Hilal di Balikpapan Tidak Terlihat Pukul 18.26 Wita, Ketinggian 0,33 Derajat

Pantauan Hilal Ramadan 1445 H

Hilal di Balikpapan Tidak Terlihat Pukul 18.26 Wita, Ketinggian 0,33 Derajat

Niken Dwi Sitoningrum - detikSulsel
Minggu, 10 Mar 2024 18:12 WIB
Suasana pemantauan hilal 1 Ramadan 1445 Hijriah di Balikpapan, Kaltim.
Foto: Suasana pemantauan hilal 1 Ramadan 1445 Hijriah di Balikpapan, Kaltim. (Niken/detikcom)
Balikpapan -

BMKG Wilayah Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) mengungkap hilal untuk menentukan 1 Ramadan 1445 Hijriah tidak terlihat hingga pukul 18.26 Wita. Kondisi ini disebabkan cuaca yang tidak mendukung.

"Berdasarkan hasil pengamatan kami memang hari ini hilal tidak terlihat, Pertama memang ketinggian hilalnya di bawah 1, (tepatnya) 0,33 derajat. Kedua adalah kondisi awan yang menutupi," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Balikpapan Rasmid kepada wartawan di Menara Balikpapan Islamic Center, Minggu (10/3/2024).

Rasmid menjelaskan situasi ini terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Ketinggian hilal rata-rata di bawah 1 derajat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sumatera aja 0,8 derajat. Jadi masih kurang satu. Jadi tidak terobservasi dengan baik," ujar Rasmid.

"(Sementara pantauan hilal di Balikpapan hingga) Pukul 18.26 Wita, begitu matahari terbenam bulannya hanya 0,33, dan itupun tidak lama, hanya sekitar 2 menitan," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Rasmid mengaku masih akan melakukan pemantauan hilal pada Senin (11/3) besok. Dia optimis cuaca esok hari mendukung untuk dilakukan rukyatul hilal.

"Kemungkinan besok insyaallah terlihat (hilal), dan cuacanya bedasarkan prediksi Badan Meteorologi itu juga cerah. Jadi kami melakukan observasi di sini," tutur Rasmid.

Dia mengakui ada perbedaan umat muslim dalam menjalankan 1 Ramadan 2024 karena perbedaan metode. Dua metode yang dimaksud, yakni hisab dan rukyat.

"Kalau hisab berdasarkan perhitungan, tadi pukul 17.00 terjadi ijtima konjungsi jadi peralihan bulan lama ke bulan baru. Menjurut hisab itu boleh dilakukan besok, itu menurut teman-teman Muhammadiyah, karena kan bulan baru. Kalau kita dari pemerintah, hisab dengan rukyat dikombinasikan," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Kemenag Balikpapan Izzat Solihin mengakui ada perbedaan dalam melaksanakan 1 Ramadan 1445 Hijriah. Dia berharap umat muslim tetap saling menghargai.

"Kiranya, perbedaan itu bukanlah suatu permasalahan. Terkait perbedaan itu kita saling menghargai, saling menghormati. Adapun pelaksanaannya malam ini ada yang mungkin salat tarawih mari kita hormati bersama-sama," kata Izzat.

Izzat menambahkan, pihaknya menunggu keputusan penentuan awal Ramadan 2024 dari Kemenag. Keputusan itu akan ditetapkan dalam sidang isbat yang digelar malam ini.

"Hargai semua pendapat karena memang itu ada dasarnya masing-masing. Ada yang menggunakan cara hisab, ada yang dengan rukyatul hilal, secara langsung melihat dan telah dijelaskan BMKG tadi," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, BMKG bersama Kemenag Balikpapan melakukan pemantauan hilal di Menara Balikpapan Islamic Center, Minggu (10/3). Hingga pukul 17 Wita, posisi hilal tidak terlihat karena terhalang awan mendung.

"Jadi, masih sangat baru. Kemudian ketinggian hilalnya juga di bawah 1 derajat 0,33 derajat. Hampir di seluruh Indonesia kurang dari 1 derajat," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Balikpapan Rasmid kepada wartawan di lokasi.




(sar/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads