Pj Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin menunjuk Andi Tanri Abeng sebagai Komisaris Utama Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda) Sulsel, yakni Sulsel Citra Indonesia (SCI). Mantan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN era Presiden Soeharto diharapkan bisa mengakselerasi kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Sulsel tersebut.
Bahtiar mengungkapkan itu usai me-launching Komite Ekonomi Sulawesi Selatan (KESS) yang juga dipimpin oleh Andi Tanri Abeng di Hotel Four Points Makassar, Rabu (10/1). Bahtiar awalnya menyinggung tata kelola BUMD di Sulsel dan daerah lainnya yang sampai saat ini belum layak untuk dijadikan role model.
"BUMD ini mengelola kekayaan daerah yang dipisahkan. Sayangnya, sampai hari ini di Indonesia tidak ada satupun daerah yang bisa jadi role model bagaimana tata kelola BUMD yang sehat. Dengan memiliki aset yang begitu besar yang bisa dijadikan rujukan secara nasional," ujar Bahtiar kepada wartawan, Rabu (10/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahtiar menyebut, sosok Tanri Abeng merupakan aset yang sangat berharga bagi pengembangan BUMD Sulsel. Apalagi Tanri Abeng merupakan tokoh asal Sulsel yang menjadi Menteri BUMN pertama di era Orde Baru.
"Oleh karenanya, kita memiliki aset orang yang membentuk BUMN di Indonesia dan Menteri BUMN pertama. Aset itu adalah tokoh masyarakat Sulsel, namanya, Dr H Andi Tanri Abeng," ungkapnya.
Dia mengatakan Tanri Abeng bersedia untuk ditunjuk menjadi Komisaris Utama BUMD Sulsel, yakni Sulsel Citra Indonesia (SCI). Bahtiar menyebut sudah saatnya tata kelola BUMD Sulsel itu dibenahi dengan apik.
"Ini akan menjadi semacam holding. Kita akan restrukturisasi istilahnya. Kita gabungkan, supaya tentu kita akan perbaiki manajemennya," sebutnya.
Bahtiar mengungkit soal BUMN dan Kementerian Keuangan di Pemerintah Pusat yang menjadi sumber pendapatan. Dia menilai, BUMN justru menghasilkan lebih uang lantaran dijalankan dengan skema bisnis meski tetap sebagai penyelenggara negara.
"Kantong kanannya itu Kementerian Keuangan, nah, di kantong kirinya ada BUMN yang menghasilkan uang. Justru uangnya paling besar dihasilkan dari kantong kiri itu. Karena dia lebih elastis bergerak, karena dikelola secara bisnis. Jadi business to business. Tetap penyelenggara negara," terangnya.
Dia berharap Tanri Abeng dapat membawa angin segar dari sektor perekonomian di Sulsel usai ditunjuk jadi Direktur Utama BUMD. Menurut Bahtiar, lewat BUMD, pertumbuhan Sulsel harus ditingkat 2 kali lipat untuk mengentaskan kemiskinan.
"Supaya Sulsel bisa menjadi daerah yang menyumbang Indonesia Emas 2045. Dan inilah cara pertumbuhan kita naikkan. Hari ini, pertumbuhan 4,07 persen. Harus dua kali lipat, karena kemiskinan di Sulsel 8,87 persen. Itu harus punya uang besar, itu bisa dihasilkan kalau punya BUMD yang hebat. Inilah era baru Sulsel," ucapnya.
Sementara, Komisaris Utama Perseroda SCI Sulsel Andi Tenri Abeng mengaku bakal melakukan restrukturasi terlebih dahulu sebelum mengelola BUMD lebih lanjut. Dia menyebut dalam BUMD itu akan dibagi berdasarkan klaster bisnis.
"Tadi yang menguat dari diskusi adalah energi. Jadi holding SCI ini bakal diklaster-klaster. Misalnya klaster energi, klaster perkebunan, kluster pertanian, ada klaster properti. Ada juga satu kluster pariwisata," ungkap Tanri Abeng.
Tanri Abeng menambahkan restrukturasi dan klasterisasi itu turut mempertimbangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dilibatkan ke depan. Sebab, setiap klaster itu akan dipimpin oleh satu orang penanggung jawab.
"Penting sekali jadi nanti akan beberapa kluster. Setiap kluster dipimpin oleh satu orang yang mengomandani setiap klaster," jelasnya.
(sar/sar)