Upaya Pemkot Makassar Cegah Banjir Lewat Penambahan Kolam Retensi

Upaya Pemkot Makassar Cegah Banjir Lewat Penambahan Kolam Retensi

Rania Al-Syam - detikSulsel
Rabu, 06 Des 2023 08:15 WIB
Kolam Regulasi Nipa-Nipa yang difungsikan sebagai penahan banjir di Kota Makassar. (Ibnu Munsir/detikcom)
Foto: Kolam Regulasi Nipa-Nipa yang difungsikan sebagai penahan banjir di Kota Makassar. (dok detikcom)
Makassar -

Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) berupaya untuk mencegah banjir di saat musim hujan. Upaya tersebut bakal diwujudkan lewat penambahan 2 kolam retensi.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar Achmad Hendra mengatakan Kolam Regulasi Nipa-nipa tidaklah cukup untuk mengatasi banjir secara maksimal. Sehingga dia mengaku keberadaan kolam serupa masih dibutuhkan.

"Kalau dilihat dari utuh dari aliran sungai yang berpotensi berdampak banjir di Kota Makassar, itu kita masih perlu dua kolam retensi lagi seperti di Nipa-Nipa," kata Hendra kepada detikSulsel, Selasa (5/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menuturkan kini pembangunan kolam retensi itu sedang direncanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWS-PJ). Namun Hendra belum menyebutkan lokasi kolam retensi itu akan dibangun.

"Saat ini memang Balai Besar Pompengan sudah melakukan analisis terhadap kemungkinan akan dibuatnya kolam retensi tersebut," bebernya.

ADVERTISEMENT

Hendra juga menyebut Pemkot Makassar akan memaksimalkan langkah mitigasi banjir di musim hujan yang akan datang. Oleh karena itu, dia meminta agar semua pihak berkolaborasi, termasuk pemerintah pusat untuk penanganan banjir di Kota Makassar.

"Nah, tugas pemerintah kota adalah memitigasi, memitigasi artinya mengurangi dampaknya, artinya kita harus kenali titik-titik rawan banjir. Ketika kita sudah menanggapi rawan banjir otomatis yang perlu kita lakukan, adalah menjaga lingkungan setempat menjaga daerah sekitar, sesuai dengan kewenangan kita," jelasnya.

Lebih lanjut, Hendra memastikan pihaknya juga akan menggencarkan sosialisasi dan edukasi di masyarakat. Sebab, menurutnya warga perlu memahami daerah rawan banjir dan cara penanganannya.

"Warga harus di edukasi mengenai itu tadi, termasuk imbauan kepada masyarakat membantu memantau kondisi cuaca melalui kanal-kanal pemerintah, melalui imbauan pemerintah dan mengenali jalur evakuasi, mengenali titik-titik potensi," paparnya.

BBWS Pompengan Bakal Bangun Kolam Retensi di Maros

Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWS-PJ) akan membangun kolam retensi di Kabupaten Maros, Sulsel untuk mencegah banjir di Kota Makassar. Pihaknya sementara menunggu persetujuan dana dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"(Pembangunan) setelah disetujui dan mendapat anggaran dari kementerian," ujar Sub. Koordinator Pelaksanaan Operasi & Pemeliharaan SDA BBWS-PJ, Muhammad Firdaus saat dihubungi detikSulsel, Selasa (5/12).

Firdaus mengatakan desain kolam retensi tersebut sudah ada. Kolam tersebut akan dibangun di hulu Sungai Biring Je'ne, Dusun Jambua, Desa Bonto Marannu, Kecamatan Moncongloe, Maros.

"Iya (dibangun), rencana lokasi (Biring Je'ne)," ungkapnya.

Firdaus belum menjelaskan lebih rinci terkait pembangunan kolam retensi tersebut. Namun dia memastikan kolam ini untuk mencegah banjir di Makassar.

"Fungsinya mengurangi tinggi banjir," singkatnya.

4 Kecamatan Rawan Banjir di Makassar simak di halaman selanjutnya...

BPBD Ungkap 4 Kecamatan Rawan Banjir di Kota Makassar

Kepala BPBD Makassar Achmad Hendra mengatakan setidaknya ada 4 kecamatan yang rawan banjir di kota Makassar. Keempat kecamatan itu lah yang akan diberikan atensi dalam penanganannya.

"Nah bencana banjir ini insiden diantisipasi, kemudian beberapa wilayah (rawan) yang rutinnya, seperti Kecamatan Panakkukang, Kecamatan Manggala, Kecamatan Tamalanrea, dan Kecamatan Biringkanaya," ucap Hendra.

Hendra menjelaskan keempat kecamatan itu rawan banjir karena beberapa pertimbangan. Salah satunya karena geografisnya yang berada dekat dengan aliran sungai.

"Karena memang dari sisi banyak hal, dari potensi geografi, dari aliran sungai, kemudian indeks hujan, mengenai kewenangan, itu banyak yang mempengaruhi potensi banjir di Makassar," ujarnya.

Dia mengaku Kota Makassar saat ini masih dalam transisi musim kemarau ke hujan. Meski dalam beberapa hari Makassar sudah diguyur hujan deras.

"Sebenarnya kita masih dalam musim transisi dari kering ke basah atau musim kemarau musim hujan. Kita lihat fenomena pada saat ini, terjadi hujan lebat, kemudian angin kencang," imbuhnya.

Sejauh ini pihaknya belum menerima laporan terkait kejadian banjir di sejumlah wilayah termasuk di daerah rawan. Namun dia mengaku sejumlah titik sempat tergenang seperti di wilayah Sudiang hingga Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar.

"Kita sampai saat ini memantau belum ada hal yang signifikan yang terjadi. Ada tergenang, tapi di beberapa titik tergenang seperti di Sudiang, Perintis," sebutnya.

Hendra beralasan genangan yang terjadi di sejumlah titik belum masuk sebagai kategori banjir. BPBD Makassar punya kategori sendiri sehingga sebuah wilayah bisa disebut banjir.

"Kami punya ukuran kategori banjir sendiri. Jadi ketika itu surut dalam beberapa jam, belum kami mengkategorikan banjir. Kecuali sudah berhari-hari, lebih dari satu hari dan ketinggian di atas 50 centimeter, itu baru kami kategorikan banjir," pungkas Hendra.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Peras Pemilik Ruko, 9 Pria di Makassar Diciduk Polisi "
[Gambas:Video 20detik]
(ata/ata)

Hide Ads