Beredar video di media sosial (medsos) seorang calon anggota legislatif (caleg) dari partai Gerindra Aris Titti diduga kampanye di salah satu gereja di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Aris merupakan caleg DPR RI yang maju di Dapil 1 Sulsel.
Saat dikonfirmasi, Aris mengakui dirinya yang berada di dalam video beredar tersebut. Dia mengatakan acara itu adalah perayaan Natal Kerukunan Lo'ko Uru, di Gereja Toraja Tamalanrea, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, pada Senin (11/12) malam.
"Itu kan acara keluarga bernatal, tapi kan tidak mungkin muat di rumah karena banyak jadi dipindahkan ke gereja. Di gereja ini keluarga taunya saya Bacaleg tapi sebaiknya saya perkenalkan diri makanya saya bilang caleg DPR RI begitu. Bahkan hari Minggu ini, hari perayaan natal keluarga makanya yang ada di situ kerukunan keluarga Lo'ko Uru," kata Aris kepada detikSulsel, Rabu (13/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aris membantah jika dirinya disebut berkampanye di gereja. Menurutnya, dia hanya sebatas memperkenalkan diri di hadapan keluarga besarnya.
"Menurut saya tidak kampanye karena saya diminta memperkenalkan diri sebagai caleg, katanya caleg apaki, kan banyak partai, makanya saya bilang caleg Gerindra," ujarnya.
Dalam video berdurasi 1.42 detik yang dilihat detikSulsel, Rabu (13/12), Aris memperkenalkan diri sebagai politisi. Dia mengaku sudah 13 tahun di dunia politik dan bergabung di Gerindra.
"Di dalam dunia politik sudah 13 tahun di Partai Gerindra, partai yang pertama bernatal di Kota Makassar ini. Saya punya amanah ketua panitia Natal 2019 yang lalu," kata Aris dalam video yang beredar.
"Di tahun politik ini saya mencalonkan diri maju di DPR RI dengan pertimbangan jika Tuhan berkenan akan menjadi penyambung lidah kita semua," tambahnya.
Aris kemudian menjelaskan dapil 1 meliputi kabupaten/kota apa saja. Dalam video itu tampak Aris juga mengaku diberi nomor urut 7 oleh Gerindra untuk Pileg DPR RI.
"Saya diberi nomor urut 7 Partai Gerindra DPR RI," katanya.
Tampak juga pengunjung gereja bertepuk tangan usai Aris menutup pidatonya. Sesekali dia menyelipkan bahasa Toraja dalam pidatonya.
(ata/ata)