Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin menyerahkan 1 unit mobil pemadam kebakaran (Damkar) dan bibit cabai ke Pemkab Bone. Selain itu, Bahtiar juga menyerahkan dua mesin pengolah keripik pisang.
"Ini satu unit Damkar untuk teman-teman Pemkab Bone. Ini alutsistanya teman-teman Damkar saat kebakaran," ujar Bahtiar saat menyerahkan kunci mobil Damkar secara simbolis ke Pj Bupati Bone Andi Islamuddin, Jumat (12/1/2024).
Bahtiar total menyerahkan 4 buah dus yang berisi bibit cabai kepada Kapolres Bone, Dandim Bone, Pj Bupati Bone dan Ketua PKK Bone. Dia mengatakan bantuan bibit ini agar cabai tak lagi menjadi penyumbang utama inflasi di Sulsel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini supaya kita di Sulsel tidak inflasi cabai lagi. Makanya kita serahkan bibit cabai ini. Semoga dapat dimanfaatkan dengan baik," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Bahtiar turut menyerahkan dua mesin pengolah keripik pisang yang diproduksi oleh Kampus ATI Makassar. Mesin pengolah pisang ini disebut mampu mengolah 200 kg pisang dalam satu jam.
"Ini mesin pembuat keripik pisang. Ini belum dijual umum. Produksinya teman-teman ATI Makassar. Beliau (Rektor ATI Makassar) sudah memproduksi 8, 2-nya dikasih ke Bone. Ini luar biasa, kapasitasnya 150-200 kg per jam. Jadi lebih cepat dari manual," ungkapnya.
Sementara itu, Kasatpol PP Sulsel Andi Arwin Aziz mengatakan satu unit Damkar yang diserahkan Pemprov Sulsel ke Pemkab Bone merupakan armada hibah dari Jepang. Dia menyebut hal ini dilakukan demi membantu operasional penanganan bencana di Bone.
"Ini adalah armada hibah dari Jepang. Totalnya ada 20-an lebih. Jadi sebenarnya kabupaten/kota yang menjadi faktor paling dekat dengan masyarakat dalam penanganan bencana," sebut Arwin secara terpisah di lokasi.
"Kita serahkan satu ke Kabupaten Bone. Apalagi wilayahnya luas kan. Ini supaya pelayanan kepada masyarakat semakin didekatkan," sambung Arwin.
Arwin mengatakan armada damkar yang dihibahkan Jepang itu telah dibagikan ke sejumlah kabupaten/kota yang membutuhkan. Mulai dari era Prof Nurdin Abdullah sebagai Gubernur Sulsel hingga saat ini.
"Armada ini sudah dibagikan sejak zamannya Prof Nurdin, Pak Andi Sudirman sampai Pak Pj Sekarang. Kalau di Pak Pj, ada 4 yang dibagikan kemarin," ungkapnya.
Kini, armada hibah tersebut tinggal 2 unit lagi. Satu unit akan diserahkan ke Pemkab Wajo, sementara satu lainnya menjadi milik Pemprov.
"Sisa 2 unit ini. 1 kita kasih ke Pemkab Wajo. Yang satu kita simpan di Pemprov. Karena itu armada khusus. Tangganya lumayan tinggi," pungkasnya.
(hsr/hsr)