Netanyahu Ingin Perbatasan Gaza-Mesir Kembali Dikuasai Israel

Berita Internasional

Netanyahu Ingin Perbatasan Gaza-Mesir Kembali Dikuasai Israel

Tim detikNews - detikSulsel
Minggu, 31 Des 2023 22:00 WIB
Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu speaks during a press conference with Defense Minister Yoav Gallant and Cabinet Minister Benny Gantz in the Kirya military base in Tel Aviv , Israel , 28 October 2023. ABIR SULTAN POOL/Pool via REUTERS/File Photo Acquire Licensing Rights
Foto: ABIR SULTAN POOL/Pool via REUTERS/File Photo Acquire Licensing Rights
Jakarta -

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menggaungkan misinya mengambil kembali kendali atas perbatasan jalur Gaza dan Mesir. Netanyahu menyebut zona penyangga Koridor Philadelphia yang membentang di perbatasan Gaza dan Mesir harus ditutup.

"Itu harus ditutup. Jelas bahwa pengaturan lain apa pun tidak akan menjamin demiliterisasi yang kita inginkan," kata Netanyahu kepada wartawan yang dilansir dari detikNews yang mengutip Reuters, Minggu (31/12/2023).

Hal dilakukan agar misi Israel untuk menetralisir Hamas dalam konflik yang berlangsung sejak 7 Oktober lalu. Netanyahu juga menyebut konflik ini sedang berada di puncaknya dan akan terus berlangsung hingga bulan-bulan selanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perang sedang mencapai puncaknya," sebut Netanyahu.

Netanyahu tidak menjelaskan lebih lanjut soal alasan di balik rencananya tersebut. Namun langkah ini dianggap seperti de facto yang merupakan kebalikan dari penarikan pasukannya dari Gaza pada tahun 2005 silam yakni menempatkan daerah kantong tersebut di bawah kendali eksklusif Israel setelah bertahun-tahun dipimpin oleh Hamas.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Israel mengumumkan sebanyak 172 personelnya tewas dalam pertempuran di Gaza. Konflik ini disebut sangat mengkhawatirkan karena berpotensi menyebar ke seluruh kawasan.

Selain itu, konflik ini juga dapat turut melibatkan kelompok-kelompok yang didukung Iran di Lebanon, Irak, Suriah, dan Yaman yang telah saling baku tembak dengan Israel dan sekutunya AS, atau menargetkan pengiriman barang dagangan.

Diketahui, hampir 2,3 juta penduduk Gaza harus mengungsi setelah Israel melancarkan serangan besar-besaran usai serangan Hamas pada bulan Oktober lalu. Menurut otoritas kesehatan di Gaza, sedikitnya 21.672 warga Palestina tewas dan lebih dari 56.000 orang terluka serta ribuan lainnya dikhawatirkan tewas.

Warga dan petugas medis mengatakan pertempuran hari Sabtu terfokus di al-Bureij, Nuseirat, Maghazi dan Khan Younis di Gaza tengah dan selatan. Selain itu, berdasarkan laporan dari media Hamas pada hari Sabtu, ada seorang anggota senior sayap bersenjata kelompok tersebut akibat serangan Israel di Gaza.

Hal tersebut dilaporkan Maali yang berasal dari Tepi Barat yang pernah dibebaskan pada pertukaran tahanan tahun 2011 dan diusir di Gaza. Namun, laporan tersebut tidak menyebutkan secara spesifik kapan dia dibunuh.




(asm/hmw)

Hide Ads