Wakil Bupati (Wabup) Gorontalo Hendra Hemeto mengamuk saat pelantikan pejabat eselon III lingkup Pemkab Gorontalo. Hendra meluapkan kekecewaannya usai mengaku tidak diundang dalam pelantikan itu.
Peristiwa itu terjadi di Gedung Kasmat Lahay, Jalan Sudirman, Kelurahan Tunggulo, Kecamatan Limboto, Gorontalo, Kamis (14/12) sore. Kejadian itu terekam kamera hingga videonya viral di media sosial.
Hemeto masuk ke ruangan saat berlangsung pembacaan Surat Keputusan (SK) terkait pelantikan pejabat eselon III. Dia mengaku tidak mengetahui ada agenda penting tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak (pernah) diundang dalam pelantikan padahal saya ada di kantor," ujar Hendra Hemeto kepada detikcom, Sabtu (16/12).
Dirangkum detikcom, Senin (18/12/2023), berikut 6 hal tentang Hendra mengamuk gegara tidak diundang pelantikan:
1. Momen Hendra Mengamuk
Dalam video beredar, Hendra tiba-tiba masuk ke dalam ruangan saat pembacaan Surat Keputusan (SK) terkait pelantikan pejabat eselon III. Hendra langsung mengambil mikrofon yang dipersiapkan untuk pengambilan sumpah pejabat yang dilantik.
Pembacaan SK pun terhenti ketika Hendra mengambil mikrofon lantas sejumlah orang menghampiri Hendra yang berdiri di depan meja tempat bupati duduk. Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo juga tampak berdiri dari kursinya.
Sejumlah anggota Satpol PP kemudian masuk ke ruangan dan menghampiri Hendra. Saat itulah Hendra bersuara lantang menyatakan kekecewaannya tidak dilibatkan di acara itu.
"Yang jadi masalah saya sebagai wakil bupati aktif tidak pernah dikoordinasikan maupun dikomunikasikan terkait mutasi," terang Hendra.
2. Wabup Gorontalo Singgung Etika
Hendra menyinggung etika birokrasi atas pelantikan yang digelar tanpa sepengetahuannya itu. Padahal pelantikan itu digelar tidak jauh dari kantor bupati.
"Jadi etika dalam berbirokrasi inilah yang saya tuntut dan perlakuan semacam ini bukan sekali ini saja saya alami," beber Hendra.
Hendra berharap agar kejadian ini tidak terulang lagi. Dia menyampaikan agar setiap agenda kegiatan lingkup Pemkab Gorontalo juga dikoordinasikan kepadanya.
"Selama saya masih sah, sebagai wakil bupati malu jadi tontonan rakyat, saya tidak ingin dihargai namun tolong hargai saya sebagai wakil bupati, tanpa saya pak Nelson tidak jadi bupati demikian juga sebaliknya maka harus saling menghargai satu dengan lainnya," tegasnya.
3. Pelantikan Pejabat Eselon III Ditunda
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Gorontalo Mohamad Juffry Damima mengatakan pelantikan tersebut terpaksa ditunda. Kebijakan ini atas instruksi bupati.
"Saat kejadian itu pak Bupati langsung menyampaikan untuk pelantikan ditunda dulu," kata Juffry saat dikonfirmasi, Sabtu (16/12).
Juffry mengatakan pelantikan disetop karena situasi yang tidak kondusif. Rencana pelantikan pun kembali dikomunikasikan sampai kondisi normal.
"Kita akan koordinasi supaya pelantikan bisa berjalan lancar," tambah Juffry.
Simak bantahan Bupati Gorontalo di halaman berikutnya.
4. Bantahan Bupati Gorontalo
Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo membantah tidak mengundang wakilnya Hendra Hemeto untuk hadir di acara pelantikan. Hal itu dikatakan Nelson lewat Juffry untuk mengklarifikasi pernyataan Hendra.
"Pak Wabup kami undang saat itu, setiap acara kami undang," ungkap Juffry.
Juffry mengatakan pelantikan ini dikoordinasikan dengan semua pejabat. Dia beralasan surat undangan sudah disampaikan jauh hari.
"Kami sudah koordinasi pak bupati, pak wabup, dan pak Sekretaris Daerah (Sekda) dan itu sudah jauh-jauh hari menyampaikan terkait pelantikan eselon III," sebutnya.
![]() |
5. Pejabat Eselon III Dilantik Malam Hari
Juffry mengatakan pelantikan pejabat eselon III baru digelar di aula kantor BKPSDM Kabupaten Gorontalo pada Kamis (14/12) malam hari. Pelantikan dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) Gorontalo Roni Sampir.
"Jumlah pejabat yang dilantik ada 57 orang, terdiri dari 56 orang pejabat administrator dan 1 orang pejabat pengawas," ujar Juffry usai dihubungi, Minggu (17/12).
Juffry pelantikan tersebut tidak dihadiri bupati maupun wakil bupati Gorontalo. Namun dia memastikan sudah menyampaikan undangan.
"Kami undang semua malam itu pak Wabup Hendra dan juga Bupati Nelson, tetapi pada malam hari saat pelantikan bupati dan wabup tidak hadir di tempat sebab masih berhalangan," ujarnya.
6. BKPSDM Sebut Cuma Salah Paham
BKPSDM Gorontalo menyebut persoalan tersebut hanya salah paham. Dia menegaskan perkara yang disoroti wabup Gorontalo sudah selesai.
"Kejadian yang tadi sudah selesai itu hanya biasa saja, pak Wabup tidak sampai mengamuk, yang intinya pas kejadian itu sudah aman-aman," kata Juffry.
Dia berharap agar permasalahan ini tidak diperpanjang. Juffry mengklaim pelantikan bisa terlaksana setelah disetujui bupati dan wakil bupati Gorontalo.
"Untuk pejabat yang akan dilantik disetujui oleh Wabup Hendra pelaksanaan pelantikan malam itu. Untuk kejadian itu mungkin hanya salah paham atau miskomunikasi," tegasnya.