Pemkab Tana Toraja Larang Pestisida Diduga Picu Longsor Tewaskan 20 Orang

Pemkab Tana Toraja Larang Pestisida Diduga Picu Longsor Tewaskan 20 Orang

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Rabu, 17 Apr 2024 10:45 WIB
Bupati Tana Toraja Theofilus Allorerung.
Foto: Bupati Tana Toraja Theofilus Allorerung. (Rachmat Ariadi/detikSulsel)
Tana Toraja - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel), menganggap penggunaan pestisida untuk pembukaan lahan turut menjadi pemicu longsor yang menewaskan 20 warga belum lama ini. Pemerintah pun akan melarang petani menggunakan pestisida secara berlebihan.

"Petani kita ini memang ingin lebih instan, padahal penggunaan pestisida ini sudah salah satu memicu terjadinya bencana longsor. Makanya kita akan larang sekarang," kata Bupati Tana Toraja Theofilus Allorerung kepada detikSulsel, Rabu (17/4/2024).

Theofilus mengungkapkan struktur tanah di Toraja secara umum memiliki sedimen dan aluvial atau yang terdiri dari pasir dan lumpur. Penggunaan pestisida di lahan pertanian warga membuat struktur tanah semakin labil dan rawan mengalami longsor.

"Apalagi perilaku dari warga kita yang masih terus melakukan penanganan lahan menggunakan pestisida secara berlebihan, ini menambah tanah semakin labil dan rawan longsor," ungkapnya.

Dia mengutarakan untuk lahan pertanian di lereng-lereng juga diwajibkan menggunakan metode terasering. Pemkab Toraja akan segera mengkaji hal tersebut untuk dijadikan peraturan daerah (perda).

"Bagi petani yang bertani di lereng-lereng, harus menggunakan metode terasering. Benar, kita akan kaji itu untuk dijadikan Perda," ucapnya.

Theofilus menambahkan, bencana longsor yang melanda dua kecamatan di Tana Toraja hingga menewaskan 20 korban jiwa baru pertama kali ini terjadi. Dia pun meminta warga Tana Toraja tetap waspada mengingat intensitas hujan masih terjadi untuk beberapa hari ke depan.

"Baru terjadi ada korban jiwa sebanyak ini. Makanya ini sebaiknya menjadi peringatan bagi kita semua untuk menjaga lingkungan hidup, jangan melakukan alih fungsi hutan dan sebagainya. Warga tetap harus waspada karena ini hujan terus," ujarnya.

Sementara itu, Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin turut mengimbau warga untuk tetap mewaspadai potensi bencana susulan. Bahtiar menganggap longsor di Tana Toraja dipicu karena kondisi lahan yang menurun.

"Nah pada musim hujan terjadi longsor dan banjir, kalau kita tanya apa penyebabnya jawabannya sederhana, karena sudah tidak ada pohon yang mengikat tanah," beber Bahtiar kepada wartawan, Minggu (14/4).

Diketahui, longsor menerjang dua lokasi di Tator, yakni di Kelurahan Palangka, Kecamatan Makale dan Desa Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan hingga menimbulkan 20 korban jiwa. Saat ini, sebanyak 85 warga juga sudah mulai mengungsi karena trauma akan adanya longsor susulan.

"Kurang lebih 25 kepala keluarga (KK), sebanyak 85 jiwa yang mengungsi di dua lokasi longsor," kata Kepala BPBD Tana Toraja Christian Sakkung kepada detikSulsel, Selasa (16/4).


(sar/hmw)

Hide Ads