Calon Siswa Bintara Polri di Sintang Ditemukan Tewas di Pondok Warga

Kalimantan Barat

Calon Siswa Bintara Polri di Sintang Ditemukan Tewas di Pondok Warga

Riani Rahayu - detikSulsel
Jumat, 19 Jan 2024 20:45 WIB
Press Release Polres Sintang, Kalbar.
Foto: Press Release Polres Sintang, Kalbar. (Dok. Istimewa)
Sintang -

Calon siswa Bintara Polri berinisial SD (20) di Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) ditemukan meninggal dunia di lanting atau pondok milik warga. Terungkap penyebab kematian korban karena adanya zat berbahaya yang masuk ke dalam tubuh.

"Penyebab kematian korban itu kan ada zat berbahaya yang masuk, nah terkait masalah zat berbahayanya itu kemarin di sampaikan oleh dokter forensik bahwa ada beberapa faktor yang tidak dapat terdekteksi," ujar Kasat Reskrim Polres Sintang AKP Wendi Sulistiono kepada detikcom, Jumat (19/1/2024).

Korban sendiri ditemukan meninggal di lanting milik warga di Sungai Melawi Jalan Teuku Umar, Kelurahan Ladang, Kecamatan Sintang Kota, pada 5 September 2023 lalu, sekitar pukul 17.30 WIB. Saat itu korban sempat terlihat oleh warga turun ke lanting dalam keadaan sempoyongan dan meminum air sungai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekitar jam 2 lewat itu ada masyarakat pekerja pasir di sungai melihat korban turun ke lanting dengan sempoyongan dan seperti meminum air sungai," terangnya.

"Terus dia berbaring di lanting dan sempat masih ada gerakan-gerakan juga. Warga mengira dia mabuk. Tapi begitu sore selesai kegiatan warga menemukan korban sudah tidak ada nadinya lagi (meninggal dunia)," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Wendi mengatakan, dari hasil penelusuran timeline kegiatan korban di hari yang sama, seharusnya korban kembali menghadiri kegiatan pada pukul 13.00 WIB. Namun saat itu korban tak kunjung kembali.

"Di pukul 07.00 WIB, dia (korban) ada kegiatan sampai jam 11 lalu istirahat. Tetapi sampai sampai istirahat selesai korban tak kembali," terang Wendi.

Rupanya saat istirahat korban menuju sebuah toko membeli racun rumput. Korban sendiri sempat kembali lagi untuk menukar cairan racun tersebut dengan merek lain.

"Dia sempat kembali untuk menukar racun rumput tersebut dengan merek lain, ini berdasarkan bukti dari keterangan karyawan toko, pemilik toko, dan CCTV di toko tersebut," ungkapnya.

Wendi menuturkan, sampai saat ini pihaknya belum mengetahui apakah zat tersebut merupakan racun rumput yang dibeli korban. Sebab saat pemeriksaan sampel zat tersebut tak terdeteksi.

"Untuk zatnya yang belum dapat dipastikan. Hasil otopsi terdapat zat berbahaya dari luar yang masuk ke tubuh melalui saluran pencernaan sehingga terjadi erosi di lambung korban dan pendarahan, terjadi pembengkakan otak serta pembendungan organ dalam menyebabkan korban mati lemas," pungkasnya.




(ata/asm)

Hide Ads