Sebanyak 11 tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas Yembun bertaruh nyawa melintasi medan yang berat demi memberikan pelayanan kesehatan bagi warga di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya. Mereka rela bolak-balik menyeberangi sungai berarus deras setiap bulan.
"Kami ada nakes 11 orang. Itu memang kegiatan rutin bulanan kita di Puskesmas Yembun, dimana kita terdiri dari 12 wilayah pelayanan," ujar Pjs Kepala Puskesmas Yembun dr Otniel Sitinjak kepada detikcom, Sabtu (2/3/2024).
Terakhir kali kesebelas nakes tersebut melayani kesehatan warga di Kampung Baun, Distrik Yembun, Kabupaten Tambrauw pada Kamis (22/2) lalu. Petugas saling membantu menyeberangi sungai dengan hati-hati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau biasanya arus kencang dan agak tinggi (airnya pasang) biasa kami pakai tali pegangan satu sama lain untuk menyeberang," tuturnya.
Otniel melanjutkan, sungai yang diseberangi setinggi dada orang dewasa. Para nakes berjalan kaki melintasi sungai sepanjang 70 meter yang merupakan akses satu-satunya untuk menuju Kampung Baun.
"Kampung yang kita tuju adalah Kampung Baun dimana memang untuk akses keseharian baik pelayanan untuk masyarakat hanya melalui akses menyeberang dari kali (sungai) itu," ungkap Otniel.
Menurut Otniel selama ini para nakes juga menggunakan tali untuk menyeberang ketika air sungai pasang. Tak hanya itu, para nakes turut membawa peralatan posyandu keliling hingga pakaian ganti.
"Memang di puskesmas kita itu terdiri dari 12 kampung pelayanannya dan ada beberapa kampung yang agak sedikit jelek jalannya dan ada yang menyeberang kali," ujarnya.
Namun kondisi itu tidak menyurutkan niat nakes Puskesmas Yembun. Otniel menyadari tugas sebagai nakes harus melayani masyarakat yang membutuhkan.
"Tapi itu rutinitas yang harus kita jalankan dan wajib karena itu tugas kita," tambah Otniel.
Otniel mengatakan para nakes harus melintasi medan yang sama ketika habis melakukan pelayanan di Kampung Baun. Dia berharap pemerintah bisa membangun jembatan untuk mempermudah akses nakes.
"Selama ini sih tidak ada buaya atau predator lainnya karena itukan di dasarnya batu-batu. (Tetapi) Kami berharap pemerintah bisa dibuatkan jembatan gantung biar memudahkan akses yah," tuturnya.
Dia menambahkan, akses jembatan itu juga dibutuhkan untuk melayani warga yang harus mendapatkan pelayanan darurat. Otniel berharap pemerintah memberikan perhatian.
"Kasihan kalau nanti ada pasien emergency atau perlu dirujuk segera. Tapi bersyukur selama ini tidak ada karena masyarakat di sana kalau ada yang sakit langsung diseberangkan karena ada rumah-rumah pondok di sanalah,"pungkasnya.
(sar/ata)