6 Penegasan Rektor Unhas Soal Guru Besar Buat Petisi Kritik Situasi Demokrasi

Andi Nur Isman - detikSulsel
Sabtu, 03 Feb 2024 09:00 WIB
Foto: Rektor Unhas Jamaluddin Jompa. (detikSulsel)
Makassar -

Sejumlah guru besar yang tergabung dalam Forum Guru Besar dan Dosen Universitas Hasanuddin (Unhas), membuat petisi pernyataan sikap mengkritik situasi demokrasi. Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa pun mengeluarkan Maklumat Rektor untuk menyikapi aspirasi para guru besar itu.

Sikap Rektor tersebut tertuang dalam Maklumat Rektor Nomor: 05426/UN4.1/HK.05/2024 tertanggal 2 Februari 2024. Ada enam poin yang ditegaskan Jamaluddin dalam maklumatnya.

"Menyimak kontestasi politik yang semakin panas dengan eskalasi yang semakin mengkhawatirkan, terutama debat dan pertentangan mengenai pilihan calon presiden, maka saya selaku Rektor Unhas menyampaikan secara tegas kepada semua sivitas akademika di lingkungan Universitas Hasanuddin," kata Jamaluddin dalam maklumatnya, dikutip Jumat (2/2/2024).


Pada poin pertama, Jamaluddin meminta seluruh sivitas akademika untuk menjaga situasi di lingkup Unhas. Dia berharap seluruh pihak menghindari hal-hal yang provokatif dan intimidatif.

"Harus aktif menjaga situasi dan kondisi termasuk ikut memperbaiki suasana perbincangan agar tidak mengarah ke hal-hal yang provokatif dan intimidatif," kata dia.

Jamaluddin mengaku menghargai kebebasan berpendapat. Namun dia meminta semua pihak saling menghormati dan menghargai meski berbeda pilihan politik.

"Kebebasan berpendapat kita hargai dan junjung tinggi sebagai amanat konstitusi, tapi pilihan politik yang beragam juga harus dihormati dan dihargai," ujarnya.

Perbedaan pilihan itu kemudian ditegaskannya pada poin ketiga. Jamaluddin meminta agar jangan melakukan kampanye hitam. Dia juga menekankan pentingnya verifikasi agar terhindar dari berita hoaks.

"Meskipun terdapat perbedaan pilihan dan preferensi calon presiden, saya ingatkan untuk tidak melakukan kampanye hitam terhadap calon presiden yang tidak disukai. Hindari menyebarkan informasi hoax dan berita-berita yang belum terverifikasi kebenarannya dan tidak diketahui sumbernya," paparnya.

"Mari kita menjaga atmosfir akademik yang sehat dalam bingkai kebebasan mimbar akademik yang bertanggung jawab," lanjut Jamaluddin dalam maklumat poin keempat.

Jamaluddin juga berpesan agar seluruh sivitas akademika tetap menjaga silaturahmi. Dia berharap seluruh pihak dewasa dalam menyikapi kontestasi politik yang terjadi.

"Mari kita menjaga silaturahim dan persaudaraan kampus yang kita cintai bersama. Mari kita jaga dan dewasa menerima perbedaan pilihan politik dalam suasana kekeluargaan," terangnya.

Dalam poin keenam, Jamaluddin menanggapi adanya pernyataan sikap dari sejumlah guru besar. Jamaluddin menegaskan aspirasi itu tidak mewakili Unhas sebagai institusi.

"Adanya flyer yang mengatasnamakan Guru Besar dan Dosen Unhas untuk mengajak menyampaikan keprihatinan 'Menyelamatkan Demokrasi', tidak mewakili Unhas sebagai institusi," pungkasnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.



Simak Video "Video: Pegawai Unhas Dipecat Seusai Lakukan Kecurangan di SNBT 2025"

(asm/asm)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork