Pihak keluarga mantan Gubernur Papua Lukas Enembe menyesali ulah massa pengantar jenazah yang bikin rusuh. Keluarga mengaku insiden tersebut sama sekali tidak dapat diduga dan berlangsung spontan.
Kericuhan terjadi saat massa mengantar jenazah Lukas ke rumah duka di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Jumat (28/12). Total 25 ruko dibakar dan 14 orang mengalami luka.
Pihak keluarga meminta maaf lantaran kericuhan yang terjadi menyebabkan kerugian bagi banyak pihak. Wakil Ketua I DPRD Provinsi Papua Yunus Wonda menyebut kericuhan itu terjadi di luar perkiraan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya atas nama keluarga menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya atas semua peristiwa yang terjadi," ujar Yunus Wonda di Kota Jayapura, Jumat (29/12/2023).
Yunus menyebut sebelumnya pihak keluarga dan gereja sudah memberikan imbauan kepada massa agar tertib dan menjaga keamanan. Hanya saja, kericuhan pecah tanpa dapat dibendung dan di luar dari skenario.
"Peristiwa ini di luar pikiran kita, di luar rencana kita, di luar skenario yang sudah kami atur sesuai arahan gereja dan keputusan Sinode GIDI," paparnya.
Dia mengaku pihak keluarga sangat menyayangkan peristiwa kericuhan massa yang terjadi di Sentani, Kabupaten Jayapura dan Waena, Kota Jayapura itu. Apalagi massar pengantar jenazah merusak sejumlah rumah toko (ruko), fasilitas umum, dan kendaraan.
"Namun kami sangat menyayangkan ada beberapa peristiwa di Sentani, Waena, Abepura yang mengakibatkan pemukulan, kerusakan ruko-ruko, pembakaran beberapa ruko di Waena, dan restoran," ungkapnya.
Massa Masih Berkumpul Usai Jenazah Enembe Selesai Dimakamkan
Yunus mengatakan kini jenazah Lukas Enembe sudah selesai dimakamkan. Jenazah mendiang gubernur Papua itu dikebumikan di kediamannya di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.
Proses pemakaman jenazah Enembe selesai sekira pukul 14.30 WIT. Sebelum dimakamkan, pihak keluarga dan gereja menggelar ibadah terlebih dahulu.
"Iya, sudah (dimakamkan)," singkatnya.
Yunus mengatakan usai pemakaman massa yang sebelumnya ikut mengantar masih berada di rumah duka. Setelah semua proses selesai, massa akan pulang ke rumah masing-masing.
"(Massa) masih di rumah duka, sudah selesai pemakaman," ujar Yunus.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Kapolda Fasilitasi Kepulangan Massa Pengantar Jenazah
Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan pihaknya siap membantu dan mengawal massa pengantar jenazah Lukas Enembe yang ingin pulang ke rumah masing-masing usai prosesi pemakaman. Pengawalan ini dilakukan agar tidak terjadi aksi kerusuhan susulan.
"Dan tentunya kami pihak kepolisian akan terus memberikan bantuan sampai mereka di titik rumahnya," ujar Irjen Mathius D. Fakhiri kepada wartawan di Kota Jayapura, Jumat (29/12).
Mathius mengungkap polisi bakal menyiapkan kendaraan bagi massa yang datang mengantar jenazah Enembe hingga selesai dikebumikan. Dia berharap massa bisa pulang dengan keadaan tenang dari rumah duka di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.
"Sebenarnya dengan diangkut (kendaraan) ini kan kita lebih tertib, mudah-mudahan tidak juga mengganggu atau keadaan yang seperti kemarin. Saya berharap tidak terulang," sebutnya.
Dia mengaku akan berkoordinasi dengan pihak gereja dan mahasiswa terkait pemulangan massa pengantar jenazah ini. Dia ingin, seluruh massa bisa diatur agar proses bisa berjalan lancar dan aman.
"Saya berharap setelah ini saya akan koordinasi lagi dengan pendeta termasuk juga dengan adik-adik BEM supaya semua mau diatur, kita sama-sama antar ke tempat masing-masing," imbuhnya.
Mathius mengaku tidak ingin ada konflik usai jenazah Enembe dimakamkan dan massa kembali pulang. Oleh karena itu, dia turut mengimbau agar masyarakat lain untuk bisa menahan diri dan tetap tenang.
"Kami juga berharap kepada masyarakat lain yang kemarin sempat tegang tidak boleh lagi menunjukkan hal-hal yang tidak patut sehingga nanti membuat yang tadi persoalan duka itu berubah jadinya lain,"pungkasnya.
Simak Video "Mencicipi Papeda Khas Kuliner Tradisional Jayapura, Papua"
[Gambas:Video 20detik]
(hmw/ata)