Pendiri sekaligus CEO Meta Mark Zuckerberg ternyata merupakan seseorang yang mudah panik. Rahasia itu diungkap seorang reporter yang berkecimpung di bidang teknologi.
Melansir detikINET, reporter tersebut ialah Kara Swisher. Dia dalam wawancaranya menyebut Mark Zuckerberg bahkan sering merasa kikuk.
Dari buku yang akan diterbitkan New York Magazine, Kara menuliskan pengalaman-pengalaman terbaiknya selama bertahun-tahun menggeluti bidang tulis-menulis. pengalaman yang menarik bagi Kara adalah ketika dirinya melakukan wawancara dengan Zuckerberg di tahun 2010, sebagaimana dituliskan The Byte.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kara menyebut saat itu Zuckerberg yang masih muda bercucuran keringat akibat panik dan gugup. Hal itu terjadi ketika Zuckerberg hendak berbicara di depan umum.
"Dia sering sekali terkena serangan panik ketika harus berbicara di depan umum. Pernah ada seorang karyawan Facebook yang mengingatkan saya terkait hal itu beberapa tahun lalu," ucap Kara dikutip detikINET dari The Byte.
Dalam sesi wawancara dengan Zuckerberg yang juga bisa disaksikan di YouTube, Kara begitu khawatir terkait situasi tersebut. Dia ingat betul momen ketika Zuckerberg bercucuran keringat.
"Saya sangat ingat, membayangkan saat itu ketika keringatnya bercucuran. Saya sempat berpikir apakah dia akan pingsan di hadapan saya," terang Kara.
Dalam laporan yang dibuat oleh The New York Times di tahun 2018, Zuckerberg telah berbenah dan melatih diri menghadapi situasi di depan kamera atau di depan umum. Tapi perubahan itu tak membuatnya 100% lepas dari serangan panik.
Faktanya, Zuckerberg selama bertahun-tahun berinvestasi dalam berbagai mekanisme untuk menangani serangan panik itu. Contohnya di tahun 2019, seperti ditulis Business Insider yang membuat penyelidikan tentang praktik keamanan super ketat di kantor Facebook.
Dari penyelidikan itu mereka mendapatkan fakta bahwa Zuckerberg bukan hanya memiliki tim penjaga yang bisa menyamar, tapi juga memiliki 'jalur panik' yang dibuat khusus untuk dirinya agar bisa kabur dari kantor ketika terjadi situasi tertentu.
Terkini, Zuckerberg mulai mengalihkan kegelisahannya itu ke arah yang positif seperti olahraga. Namun alih-alih olahraga seperti basket atau tenis, nyatanya ia memilih bela diri sebagai pilihannya.
Meski terjadi perubahan yang baik, kecemasan berlebih yang dialaminya masih tersisa. Hal ini terlihat dari keputusannya memiliki bunker kiamat senilai USD 100 juta di Kuai, Hawaii, di lahan rahasia miliknya. Bunker tersebut dipenuhi makanan dan segala kebutuhan serta fasilitas untuk berlindung dari situasi darurat yang bersifat apokaliptik.
(asm/ata)