Ustaz Das'ad Latif sempat menyita perhatian setelah melancarkan protes di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 10 Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Makassar. Usut punya usut, Ustaz Das'ad protes karena istri dan kerabatnya gagal mencoblos di TPS tersebut.
Protes Ustaz Das'ad tersebut diungkapkan oleh anggota KPU Makassar Abdi Goncing. Dia mengatakan Ustaz Das'ad meminta agar istri dan kerabatnya dapat mencoblos capres-cawapres pada Pemilu kali ini, namun ternyata hal itu tidak bisa dilakukan.
"Kan regulasi begitu, nda bisa. Seandainya KTP Makassar ji, bisa ji diterima. Tapi bukan KTP Makassar, KTP-nya luar Makassar," kata Abdi Goncing kepada detikSulsel, Rabu (14/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, pihaknya sempat memberikan penjelasan bahwa istri dan kerabat Ustaz Das'ad tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) pada TPS tersebut.
"Karena DPT-nya kan bukan Makassar. KTP-nya juga bukan Makassar," ujarnya.
Ustaz Das'ad juga disebut sempat meminta agar keluarganya itu dapat mencoblos sebagai Daftar Pemilih Khusus (DPK) dengan modal KTP elektronik. Namun, Abdi kembali menegaskan KTP milik kerabat Ustaz Das'ad tidak beralamat di Makassar.
"Teman-teman sudah kasih penjelasan," ungkapnya.
Tak puas sampai di situ, kata Andi Goncing, Ustaz Das'ad lantas kembali protes lantaran merasa kondisi seperti itu tidak disosialisasikan secara masif. Abdi menyebut pada dasarnya KPU Makassar telah melakukan sosialisasi terkait pindah daerah pemilihan secara rutin.
"Dia komplainnya bilang kenapa nda disosialisasikan. Itu kan sudah disosialisasikan. Bahkan daftar DPTb juga kita sudah kita sampaikan. Maunya Ustaz Das'ad kita ke rumah-rumah bilang sampaikan begini-begini. Begitu maunya beliau," urainya.
Dia menuturkan keluarga Ustaz Das'ad itu tak punya kesempatan untuk mengurus keperluan administrasi agar tetap bisa mencoblos. Terlebih registrasi pemilih di TPS sudah ditutup sejak pukul 13.00 Wita tadi.
"Iya nda bisa mi. Kan registrasi di TPS jam 1 tadi. Yang tutup itu registrasinya, ya. Kalau coblosnya sampai selesai semua," ungkapnya.
Dalam video beredar, Das'ad tampak kesal sambil merekam orang-orang yang ada di meja registrasi di TPS tersebut. Dia menduga petugas di TPS itu justru tak tahu regulasi yang berlaku.
"Setahu saya, yang saya baca, kalau dia bukan warga di situ dia boleh memilih presiden dan DPD. Tidak bisa dilakukan memilih anggota kota dan kabupaten, masa kau peraturan kau tidak tahu. Bagaimana ceritanya kau tidak tahu aturannya," bebernya.
detikSulsel sempat melakukan upaya konfirmasi terhadap Ustaz Das'ad terkait protes tersebut. Namun, pihaknya belum memberikan respons.
(hmw/ata)