Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis elektabilitas Capres-Cawapres di Sulawesi Selatan (Sulsel) dan menempatkan paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul, lalu disusul paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN). Sementara paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md terpaut jauh dari kedua paslon lainnya.
Pengamat politik yang juga Direktur Nurani Strategic, Nurmal Idrus menilai Sulsel merupakan pertarungan ketat Anies-Muhaimin dan Prabowo-Gibran. Kedua paslon sama-sama memiliki basis massa yang kuat di Sulsel.
"Secara tradisional Prabowo dari pemilu ke pemilu selalu menjadikan Sulsel sebagai lumbung. Figuritasnya diterima di Sulsel. Hal sama dengan Anies Baswedan yang punya basis massa di kalangan terpelajar dan Islam," ujar Nurmal kepada detikSulsel, Minggu (21/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, Ganjar-Mahfud dinilai memiliki basis suara yang kecil di Sulsel. Menurut Nurmal, PDIP dan PPP di Sulsel tidak cukup mendominasi.
"Basis suara Ganjar-Mahfud di Sulsel memang kecil. Itu tergambar dari partai pengusung yaitu PDIP dan PPP yang memang tak secara tradisional sulit untuk mendominasi di Sulsel," terangnya.
Mantan ketua KPU Makassar ini mengungkapkan Sulsel menjadi salah satu lumbung suara Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat berpasangan Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 lalu. Hal itu dinilai berpengaruh terhadap elektoral Ganjar-Mahfud di Sulsel.
"Secara umum, wilayah Sulsel memang bukan wilayah basis PDIP. Saat Pilpres 2019 pun, Sulsel juga menjadi basis yang kuat bagi Prabowo. Jadi itu berimbas pada elektoral Ganjar-Mahfud di Sulsel," jelasnya.
Apalagi, kata Nurmal, Pilpres merupakan pertarungan kekuatan figur kandidat. Sementara kekuatan tokoh king maker dan parpol tidak terlalu berpengaruh di elektoral kandidat. Begitu pula kekuatan caleg parpol pengusung yang dinilai tidak terlalu signifikan berpengaruh di Pilpres.
"Pilpres adalah arena kontestasi figur calon. Jadi, persepsi pemilih lebih banyak dibangun oleh persepsi terhadap figur. Jadi, tokoh di belakangnya tidaklah terlalu berpengaruh," ujarnya.
"Menurut saya tak terlalu berpengaruh (caleg) dari sisi elektoral. Kembali lagi pada figur calonnya. Tetapi, tentu bagi Ganjar-Mahfud dan calon lain, tetap memerlukan dukungan sosialisasi dari caleg," tambah Nurmal.
Diketahui, Indikator Politik Indonesia merilis elektabilitas paslon Pilpres 2024 sejak 30 Desember 2023 hingga 6 Januari 2024. Khusus di Sulsel hasilnya menempatkan paslon Prabowo-Gibran berada pada angka 53,5%, AMIN 33%, dan Ganjar-Mahfud 4,5%.
Survei ini menggunakan metode multistage random sampling di 13 Provinsi yakni di Aceh, Sumut, Sumsel, Lampung, Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, Banten, Bali, NTT, Sulut, dan Sulsel. Responden sebanyak 1.200 orang yang terdistribusi secara proporsional.
Sementara secara nasional, Prabowo-Gibran unggul 45,79%, disusul Anies-Cak Imin 25,47%, dan Ganjar-Mahfud 22,96%. Sedangkan 5,78% tidak menjawab atau tidak tahu.
TPD AMIN Sulsel Klaim Tak Terpengaruh
Tim Pemenangan Daerah (TPD) AMIN Sulsel mengaku tidak terpengaruh survei elektabilitas Pilpres 2024 dari Indikator Politik Indonesia yang menempatkan paslonnya di posisi kedua dengan nilai 33%. TPD AMIN mengklaim survei internalnya justru berbanding terbalik dengan hasil tersebut.
"Kita punya survei sebenarnya berbanding terbalik dengan yang ada di Indikator," ujar Juru Bicara TPD AMIN Sulsel Tobo Haeruddin kepada detikSulsel, Minggu (21/1).
Wakil Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) DPW NasDem Sulsel ini mengaku survei yang dirilis Indikator itu akan dijadikan pemacu semangat tim pemenangan AMIN di Sulsel.
"Mengenai hasil survei Indikator itu, itu sebagai penyemangat buat kami semakin bergerak secara masif memenangkan AMIN di Sulsel," ungkap Tobo.
Di satu sisi hasil survei Indikator turut menjadi peringatan untuk bekerja keras. TPD AMIN di Sulsel akan memasifkan sosialisasi di lapangan.
"Kita hargai dan itu yang membuat tim kami semakin mengencangkan ikat pinggang untuk semakin masif dan lebih waspada untuk bisa terus menaikkan elektabilitas AMIN," sambungnya.
Dia yakin elektabilitas AMIN di Sulsel akan terus naik. Apalagi, baru-baru ini Wapres RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) menemani Anies berkampanye di Sulsel.
Sementara, pasangan AMIN masih akan melakukan kampanye akbar di Sulsel pada 10 Februari 2024 mendatang. Pihaknya optimistis akan menang di Sulsel bahkan di kawasan Indonesia bagian timur.
"Masih ada satu kali momen untuk kampanye akbar di Sulsel, kita akan maksimalkan itu. Pasti, kita optimis Sulsel akan dikuasai AMIN dan bahkan Indonesia timur pada umumnya," imbuhnya.
TKD Prabowo-Giran Tak Ingin Lengah
Ketua TKD Prabowo-Gibran Sulsel Irjen (Purn) Andi Damisnur mengaku tak ingin lengah dengan hasil survei tinggi. Dia menegaskan jika tim pemenangan masih perlu memperkuat kampanye ke masyarakat.
"Satu pesan saya ketika melihat kelemahan musuh, jangan lengah, jangan pandang enteng dengan kelengahan itu pangkal dari kelemahan, kalau kita sudah lemah pangkal kekalahan," Andi Damisnur usai peresmian posko di Jalan Kasuari, Makassar, Minggu (21/1).
Damisnur mengklaim Capres-Cawapres nomor urut 2 unggul 55,8% dari survei elektabilitas Pilpres 2024. Namun pihaknya masih perlu kerja keras untuk meraup suara pemilih lebih banyak lagi.
"Secara keseluruhan di Sulawesi Selatan kita sudah di 55,8% itu survei terakhir," pungkas Andi Damisnur.