Khutbah Jumat terakhir bulan Rajab bisa diisi dengan motivasi untuk jemaah agar memaksimalkan amalan saleh sebelum bulan mulia ini berakhir. Berikut ini contoh khutbah Jumat terakhir bulan Rajab yang bisa dijadikan referensi.
Berdasarkan konversi kalender Hijriah dari Kemenag RI, Jumat terakhir bulan Rajab jatuh pada tanggal 28 Rajab 1445 H. Hari itu bertepatan dengan 9 Februari 2024 dalam penanggalan kalender Masehi.
Jumat terakhir Rajab dapat menjadi momentum untuk memotivasi umat muslim untuk lebih giat melakukan amal saleh. Pesan-pesan ini tentunya dibawakan melalui khutbah Jumat yang baik dan menarik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun tema khutbah yang disampaikan sangat beragam, salah satunya terkait Isra Mi'raj. Sebagai referensi, berikut kumpulan contoh khutbah Jumat terakhir bulan Rajab yang telah dihimpun detikSulsel.
Disimak, ya!
Contoh Khutbah Jumat Terakhir Bulan Rajab #1
Judul: Pesan Penting di Ujung Bulan Rajab
Khutbah 1
أََلْحَمْدُ لِلّهِ أََلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَفْضَلَنَا بِالصَّلاَةِ وَيَأْمُرُنَا بِالْعَمَلِ الصَّالِحِ وَالطَّاعَةِ ، وَالَّذِيْ نَسْتَهِْدِيْ فِيْ كُلِّ اْلأُمُوْرِ وَالْمَظْلَمَةِ
أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَيُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ، وَمَنْ يُصَدِّقِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحِسَانِ إِلَى يَوْمِ الْمِيْعَادِ
أَمَّا بَعْدُ : فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ ، وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّيْ
Hadirin yang dirahmati Allah SWT
Marilah pada hari yang cerah ini, kita bersama meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Karena hanya dengan takwalah kita dapat selamat menjalani kehidupan dunia dan akhirat.
Jamaah yang Berbahagia
Adapun salah satu di antara tanda terpenting bagi ketakwaan kita adalah shalat. Apakah sudah rajin shalat sesuai yang diperintahkan? Yakni di awal waktu. Apakah sudah melaksanakan shalat-shalat sunah sebagai penyempurna bagi kekurangan kita ketika mendirikan shalat fardhu? Lalu bagaimanakah kita mesti mengerti apakah yang dimaksudkan sebagai shalat?
Secara etimologi shalat adalah doa. Sedangkan secara istilah syariat, shalat adalah suatu ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu sesuai sarat dan rukun yang dimulai dengan takbiratul ihram dan disudahi dengan salam. Tata caranya adalah sesuai yang dituturkan oleh para sahabat yang melihat Rasulullah sewaktu sedang shalat. Turun-temurun hingga sekarang, maka begitulah kita dapat melihat orang-orang mendirikan shalat. Demikian pula kita mendirikan shalat sesuai ajaran yang kita yakini kesahihannya hingga saat ini. Hal ini telah sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang kami bacakan di awal tadi, yang artinya adalah: Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku melaksanakan/mempraktikkannya. (HR Bukhari-Muslim)
Menurut sejarahnya, perintah shalat diterima oleh Rasululah SAW ketika menunaikan Isra' Mi'raj. Bahwa Nabi Muhammad naik menuju Sidratul Muntaha dan bertemu secara langsung dengan Allah SWT. Pada saat itulah Rasulullah mendapat perintah baginya beserta seluruh umat yang mempercayai keterutusannya, berupa shalat 50 kali sehari yang kemudian dikurangkan hingga lima kali. Pewahyuannya yang secara langsung ini menjadikan shalat diyakini oleh para ulama sebagai sebuah ibadah yang memiliki keistimewaan tertentu.
Shalat adalah ibadah yang pertama kali akan ditimbang kelak di hari pembalasan. Jika seorang hamba baik shalatnya, maka tentu menjadi baik pulalah seluruh amal perbuatannya. Sebaliknya, jika shalat seorang hamba jelek, maka berarti buruk pulalah seluruh hidupnya.
Hadirin Sidang Jumat yang Berbahagia
Tentu urusan baik dan buruk ibadah shalat seseorang kemudian bukan hanya ditentukan oleh rajin dan tidaknya ia pergi ke masjid. Melainkan juga menghitung khusyuk ataukah tidaknya, ikhlas atau pamernya seorang hamba ketika sedang menghadap Sang Pencipta alam semesta ini setiap waktunya. Sebagaimana firman Allah:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
Artinya: Telah beruntunglah orang-orang mukmin, yaitu mereka yang khusyu' dalam shalatnya. (QS. Al-Mu'minun, 23:1-2)
Bukan hanya di akhirat Allah menjanjikan kebahagiaan bagi hamba-Nya yang mendirikan shalat dengan segenap jiwa dan raga. Semenjak di dunia pun Allah telah memberi kabar gembira kepada umat Islam, sebagaimana firman Allah:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ
Artinya: Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi... (QS. al-A'raf, 7:96)
Meskipun ketakwaan tidak dapat hanya diukur dari sisi lahiriah berupa shalat saja, namun shalat jelas-jelas merupakan pintu masuk bagi setiap Muslim untuk memulai pengabdian kepada Allah dan Rasulullah.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Shalat merupakan sebesar-besarnya tanda iman dan seagung-agungnya syiar agama. Shalat merupakan tanda syukur para hamba atas nikmat yang telah dikaruniakan Allah. Peristiwa Isra' Mi'raj merupakan bukti bahwa shalat merupakan simpul terpenting dalam tatanan Islam, baik bagi setiap individu maupun masyarakat, dalam skala yang terkecil hingga level bangsa.
Sebegitu pentingnya, maka layaklah Allah mewahyukannya langsung kepada Rasulullah tanpa melalui perantara. Shalat mempunyai kedudukan yang tak dapat ditandingi oleh ibadah yang lain. Ada banyak kutipan ayat Al-Qur'an mengenai keutamaan shalat. Beberapa di antaranya adalah:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقاً نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
Artinya: Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (QS. Thaha, 20:132)
Shalat sangat bermanfaat bagi kehidupan umat Islam, baik secara individual maupun kemasyarakatan. Dalam hal ini Allah menjanjikan bahwa shalat dapat menjauhkan manusia dari perbuatan yang tidak manusiawi. Firman Allah sebagai berikut:
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Artinya: Dan dirikanlah shalat, karena sesungguhnya shalat dapat mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Ankabut, 29:45)
Ayat ini merupakan peringatan dari Allah bahwa shalat merupakan elemen terpenting dalam pembentukan pribadi muslim. Termasuk dalam pembentukan karakter bangsa. Jika saja seluruh penduduk bangsa rajin melaksanakan shalat dengan semestinya, tentu Allah akan mencurahkan karunia-Nya kepada kita. Bukan besar kecil atau indah dan gemerlapnya sebuah masjid yang menjadi tolok ukur religiusitas sebuah masyarakat, melainkan banyak atau sedikitnya jamaah yang mendirikan shalat ketika waktu-waktu adzan dikumandangkan.
Sementara shalat sebagai sebuah keharusan bagi setiap individu muslim merupakan salah satu pertanda paling mudah dijadikan standar untuk mengukur sejauh mana seseorang memiliki ketakwaan kepada Allah. Pribadi yang bertakwa adalah pribadi yang senantiasa hatinya terikat dengan batas-batas waktu shalat. Meskipun memang shalat tidak secara mutlak menunjukkan tingkat ketakwaan seseorang. Setidaknya shalat dapat memberikan sebuah perenungan intensif dan kontinyu kepada setiap pribadi muslim dalam keseharian. Ketika seorang muslim sedang berada dalam posisi yang mengakibatkan ia memiliki kecenderungan atau peluang lebih besar untuk berbuat dosa, maka ia akan dapat mengingat shalatnya. Buat apakah rajin-rajin shalat jika masih selalu menjalankan kebiasaan buruk misalnya.
Sidang Jumat yang Dimuliakan Allah
Tentu saja dalam hal ini, shalat adalah sebuah sarana spiritual yang cukup penting untuk meredam kekejian atau kemungkaran yang akan dijalaninya. Shalat dapat berfungsi sebagai kontrol diri setiap saat bagi setiap perilaku individu muslim. Maka demikian pun shalat dapat berfungsi sebagai kontrol sosiologi masyarakat. Jika sebuah komunitas masyarakat memiliki masjid yang selalu penuh oleh jamaah di setiap waktu-waktu shalat, tentu ini mencerminkan kondisi lingkungan yang religius. Biasanya secara otomastis, kegiatan-kegiatan massal yang berbau kemungkaran akan berkurang. Hal ini tentu sangat berbeda dengan lingkungan masyarakat yang masjidnya hanya penuh ketika hari raya saja. Tentu kegiatan-kegiatan yang bersifat foya-foya lebih sering diselenggarakan dalam masyarakat. Dari sini shalat dapat kita jadikan sebuah pola dalam memperjuangkan peningkatan moral masyarakat. Memakmurkan masjid dengan shalat berjamaah merupakan program yang efektif untuk meredam gejolak negatif masyarakat. Jika kita mampu memakmurkan masjid dengan shalat berjamaah, kedamaian dan lingkungan kondusif pasti terkondisikan dengan sendirinya.
Maka marilah kita bersama meningkatkan ketakwaan dan membangun masyarakat yang islami dan bermoral mulia, berakhlakul karimah dan berkerukunan serta berkesatuan melalui penggalakan shalat berjamaah di masjid, mushala maupun di kantor dan di mana pun tempat yang selayaknya kita mengagungkan asma Allah. Marilah bersama kita tegakkan agama Allah, agar meraih keselamatan dan kesejahteraan di sepanjang usia umat manusia.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِيِمْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah 2
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ الْاَحْيَآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر
Oleh: K.H Syaifuddin
Sumber: Nahdlatul Ulama Jatim
Contoh Khutbah Jumat Terakhir Bulan Rajab #2
Judul: Memaknai Rajab
Khutbah 1
اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ فَضَّلَنَا بِشَهْرِ رَجَبَ، وَهُوَ الَّذِيْ اصْطَفى نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا ﷺ الْمُجْتَبَى الْمُؤَيَّد. اَللّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمَ وَبَارِكْ وَتَرَحَّمْ وَتَحَنَّنْ عَلى مَنْ بِهِ تُرْجى شَفَاعَتُه يَوْمَ الْمَآبِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ الْعِبَادِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلى سَائِرِ الْأَعَاجِمِ وَالْعَرَب. أمّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْنِىْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرى بِعَبْدِه لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَه لِنُرِيَه مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Pertama sekali marilah kita bersyukur ke hadirat Allah yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini.
Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu addinul Islam. Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selau dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Amin.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Pada khutbah kali ini khatib ingin menyampaikan judul Memaknai Rajab. Rajab merupakan salah satu bulan mulia dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah swt. Rajab dalam hitungan kelender Hijriah adalah bulan ke-7. Sebelum masa Khalifah Umar bin Khattab, di mana kalender Hijriah dibentuk, orang-orang Arab sudah mengenal Rajab sebagai bulan mulia yang berada sebelum Sya'ban dan sesudah Jumadal Akhirah.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ فَضَّلَنَا بِشَهْرِ رَجَبَ، وَهُوَ الَّذِيْ اصْطَفى نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا ﷺ الْمُجْتَبَى الْمُؤَيَّد. اَللّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمَ وَبَارِكْ وَتَرَحَّمْ وَتَحَنَّنْ عَلى مَنْ بِهِ تُرْجى شَفَاعَتُه يَوْمَ الْمَآبِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ الْعِبَادِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلى سَائِرِ الْأَعَاجِمِ وَالْعَرَب. أمّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْنِىْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرى بِعَبْدِه لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَه لِنُرِيَه مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Pertama sekali marilah kita bersyukur ke hadirat Allah yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini.
Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu addinul Islam. Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selau dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Amin.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Pada khutbah kali ini khatib ingin menyampaikan judul Memaknai Rajab. Rajab merupakan salah satu bulan mulia dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah swt. Rajab dalam hitungan kelender Hijriah adalah bulan ke-7. Sebelum masa Khalifah Umar bin Khattab, di mana kalender Hijriah dibentuk, orang-orang Arab sudah mengenal Rajab sebagai bulan mulia yang berada sebelum Sya'ban dan sesudah Jumadal Akhirah.
Ketika Islam datang, kemuliaan itu dipertegas dengan adanya wahyu serta sabda Nabi Muhammad saw yang menguatkan bahwa Rajab adalah bulan mulia, masuk dalam 4 bulan haram, bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah swt. Allah berfirman:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللّهِ وَكُفْرٌ بِه وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِه مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ وَلا يَزَالُوْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ حَتّى يَرُدُّوْكُمْ عَنْ دِيْنِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوْا وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِه فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُولئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Artinya: ''Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah, "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil Haram, dan mengusir penduduknya dari sekitarnya lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh." Mereka tidak henti-hentinya memerangi kalian sampai mereka (dapat) mengembalikan kalian dari agama kalian (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad di antara kalian dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.'' (QS Al Baqarah: 217)
Sidang Jumat rahimakumullah
Ada beberapa pemaknaan Rajab yang bisa kita pahami sekaligus dapat direspons positif dan semangat untuk mengaktualisasikan pemahaman dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa pemaknaan yang dapat kita pahami dan kita jalani ke dalam kehidupan, di antaranya adalah:
Pertama, Rajab adalah bulan yang disucikan Allah
Rajab adalah salah satu bulan suci dari 4 bulan yang disucikan Allah swt. Dalam Rajab, umat Islam dilarang berbuat dzalim kepada diri sendiri maupun orang lain. Tidak boleh menyakiti diri sendiri ataupun menyakiti orang lain. Sebaliknya, dianjurkan untuk berbuat baik kepada orang lain maupun beribadah kepada Allah dengan baik.
Dalam Rajab Allah juga melarang umat Islam untuk melakukan peperangan dan sejenisnya, sehingga harus menunjukkan ketundukan kepada Allah dan berbaik sangka dan sikap kepada sesama tanpa melihat latar belakang manusia atau saudaranya. Allah berfirman:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu mendzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang Musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa." (QS At-Taubah: 36)
Kedua, Rajab adalah bulan ibadah puasa sunnah
Puasa adalah ibadah yang dilakukan dengan menahan diri dari makan dan minum serta ha-hal yang membatalkannya dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Saat Rajab juga disunnahkan melakukan ibadah puasa agar melatih kesabaran, wahana mendekat kepada Allah, merasakan lapar seperti apa yang dirasakan orang fakir dan miskin, menjaga kesehatan sekaligus melatih untuk persiapan puasa Ramadhan agar bisa menjalani dengan baik dan sempurna.
Dengan puasa kita akan menjadi orang yang pandai mengontrol diri dari hal-hal yang terlarang. Apalagi ketika berpuasa hal yang halal atau boleh mnejadi terlarang ketika puasa. Untuk itu berpuasa menjadi penting buat seorang Muslim, termasuk puasa sunnah. Rasululllah bersabda:
صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ
Artinya: ''Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah!.'' (HR Abu Dawud)
Ketiga, Rajab bulan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad
Rajab juga bulan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad saw. Nabi Muhammad saw diisra'mi'rajkan pada Rajab. Diperjalankan dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa kemudian dilanjutkan ke Sidratul Muntaha (langit ke-7) dalam waktu satu malam. Banyak masyarakat tidak percaya terhadap apa yang disampaikan Nabi. Sahabat Abu Bakar termasuk yang mempercayai Nabi. Kenapa Abu Bakar mempercai, karena selama Abu Bakar menjadi sahabat, Nabi tidak pernah berbohong kepada Abu Bakar. Dalam Isra' Mi'raj, Nabi diperjalankan, bukan jalan sendiri. Allah berfirman:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Artinya: ''Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.'' (QS Al Isra: 1)
Keempat, Rajab adalah bulan diciptakan langit dan bumi
Keistiweaan lainnya adalah bahwa Rajab merupakan bulan diciptakannya langit dan bumi oleh Allah swt. Hal ini mengadung arti bahwa Rajab merupakan bulan baik dalam pandangan Allah untuk menciptakan sesuatu yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Karenanya bagi manusia juga merupakan hal yang penting untuk berbuat hal yang baik untuk kehidupan manusia. Alah berfirman:
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Artinya: "Sesungguhnya zaman berputar sebagai mana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat Bulan Haram (suci), tiga bulan berurutan: Dzul Qa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian Rajab Suku Mudlar, antara Jumadis Tsani dan Sya'ban." (HR Al Bukhari dan Muslim)
Kelima, Rajab adalah bulan kontrol perilaku diri
Rajab juga merupakan bulan kontrol terhadap perilaku-perilaku yang kebablasan. Maksudnya adalah umat Islam harus berusaha mengotrol tindakannya agar tidak melampui batas sehingga cenderung berbuat dzalim. Rajab bulan mulia yang harus dimuliakan umat Islam, khususnya di Indonesia ini. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُحِلُّوْا شَعَائِرَ اللهِ وَلَا الشَّهْرالْحَرَامَ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar Allah , dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram ..." (QS Al Maidah: 2)
Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bermanfaat.
بَارَكَ اللّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَه اِنَّه هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلى تَوْفِيْقِه وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلى اَلِه وَأَصْحَابِه وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنى بِمَلآ ئِكَتِه بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِي الْحَاجَاتِ وَغَافِرُ الذُّنُوْبِ وَالْخَطِيْئَاتِ. , اَللّهُمَّ وَفِّقْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، اَللّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلى طَاعَتِكَ وَاهْدِهِمْ سَوَاءَ السَّبِيْلِ، اَللّهُمَّ جَنِّبْهُمْ الْفِتَنَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ , اَللّهُمَّ سَلِّمْنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ وَعَافِنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ وَاعْفُ عَنَّا وَعَنِ الْمُسْلِمِيْنَ وَقِنَا وَاِيَّاهُمْ شَرَّ مَصَائِبِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ اَللّهُمَّ ارْزُقْنَا فَهْمَ النَّبِيِّيْنَ وَحِفْظَ الْمُرْسَلِيْنَ وَاِلْهَامَ الْمَلاَئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْن. اَللّهُمَّ انْصُرْ مَنِ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَاعْلِ كَلِمَتَكَ اِلى يَوْمِ الدِّيْنِ اَللّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِاَبَائِـنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَلِاَوْلاَدِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَلِمَشَايِخِنَا وَلِمَشَايِخِ مَشَايِخِنَا وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِه وَصَحْبِه وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ يِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهى عَنِ الْفَحشاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا اللهَ عَلى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْا مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
Oleh: KH Ahmad Misbah
Sumber: Nahdlatul Ulama Banten
Contoh Khutbah Jumat Terakhir Bulan Rajab #3
Judul: Memetik Hikmah dari Peristiwa Isra Mi'raj
Khutbah 1
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّقْوَى وَوَصَّى وَأَحَاطَ بِكُلِّ شَيْئٍ عِلْمًا. وَأَحْصَى أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ شَهَادَةَ اْلأَتْقَى. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ مَنَّ بِجَمِيْعِ حُقُوْقِهِ قَضَى. أَمَّا بَعْدُ
أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهِ. اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Hadirin jama'ah jum'ah yang mulia,
Saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada Anda semua, mari kita meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan berusaha sekuat tenaga melaksanakan semua perintah-Nya serta menjauhi larangan-laranga--Nya.
Telah maklum bahwa kita semua telah memasuki bulan Rajab, bulan yang mulia. Nabi Muhammad dalam memperhatikan bulan Rajab sampai memanjatkan doa yang sebagaimana diriwayatkan oleh Anas Ibn Malik dalam Musnad Ahmad:
أَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
"Ya Allah, semoga Engkau memberkahi kami pada bulan Rajab dan Sya'ban, semoga Engkau pertemukan kami dengan bulan Ramadlan." Seolah-olah bulan Rajab merupakan persiapan awal untuk menyambut bulan Ramadlan. Ia menjadi tonggak dari rangkaian ibadah-ibadah penting pada bulan yang jatuh setelahnya, yaitu bulan Sya'ban dan Ramadlan.
Sebagian ulama berkata:
رَجَبُ شَهْرُ الزَّرْعِ وَشعْبَانُ شَهْرُ السَقْيِ وَرَمَضَانُ شَهْرُ الْحَصَادِ
"Rajab adalah bulan menanam, Sya'ban adalah bulan untuk menyirami, dan Ramadlan adalah bulan panen."
Maka dari itu, marilah kita gunakan bulan Rajab ini dengan sebaik-baiknya dengan memperbanyak amal saleh, istighfar, sedekah, puasa dan lain sebagainya.
Hadirin jama'ah jum'ah yang berbahagia,
Sebagaimana kisah yang telah masyhur, pada bulan Rajab juga terdapat peristiwa ajaib dan mengagumkan, berupa isra' wal mi'raj, perjalanan nabi dari Masjidil Haram sampai Masjidil Aqsha kemudian menuju Sidratul Muntaha. Berikut beberapa kisah yang dapat kita petik dari cerita Isra' dan Mi'raj tersebut. Pertama, Isra' dan Mi'raj adalah perkara yang haq karena sharih (sangat jelas dan eksplisit) disebutkan dalam Al-Qur'an, sebuah kejadian yang pasti terjadi, pasti benar, tak ada keraguan sama sekali meskipun akal manusia tidak dapat menjangkau.
Semua hal aneh ini terjadi dalam rangka menguji dan mengukur ketebalan iman seseorang, sebab manusia tersesat adalah orang yang hanya mengukur sebuah kebenaran hanya bersandar pada akal semata. Kita harus menghindari arus pemikir yang hanya membanggakan akal dengan mengesampingkan kekuatan Allah yang lain. Karena tidak mustahil jika pola pikir demikian dilestarikan akan menjadikan ajaran agama yang tidak cocok dengan akal akan ditolak dan diingkari, na'udzubillahi min dzalik. Padahal model demikian adalah cara pandang iblis. Iblis itu disifati dengan أَوَّلُ مَنْ قَاسَ الدِّيْنَ بِرَأْيِهِ (makhluk yang pertama kali mengukur kebenaran agama dengan akalnya sendiri).
Kedua, sebelum Nabi Muhammad menghadap Allah SWT (mi'raj), beliau dibedah dadanya, dibersihkan hatinya meskipun hati Nabi sebenarnya sudah pasti bersih karena beliau ma'shum (suci dari dosa). Sebagaimana yang ditulis pengarang Simthut Durrar, Habib Ali Al Habsyi:
وَمَا أَخْرَجَ الْلأَمْلَاكُ مِنْ قَلْبِهِ أَذَى وَلَكِنَّهُمْ زَادُوْهُ طُهْرًا عَلَى طُهْرٍ
"Malaikat tidak menghilangkan kotoran dari hati Nabi, tetapi agar hati yang suci semakin menjadi suci".
Pembersiahan hati ini dilakukan sebelum Rasulullah menerima tugas shalat lima waktu. Ini juga pelajaran bagi kita sebagai umatnya yang banyak dosa bahwa saat akan menghadap Allah SWT hendaknya lebih dahulu kita bersihkan hati kita masing-masing. Maksudnya, apabila kita shalat harus dimulai dengan hati yang suci, khusyu' tidak memikirkan bab dunia. Sampai Allah SWT berfirman menggunakan lafadz " أَقِيْمُوْا الصَّلَاةَ " tidak " اِفْعَلُوْا الصَّلَاةَ ". Iqâmatusshalâh tidak sama dengan fi'lusshalâh. Fi'lusshalâh yang penting melakukan rukun dan syarat shalat sudah disebut fi'lusshalâh.
Tetapi Iqâmatusshalâh yang maknanya adalah:
اِتْيَانُ الصَّلَاةِ بِحُقُوْقِهَا الظَّاهِرَةِ وَ حُقُوْقِهَا الْبَاِطَنَة
Melaksanakan shalat dengan menjalankan syarat-rukun shalat yang dhahir dan syarat-rukun shalat yang bathin, yaitu khusyu'.
Hadirin, Lalu bagaimana agar dapat melaksanakan shalat dengan khusyu'?
Hatim Al Asham ditanya
"كَيْفَ تَخْشَعُ فِيْ صَلَاتِكَ؟"
Bagaimana engkau dapat khusyu' dalam shalatmu?
Maka ia menjawab:
أَقُوْمُ وَ أُكَبِّرُ لِلصَّلَاةِ وَ أَتَخَيَّلُ الْكَعْبَةَ أَمَامَ عَيْنِيْ
Aku berdiri membayangkan Ka'bah ada di depanku
وَالصِّرَاطَ تَحْتَ قَدَمِيْ وَالْجَنَّةَ عَنْ يَمِيْنِيْ وَالنَّارَ عَنْ شِمَالِيْ وَمَلَكَ الْمَوْتِ وَراَئِيْ
Aku membayangkan Shirath di bawah telapak kakiku, surga ada di sebelah kananku, neraka ada di sebelah kiriku dan malakul maut ada di belakangku.
Hadirin hafidzakumullah,
Dengan keterangan tadi, kita semua dapat memahami bahwa shalat yang dimaksud dalam Al-Qur'an yang تَنْهَىْ عَنِ الْفَخْشَاِء وَالمنْكَرِ itu bukan shalat biasa, tidak hanya fi'lusshalâh namun harus Iqâmatussahlâh, shalat yang benar-benar khusyu', hudlûr dan hati suci.
Semoga kita semua, dan keluarga kita dapat menjadi semakin baik, dimudahkan dalam melaksanakan semua perintah Allah SWT, mendapat ridha Allah SWT dan akhirnya masuk surga-Nya. Amin.
Khutbah 2
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْأَنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِالْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ, بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ, أُتْلُ مَا أُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ, اِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ, وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ, وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ. اَلْحَمْدُ للهِ حَقَّ حَمْدِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْـدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا الله، إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ اَللَّهُمَّ اصْلِحْ أَإِمَّتَنَا وَأُمَّتَنَا وَقَضَاتَنَا وَعُلَمَائَنَا وَفُقَهَائَنَا وَمشَايِخَنَا صَلَاحًا تَامًّا عاَمًّا، وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُّهْتَدِيْنَ. اَللَّهُمَّ نْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ،اَللَّهُمَّ اَهْلِكْ اَعْدَاَ أَلدِّيْنَ،وَاَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِينَ،وَفُكَّ أَسْرَى الْمَأْسُوْرِيْنَ،وَفَرِّجْ عَنِ الْمَكْرُوْبِيْنَ وَاقْضِ الدَّيْنَ عَنِ الْمَدْيُوْنِيْنَ وَاكْتُبِ السَّلَامَةَ عَلَيْنَا وَعَلَى الْمُسْلِمِيْنَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرُ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الَمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلاَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قُدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا وَأَهْلَنَا وَذُرِّيَاتِنَا وَجَمِيْعَ إِخْوَانِنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الْمُتَّقِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الصَّابِرِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الشَّاكِرِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الْمُخْلِصِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الْمُجَاهِدِيْنَ مِنْ عُلَمَائِكَ الْعَامِلِيْنَ مِنَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. رَبَّنَا أَتِيْنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارَ. اِللَّهُمَّ ارْزُقْنَا حُسْنَ الْخُاتِمَةِ ×۳ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارَكَ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Oleh: H.M Shofi Al Mubarok Baedlowi/ Ahmad Mundzir
Sumber: Nahdlatul Ulama
Contoh Khutbah Jumat Terakhir Bulan Rajab #4
Judul: Bulan Rajab antara Sunnah dan Bid'ah
Khutbah 1
يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ القَوِيْمِ وَدَعَا إِلَى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
اللّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً، وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
Amma ba'du ...
Ma'asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah ...
Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kita kepada takwa. Dan kita diperintahkan untuk bertakwa kepada-Nya sebagaimana disebutkan dalam ayat,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam."
(QS. Ali Imran: 102)
Kemudian shalawat dan salam kepada sayyid para nabi, nabi akhir zaman, rasul yang syariatnya telah sempurna, rasul yang mengajarkan perihal ibadah dengan sempurna. Semoga shalawat dari Allah tercurah kepada beliau, kepada istri-istri beliau, para sahabat beliau, serta yang disebut keluarga beliau karena menjadi pengikut beliau yang sejati hingga akhir zaman.
Ma'asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah ...
Kali ini kita sudah berada di bulan Rajab. Bulan Rajab terletak antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya'ban. Bulan Rajab sebagaimana bulan Muharram termasuk bulan haram. Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu." (QS. At-Taubah: 36)
Lalu apa saja empat bulan suci tersebut? Dari Abu Bakrah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
"Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhar yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya'ban." (HR. Bukhari, no. 3197 dan Muslim, no. 1679)
Jadi empat bulan suci yang dimaksud adalah (1) Dzulqo'dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab.
Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma mengatakan, "Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan saleh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak." (Lathaif Al-Ma'arif, hlm. 207)
Beberapa amalan pada bulan Rajab
Pertama: Boleh berpuasa pada bulan Rajab sebagai bulan haram (bulan suci), namun tidak mengkhususkan ibadah puasa tertentu pada hari tertentu, seperti ada yang menyebar broadcast (berita siar) akan anjuran puasa pada satu Rajab hingga tujuh Rajab. Ini tidak berdasarkan hadits yang shahih.
Syaikh Shalih Al-Munajjid hafizhahullah berkata, "Adapun mengkhususkan puasa pada bulan Rajab, maka tidak ada hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya atau menunjukkan anjuran puasa saat bulan Rajab. Yang dikerjakan oleh sebagian orang dengan mengkhususkan sebagian hari di bulan Rajab untuk puasa dengan keyakinan bahwa puasa saat itu memiliki keutamaan dari yang lainnya, maka tidak ada dalil yang mendukung hal tersebut." (Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab no. 75394)
Yang tepat hanyalah berpuasa pada bulan Rajab karena itu masuk bulan haram. Ada anjuran dari sebagian salaf untuk berpuasa di bulan haram seperti perkataan Sufyan Ats-Tsauri dan Ibnu 'Abbas. Dengan catatan, silakan puasanya bebas pada hari kapan pun di bulan Rajab tanpa mengistimewakan tanggal tertentu.
Kedua: Tidak ada amalan shalat khusus pada malam-malam bulan Rajab, begitu juga tidak ada anjuran dzikir-dzikir khusus seperti yang kebanyakan tersebar di tengah-tengah kita saat ini.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Setiap hadits yang membicarakan puasa Rajab dan shalat pada sebagian malam (seperti shalat setelah Maghrib pada malam-malam pertama bulan Rajab, pen), itu berdasarkan hadits dusta." (Al-Manar Al-Munif, hlm. 49).
Ketiga: Membayar utang puasa dengan segera.
Allah Ta'ala berfirman,
وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
"Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain." (QS. Al-Baqarah: 185)
Aturan dalam mengqadha' puasa:
Pertama: Qadha' puasa tidak boleh dibatalkan kecuali jika ada uzur yang dibolehkan sebagaimana halnya puasa Ramadhan.
Kedua: Tidak wajib membayar qadha' puasa secara berturut-turut, boleh saja secara terpisah. Karena dalam ayat diperintahkan dengan perintah umum,
فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
"Hendaklah mengqadha' (mengganti puasanya) di hari lainnya." (QS. Al-Baqarah: 184, 185)
Ketiga: Jika puasanya batal satu hari, maka qadha'nya juga satu hari, bukan dua hari sebagaimana anggapan sebagian orang.
Keempat: Qadha' puasa tetap wajib berniat di malam hari (sebelum Shubuh) sebagaimana kewajiban dalam puasa Ramadhan. Puasa wajib harus ada niat di malam hari sebelum Shubuh, berbeda dengan puasa sunnah yang boleh berniat di pagi hari.
Dalam hadits disebutkan,
مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ
"Barangsiapa yang tidak berniat di malam hari sebelum fajar, maka tidak ada puasa untuknya." (HR. An-Nasai, no. 2331, dari Hafshah binti 'Umar, Ummul Mukminin radhiyallahu 'anha. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).
Kelima: Ketika ada yang melakukan qadha' puasa lalu berhubungan intim di siang harinya, maka tidak ada kewajiban kafarah, yang ada hanyalah qadha' disertai dengan taubat. Kafarah berat (yaitu memerdekakan seorang budak, jika tidak mampu berarti berpuasa dua bulan berturut-turut, jika tidak mampu berarti memberi makan pada 60 orang miskin, pen.) hanya berlaku untuk puasa Ramadhan saja.
Keempat: Bulan Rajab saatnya menanam.
Abu Bakr Al-Balkhi rahimahullah berkata,
شَهْرُ رَجَبٍ شَهْرُ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ سَقْيِ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ حِصَادِ الزَّرْعِ
"Bulan Rajab saatnya menanam. Bulan Sya'ban saatnya menyiram tanaman dan bulan Ramadhan saatnya menuai hasil." (Lihat Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab no. 92748)
Khutbah kali ini kami tutup dengan doa,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
"Allahumma baarik lanaa fii Rojab wa Sya'ban wa ballignaa Romadhon
[Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban dan perjumpakanlah kami dengan bulan Ramadhan]."
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ
Khutbah 2
الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى
اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ومَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Oleh: K.H Muhammad Abduh Tuasikal, S.T., M.Sc
Sumber: Laman Rumaysho.com
Contoh Khutbah Jumat Terakhir Bulan Rajab #5
Judul: Fadhilah Rajab
Khutbah 1
اَلْحَمْدُ لِلّهِ الّذِيْ اَرْسَلَ رَسُوْلَه بِالْهُدى وَدِيْنِ اْلحَق. لِيُظهِرَه عَلَى الدِّيْنِ كُلِّه. اَرْسَلَه بَشِيْرًاوَّ نَذِيْرًا. وَدَاعِيًا اِلَى اللّهِ بِاِذْنِه وَ سِرَاجًامُّنِيْرًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَرْفَعُ بَرِيَّةِ قَدْرَى. اللّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى ألِهِ وَأَصْحَابِهِ. وَ سَلَّمَ تَسْلِيْمًاكَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا اَيُّهَا النَّاسِ اِتَّقُوا اللّهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَ اَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ اْلقُرْآنِ الْكَرِيْمِ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَاِن الرَّ جِيْمِ . ِبسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّ حِيْمِ.۞وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ
Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah
Marilah senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta'ala, dengan menunaikan segala perintah perintah-Nya, juga meninggalkan segala larangan-Nya. Dengan harapan kita akan mendapatkan rahmat dan anugerah dari Allah subhanahuu wa ta'ala.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Tak terasa kita telah berada di bulan Rajab. Allah memasukkan Rajab salah satu bulan haram, yang dimuliakan. Allah berfirman dalam Surat At Taubah:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ
"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya
ada empat bulan haram..." (QS At-Taubah : 36)
Bulan haram adalah empat bulan di luar Ramadhan, yakni Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Dalam Rajab, ibadah menjadi istimewa karena dilakukan pada bulan istimewa. Termasuk ibadah puasa di Rajab dianjurkan. Rasulullah saw bersabda yang artinya kurang lebih:
''Apabila kalian ingin tenang ketika meninggal dari haus, dan keluar dari dunia membawa iman, juga selamat dari setan, maka muliakanlah bulan-bulan mulia ini
dengan banyak berpuasa, menyesali dosa-dosa yang telah lalu, perbanyak dzikir kepada Sang Pencipta makhluq, maka kalian akan masuk ke surga Tuhanmu dengan selamat.''
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Menurut hadits tersebut, yang memuliakan Rajab, Allah akan menganugerahkan ketetapan iman, dan akhirnya masuk surga dengan selamat. Diriwayatkan dari Sahabat Tsauban, bahwa suatu hari Tsauban membersamai Rasulullahi sallallahu 'alaihi wa sallam, melewati suatu kuburan, tiba-tiba Rasulullahi sallallahu' alaihi wa sallam berhenti, kemudian berdoa seraya menangis. Sahabat Tsauban bertanya kepada Rasulullah, wahai Rasulullah, kenapa engkau tiba-tiba berhenti dan menangis?
Rasulullahi sallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, wahai Tsauban, para ahli kubur di alam kuburnya ini, sedang disiksa. Kemudian aku berdoa untuk mereka, lalu Allah meringankan siksa mereka.
Rasulullahi sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, andaikan ahli kubur ini ketika hidup di dunia mau berpuasa meski sehari, dan berjaga meski hanya semalam di bulan Rajab, niscaya mereka tak akan disiksa di alam kuburnya. Ia bertanya lagi, wahai Rasulullah, apakah puasa hanya sehari, dan berjaga hanya semalam di bulan Rajab ini, dapat menolak siksa kubur? Rasulullahi sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, hai Tsauban, Demi Dzat Yang Mengutus aku membawa agama yang hak, sebagai Nabi, tiada seorang Muslim atau Muslimah pun yang berpuasa meski hanya sehari, dan berjaga meski hanya semalam di Rajab karena mengharap ridha Allah, keculai Allah akan mencatat baginya seperti ibadah setahun, yang ia puasa di siang harinya dan berjaga di malam harinya. (Zubdatul wa'idhin)
Akhirul kalam, Rajab adalah momen saatnya mengarahkan konsentrasi kepada bulan mulia ini di tengah kesibukan duniawi yang melengahkan. Semoga Allah senantiasa membersamai kita dengan melimpahkan rahmat-Nya di Rajab mulia ini.
بَارَكَ اللّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَه اِنَّه هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ
Khutbah 2
اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِى اَمَرَنَا بِااْلِاتِّحَادِ وَ الاِعْتِصَامِ بِحَبْل اللهِ اْلمَتِيْنِ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللّهِ وَحْدَه لَا شَرِيْكَ لَهُ اِيَّاهُ نَعْبُدُ وَ ِايَّاهُ نَسْتَعِيْنَ. وَ اَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُه وَ رَسُوْلُهُ اْلمَبْعُوْ ثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلى اَلِه وَ اَصْحَابِه اَجْمَعِيْنَ
اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللّهِ اِتَّقُوا اللّهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَ اَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, وَ سَارِعُوْا اِلى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَبِّ اْلعَا لَمِيْنَ. وقَالَ تَعَالى فِى كِتَابِهِ الْعَظيْمِ. اِنَّ اللّهَ وَ مَلائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيّ, يَا اَيُّهَا اَلَّذِيْنَ اَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّهُمَّ صَلّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِناَمُحَمَّدٍسَيِّدِ اْلمُرْسَلِيْنَ. وَ عَلى اَلِه وَ اَصْحَابِه وَ قَرَابَتِه وَ اَزْوَاجِه وَ ذُرِّيَّتِه اَجْمَعِيْنَ. وعَلى اَرْبَعَةِ خُلَفَاءِ الرّا شِدِيْنَ سَيِّدِنَا اَبِى بَكْرٍ وَ عُمَرَ وَ عُثْمَانَ وَ عَلِى, وَعَلى بَقِيَّتِ الصَّحَا بَةِوَقَرَابَتِهِ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاءِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاارْحَمَ الرَّا حِمِيْنَ. اَمِيْنَ يَا رَبَّ اْلعَا لَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ اَصْلِحْ جَمِيْعِ اَوْلَادِ اْلمُسْلِمِيْنَ, وَانْصُرِ اْلاِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ, وَ اَهْلِكِ كَفَرَةَ وَ اْلمُشْرِكِيْنَ. وَعَلَيْنَامَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا َارْحَمَ الرَّا حِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَياقَاضِيَ الْحَاجَاتِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا. رَبَّنَا اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ الله! اِنَّ اللّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبى وَ يَنْهى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا الله الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ وَ اللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
Oleh: PCNU Bantul, Jogja
Sumber: Nahdlatul Ulama Banten
Demikianlah contoh khutbah Jumat terakhir bulan Rajab yang bisa dijadikan referensi. Semoga berguna, ya!
(alk/hsr)