terendam banjir akibat meluapnya Sungai Rongkong dengan ketinggian air hingga 1 meter. Sebanyak 1.478 warga terdampak banjir, selain itu 1.000 hektare lahan persawahan dan 1.000 perkebunan warga juga terendam hingga terancam gagal panen.
"Karena Sungai Rongkong meluap, itu terus sejak dulu belum ditangani dengan baik. Tapi memang baru kali ini juga airnya tinggi sekali kurang lebih 1 meter, 1.478 warga yang terdampak, 14 kepala keluarga (KK) atau 55 warga sudah mengungsi, selebihnya masih bertahan. Ada juga 1.000 hektare sawah sama 1.000 hektare perkebunan gagal panen akibat banjir," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, banjir merendam 10 desa di Kecamatan Baebunta Selatan, Kabupaten Luwu Utara. Bencana tersebut sampai mengakibatkan sekitar 4 ribu kepala keluarga (KK) terdampak.
Ketinggian banjir mencapai 1 meter namun tidak merata di 10 desa tersebut. Enam desa yang kondisinya parah yakni Desa Lembang-lembang, Lawewe, Mekar Sari Jaya, Beringin Jaya, Polewali dan Desa Lara.
"Kalau di Kecamatan Baebunta Selatan itu total 10 desa terendam. Paling parah itu di Desa Lembang-lembang, Lawewe, Mekar Sari Jaya, Beringin Jaya, Polewali dan Lara. Kalau kepala kepala keluarga terdampak kurang lebih empat ribu," ungkap Camat Baebunta Selatan Ikhdiahni kepada detikSulsel, Selasa (23/4).
(ata/sar)