Capres nomor urut 1 Anies Baswedan menggelar kampanye di Kota Ternate, Maluku Utara. Dalam kesempatan itu, Anies menyebut proyeksi pembangunan di Maluku Utara masih timpang dibanding ibu kota negara.
"Tadi salah satu yang kita bahas (bersama sultan Ternate) di dalam (kedaton) adalah, betapa timpangnya pembangunan yang terjadi di sini dibandingan dengan pembangunan yang berada di wilayah ibu kota," ujar Anies kepada wartawan, Jumat (26/1/2024).
Anies memaparkan, Maluku Utara sejak ratusan tahun silam adalah daerah yang makmur, sejahtera, dan saling terhubung dengan dunia luar. Namun sampai saat ini menurutnya masih terjadi ketimpangan. Anies pun berjanji akan mengembalikan Maluku Utara dalam kejayaannya agar setara dengan daerah lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahwa di tanah ini sudah ada kemakmuran, sudah ada kesejahteraan, sudah ada jangkauan dunia yang amat panjang. Mudah-mudahan dengan perubahan yang insyaallah kita akan laksanakan, akan kita bisa mengembalikan tempat ini menjadi tempat yang memberikan kemajuan," ujarnya.
"Sudah saatnya kita lakukan perubahan agar semua tempat punya kesetaraan pembangunan," tambah Anies.
Anies lalu mengenang kunjungannya ke Kabupaten Halmahera Selatan pada tahun 2011. Ketika tiba di Pulau Bacan dan mendatangi desa-desa, kondisi saat itu belum ada jaringan telepon hingga listrik.
"Tidak ada listrik. Nah, pada saat itu saya merasakan betul sebagai seseorang yang hidup besar di Pulau Jawa, datang ke sini merasakan ketimpangan yang luar biasa," ujarnya.
Lebih lanjut Anies menuturkan, saat itu guru-guru yang ditemuinya bercerita bahwa anak-anak di Halmahera Selatan punya kemampuan yang luar biasa, mulai dari nutrisi, otot, dan otak. Karena sejak kecil mereka mengkonsumsi ikan segar hasil tangkapan di laut. Namun mereka tidak punya kesempatan untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
"Ototnya sehat, otaknya cerdas. Jadi kemampuannya sangat tinggi, yang rendah itu kesempatannya. Kemampuan yang tinggi ditambah kesempatan menghasilkan keberhasilan. Tapi kalau kemampuan tinggi tanpa kesempatan, dia tidak akan menghasilkan keberhasilan," ujar Anies.
"Jadi saya ditunjukkan tentang ketimpangan yang saya alami pada saat itu, saya naik kapal dari Ternate ke Halmahera, semalam kapalnya. Itulah sebabnya kami merasa kesetaraan dan keadilan itu menjadi agenda penting, dan sekarang saya melanjutkan agenda itu ketika ada kontestasi Pilpres," tambahnya.
Anies pun menegaskan bahwa bukan karena maju sebagai capres dirinya berbicara tentang ketimpangan. Sebab sejak bertugas di luar negeri, ia memulai dengan mengirimkan guru-guru ke luar. Tujuannya agar mereka mendapatkan kesempatan untuk maju.
"Jadi kalau ditanya di mana? Pasti kami mulainya dari generasi baru yang terdidik dengan baik, kualitas pendidikan baik, sehingga kemampuan yang mereka miliki bisa bertemu dengan kesempatan. Karena kesempatan lebih banyak lewat pendidikan. Dari situ harapannya mereka akan punya masa depan yang baik," paparnya.
Anies juga menyinggung skema bagi hasil dari sumber daya alam yang terdapat di Maluku Utara. Menurutnya, hampir semua masyarakat tidak merasakan pembagian secara merata.
"Kedua, tentang cara membagi hasil dari sumber daya alam yang kaya, kekayaan itu tidak dirasakan setara pembagiannya oleh daerah penghasil. Jadi di sini pertumbuhan ekonominya di atas kertas tinggi, tapi penyerapan tenaga kerjanya rendah, perekonomian keluarga di sini rendah, karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu dananya terserap di pusat, nah ini yang harus kita lakukan perubahan," imbuh Anies.
(asm/ata)