Tujuan Perayaan Imlek dan Tradisi-tradisi pada Tahun Baru Cina

Tujuan Perayaan Imlek dan Tradisi-tradisi pada Tahun Baru Cina

Irmalasari - detikSulsel
Minggu, 28 Jan 2024 06:31 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi tujuan perayaan Imlek (Foto: Thinkstock)
Makassar -

Perayaan Imlek akan kembali dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2024 mendatang. Namun, tahukah detikers apa saja tujuan perayaan Imlek?

Imlek merupakan perayaan tahun baru masyarakat etnis Tionghoa yang dirayakan setiap tahunnya. Dikutip dari laman resmi Kemendikbud, secara etimologis, Imlek berarti Tahun Baru Cina yang jatuh pada tanggal satu bulan pertama di awal tahun.

Dalam bahasa Tiongkok, Im berarti "bulan", sedangkan lek artinya penanggalan. Dengan demikian Imlek bermakna sistem penanggalan berdasarkan perhitungan bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun Baru Imlek biasanya dimeriahkan dengan berbagai macam tradisi unik. Misalnya festival lampion atau cap go meh, pertunjukan barongsai, berbagi angpao, dan sebagainya.

Nah, bagi detikers yang penasaran dengan tujuan perayaan Imlek, berikut ulasan tujuan perayaan Imlek lengkap dengan tradisi dan jadwal liburnya yang dilansir dari berbagai sumber.

ADVERTISEMENT

Yuk, simak selengkapnya!

Tujuan Perayaan Imlek

Dilansir dari jurnal Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang berjudul "Imlek sebagai Permohonan dan Syukur", disebutkan bahwa poin utama Imlek adalah ritual. Tujuan utama dari semua ritual Imlek adalah untuk mencapai kesejahteraan, ketentraman, dan kebahagiaan.

Ritual Imlek berlangsung selama 21 hari yang dimulai dengan doa kepada Dewa Dapur dan diakhiri dengan Festival Lampion atau Cap Go Meh.

Ritual menghantar Dewa Dapur ke langit dilakukan tanggal 23 atau 24 bulan 12 kalender Lunar atau kurang lebih seminggu sebelum perayaan Imlek. Dewa Dapur ini bernama Tjiao Kun Kong, diyakini mempunyai tugas untuk memberikan laporan mengenai kehidupan manusia kepada Thian (Dewa Tertinggi).

Ritual menghantar Dewa Dapur ini biasanya dilakukan dengan membakar dupa dan membakar petasan. Dalam ritual tersebut, masyarakat Tionghoa berharap agar Dewa Dapur memberikan laporan mengenai hal-hal positif saja kepada Thian.

Selain membakar dupa, masyarakat Tionghoa juga biasanya mengoleskan madu pada mulut patung Dewa Dapur, memberikan persembahan berupa kue keranjang, dan usaha-usaha lainnya dengan tujuan yang sama yakni agar Dewa Dapur melaporkan perilaku manusia yang manis dan baik.

Selain ritual tadi, seminggu menjelang Imlek, mereka juga melakukan bersih-bersih klenteng. Pembersihan ini biasanya dilakukan oleh para pengurus klenteng dan umat secara bergotong royong.

Bukan hanya di klenteng, mereka juga membersihkan rumah masing-masing dan lingkungan sekitarnya. Masyarakat Tionghoa melakukan hal tersebut karena mereka percaya bahwa saat itu semua dewa akan kembali ke langit.

Pada saat malam tahun baru, biasanya beberapa keluarga akan mengadakan sembahyangan. Tetapi mengenai hal ini, ada pula beberapa keluarga yang melangsungkannya pada saat Hari Imlek saja.

Ritual biasanya diawali dengan berdoa dihadapan meja persembahan (meja abu) yang telah dipersiapkan. Sembahyang diawali oleh kepala keluarga kemudian dilanjutkan oleh istri dan anak-anaknya.

Masyarakat Tionghoa yang masih memelihara meja abu akan bersujud (跪 dibaca guì) di depan meja abu. Kemudian mereka akan berjaga sepanjang malam sambil berkumpul bersama keluarga dan sanak-saudara.

Ritual tersebut merupakan bentuk wujud bakti mereka kepada leluhur dan Tuhan. Seperti yang diketahui secara umum bahwa orang Tiongkok sangat memegang teguh hormat kepada leluhur, terutama kepada orang tua. Mereka percaya bahwa hal tersebut akan membawa berkah yang berlimpah di tahun yang akan datang sehingga keluarga itu akan selalu merasakan kebahagiaan, kesejahteraan, dan perlindungan.

Di hari pertama perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa biasanya akan mengenakan pakaian baru, saling memberi ucapan, dan berbagi kebahagiaan yang disimbolkan dengan pemberian hóng bāo (红包, artinya adalah amplop merah yang berisi uang) atau yang dikenal dengan istilah angpao.

Dalam perayaan Imlek, warna dominan yang digunakan adalah warna merah dan kuning. Merah merupakan simbol kebahagiaan dan keberuntungan. Sementara warna kuning merupakan simbol keceriaan.

Oleh karena itu, biasanya tanaman-tanaman yang dipajang di hari Imlek pun yang berwarna merah, kuning, dan ungu. Biasanya mereka akan memajang anggrek, adenium, dan bambu emerald.

Tidak hanya tanaman, mereka juga biasanya menyediakan buah-buahan seperti kurma, semangka merah, jeruk, apel, dan pear. Kurma merupakan simbol kelimpahan, semangka merah sebagai simbol keberuntungan, pear sebagai simbol kebahagiaan dan apel sebagai simbol kesehatan dan keselamatan.

Sementara jeruk sebagai simbol kekayaan, pembawa damai dan kemewahan. Biasanya jeruk yang disajikan adalah jeruk yang masih berdaun karena hal ini menyimbolkan kekayaan yang terus bertumbuh.

Selain tanaman dan buah, orang Tiongkok juga biasanya menyiapkan kacang, kuaci, kue lapis, kue mangkok, kue keranjang, dan agar-agar. Kacang dan kuaci dianggap sebagai simbol kelahiran.

Kue mangkok dan kue keranjang dihidangkan dengan susunan ke atas sebagai simbol kehidupan yang semakin cerah dan mekar seperti kue. Sedangkan agar-agar dibentuk seperti bintang yang diyakini agar orang yang memakannya menjadi lebih jernih.

Makanan lain yang turut disajikan di meja persembahan saat perayaan Imlek adalah ikan bandeng dan nasi. Ikan bandeng sebagai simbol rejeki yang terus mengalir dan nasi sebagai simbol kemakmuran. Makanan yang menjadi pantangan saat perayaan Imlek adalah bubur sebab dianggap sebagai simbol kemiskinan.

Tradisi Imlek

Selain hal di atas, ada beberapa tradisi yang cukup lazim ditemukan saat perayaan Tahun Baru Imlek. Seperti dilansir dari laman China Highlights, berikut 5 tradisi Imlek yang kerap dilakukan oleh masyarakat Tionghoa.

Mendekorasi Rumah dengan Warna Merah

Masyarakat Tionghoa biasanya mendekorasi rumahnya dengan warna merah saat perayaan Imlek. Merah diyakini sebagai warna keberuntungan untuk Tahun Baru Imlek. Merah melambangkan kemakmuran dan energi yang mengusir roh jahat dan hal-hal negatif. Biasanya mereka menggantung lentera merah di jalanan dan menempel gambar tahun baru di pintu.

Sebelum mendekorasi, mereka biasanya membersihkan rumahnya terlebih dahulu. Hal tersebut dianggap sebagai simbol penghapusan nabis buruk di tahun sebelumnya dan menyiapkan rumah mereka untuk menerima keberuntungan.

Mempersembahkan Kurban Kepada Leluhur

Menghormati orang yang telah meninggal adalah tradisi Tahun Baru Imlek yang dilestarikan oleh masyarakat Tionghoa. Biasanya mereka mengunjungi makam leluhur sehari sebelum Tahun Baru Imlek.

Tidak hanya itu, mereka biasanya mempersembahkan kurban kepada leluhur sebelum makan malam bersama. Hal ini menunjukkan bahwa mereka mempersilahkan para leluhur untuk makan terlebih dahulu.

Makan Malam Keluarga

Tahun Baru Imlek adalah momentum untuk berkumpul dengan keluarga. Dimana pun berada, masyarakat diharapkan ada di rumah untuk merayakan hari raya ini bersama keluarga.

Makan Malam Tahun Baru Imlek disebut sebagai ''makan malam reuni.'' Keluarga besar dari beberapa generasi akan duduk mengelilingi meja bundar dan menikmati makanan dan kebersamaan.

Bertukar Angpao

Tahun Baru Imlek adalah musim amplop merah. Amplop merah ini berisi uang dan sering diberikan kepada anak-anak dan manula.

Amplop merah (uang) disebut ya sui qian (压岁钱 /yaa sway chyen/), yang berarti 'menekan uang Sui [iblis]'. Mereka yang menerima amplop merah diharapkan mendapatkan tahun yang aman dan damai.

Petasan dan Kembang Api

Menyalakan petasan dan kembang api adalah tradisi penting yang dilakukan saat Tahun Baru Imlek. Ini adalah cara untuk menakut-nakuti kejahatan dan menyambut datangnya tahun baru.

Menonton Barongsai

Tarian Barongsai selalu terlihat di Tiongkok atau Pecinan di berbagai negara selama perayaan Imlek. Tarian barongsai atau tarian naga dilakukan dengan tujuan untuk membawa kemakmuran dan keberuntungan untuk tahun yang akan datang.

Jadwal Libur Imlek 2024

Mengingat pentingnya perayaan Imlek bagi masyarakat Tionghoa, maka pemerintah telah menetapkan Hari Imlek sebagai Hari Libur Nasional. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri Nomor 855 Tahun 2023, Nomor 3 Tahun 2023, dan Nomor 4 Tahun 2023, libur nasional Tahun Baru Imlek 2024 jatuh pada Sabtu tanggal 10 Februari 2024.

Tidak hanya libur nasional, pemerintah juga telah menetapkan cuti bersama dalam perayaan Imlek. Di tahun 2024 ini, cuti bersama Imlek ditetapkan Jumat tanggal 9 Februari.

Perlu diingat bahwa perayaan Imlek 2024 ini dilakukan menjelang akhir pekan. Sehingga detikers bisa menikmati libur Imlek lebih lama.

Berikut rincian libur Tahun Baru Imlek 2024:

  • Jumat 9 Februari 2024: Cuti bersama Imlek 2575 Kongzili
  • Sabtu 10 Februari 2024: Libur Nasional Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili
  • Minggu 11 Februari 2024: Libur akhir pekan

Nah, itulah tadi tujuan perayaan Imlek lengkap dengan tradisi, dan jadwal libur beserta cuti bersamanya. Semoga bermanfaat ya, detikers!




(edr/edr)

Hide Ads