Sejumlah warga di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel), menggeruduk kantor desa dan mendesak Kades Mattirotasi inisial B untuk mundur dari jabatannya buntut 5 staf desa dipecat gegara diduga berbeda pilihan caleg. Warga menilai sikap kades arogan dan tidak netral dalam pemilu.
"Selama ini dia selalu ada tekanan ke bawahannya karena calegnya. Dia telepon satu-satu (pada malam pencoblosan) bilang ini (caleg) yang kau dukung," kata koordinator aksi, Asis kepada wartawan, Rabu (28/2/2024).
Aksi sejumlah warga berlangsung di 3 lokasi yakni di Kantor Desa Mattirotasi, Kantor Kecamatan Watampulu, Bawaslu Sidrap, Rabu (28/2). Asis mengaku memiliki sejumlah bukti intervensi yang dilakukan kades Mattirotasi kepada bawahannya untuk memilih caleg tertentu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada semua bukti-buktinya itu. Nanti akan dijelaskan di Bawaslu Sidrap," terangnya.
Sementara, salah satu staf desa inisial WN yang dipecat mengaku melakukan demo dengan 7 tuntutan. Selain mempertanyakan pemecatan sepihak yang dilakukan oknum kades itu, juga mendesak agar kades B mundur.
"Ada 7 poin tuntutan kami ke Pak Desa. Kami mau Pak Desa mundur karena sikapnya yang arogan terhadap kami bawahannya," imbuhnya.
Bahkan kata dia, perlu sampai diproses pidana pemilu karena sikapnya sudah sangat jelas melakukan pelanggaran pemilu dengan mendukung salah satu caleg tertentu.
"Sampai di pidana kalau bisa, karena sudah sangat jelas tidak netral dan menekan para staf," bebernya.
Terpisah, Kades Mattirotasi inisial B menampik dirinya memecat staf karena berbeda pilihan dalam Pileg 2024. Dia mengaku status 5 staf tersebut masih sebagai staf desa.
"Saya pecat itu hanya tanggapan mereka. Saya koreksi bagi saya tidak ada pemecatan. Saya tidak pernah bilang saya pecat mereka," tegasnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Dia pun mengaku telah meminta kepada staf yang merasa dipecat untuk menunjukkan bukti pemecatan yang dia lakukan. Ia menjelaskan dirinya memang pernah menegur staf desa dan meminta mundur jika tidak merasa nyaman bekerja sebagai bawahannya.
"Bahkan demo di depan kantor saya sampaikan mana bukti saya pecat. Saya tampik itu bahwa memecat staf karena beda pilihan caleg. Mereka masih status (staf desa). Memang saya pernah berikan teguran kalau tidak nyaman dengan saya bikin pengunduran diri tetapi bukan memecat," paparnya.
Diberitakan sebelumnya, oknum kades inisial B memecat 5 staf desanya. Pemecatan itu diduga karena caleg pilihannya tidak ikut dipilih oleh para staf desa.
"Iya, saya dan teman-teman saya dipecat Pak Desa. Total ada 5 orang staf dipecat termasuk saya," kata staf desa yang dipecat inisial WN kepada detikSulsel, Selasa (27/2).
Dia mengatakan pemecatan dirinya dan temannya karena oknum kepala desa tersebut sebelumnya telah memberikan instruksi kepada para staf untuk mencoblos dan membantu pemenangan caleg mulai DPRD Sidrap, DPRD Sulsel, dan DPR RI. Namun karena ada caleg DPRD Sidrap yang perolehan suaranya rendah, sehingga membuat B geram dan memecat para stafnya.
"Karena pileg. Ada perbedaan pilihan. Awalnya ada suruh pilih tetapi di malam pencoblosan berubah. Kami bilang kami tetap dengan pimpinan tapi karena perolehan suaranya rendah di TPS jadi dia kecewa," terangnya.