Pemkot Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) berupaya melakukan penanganan terhadap 482 pengungsi banjir yang mulai terserang penyakit. Pasalnya, ada 32 orang di antaranya yang mengalami demam, flu, hingga gatal-gatal.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar per tanggal 18 Januari 2024 hingga 13.00 Wita, ada 465 warga mengungsi di Kecamatan Manggala. Sementara ada 17 pengungsi terdampak banjir di Kecamatan Biringkanaya.
Warga terdampak diungsikan ke masjid yang tersebar di 8 titik di Manggala, sedangkan 1 titik lainnya di Biringkanaya. Dinas Kesehatan (Dinkes) Makassar pun menyebar petugas ke lokasi pengungsi untuk merawat korban banjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Antang Perumnas sudah melaksanakan posko kesehatan di tempat-tempat pengungsian," kata Kepala Dinkes Makassar Nursaidah kepada detikSulsel, Kamis (18/1/2024).
Dari data sementara Dinkes Makassar, dilaporkan ada 12 pengungsi terserang penyakit di Masjid Al Anwar Manggala. Rinciannya, 5 orang gatal-gatal, flu 2 orang, batuk 1 orang, sakit kepala 2 orang, dan demam 2 orang.
Di Masjid Makkah Al Mukarramah Manggala, ada 20 orang terserang penyakit. Rinciannya, 9 orang gatal-gatal 9, flu 2 orang, batuk 3 orang, dan sakit kepala 6 orang.
"Rata-rata pengungsi mengalami penyakit gatal-gatal, demam, dan batuk," kata Nursaidah.
Nursaidah menegaskan pihaknya memberikan pelayanan 24 jam kepada para pengungsi. Personel yang bertugas bergantian siaga di posko pengungsian untuk melakukan kontrol kesehatan.
"Sejak kemarin ada yang bertugas dari Puskesmas Antang Perumnas. Mereka mengatur jadwal shiftnya tidak ada yang lowong mereka yang ngatur, intinya tidak boleh ada kekosongan," imbuhnya.
Sementara itu, Camat Manggala Andi Eldi Indra Malka mengatakan warga mengalami gangguan kesehatan di tengah cuaca ekstrem. Para pengungsi juga terserang penyakit karena banjir.
"Mungkin karena sudah lama terendam air kakinya atau apa ada kemungkinan bisa gatal-gatal itu kendala-kendala kecil," ungkap Andi Eldi yang dikonfirmasi terpisah.
Eldi menegaskan, pihaknya akan memaksimalkan pengawasan. Pemerintah kecamatan juga berkoordinasi dengan puskesmas hingga dinas terkait dalam melakukan penanganan.
"Kami itu sudah siagakan keseluruhan staf-staf bagian kecamatan ke titik-titik pengungsian tetapi kami juga dibantu oleh BPBD Kota Makassar, Dinsos," ucapnya.
Dia mengatakan pihaknya tetap berkeliling ke tiap wilayah. Jangan sampai masih ada warga terdampak banjir yang butuh dievakuasi ke masjid yang menjadi lokasi pengungsian.
"Inikan bertambah ki karena intensitas hujan maksudnya pengungsi juga semakin bertambah jadi kita plot ke masjid-masjid dekat-dekat situ," kata Eldi.
Namun Eldi tidak menampik masih ada sejumlah warga terdampak banjir yang enggan meninggalkan rumahnya. Mereka memilih berdiam di lantai 2 rumahnya karena sudah memiliki persediaan.
"Dia sudah buat stok dan apa semua sehingga mungkin kalau lebih nyamannya mungkin dia di rumah karena sudah ada semua mi anunya (persediaan)" pungkasnya.
(sar/sar)