Pemprov Sulsel Jajaki Peluang Ekspor Pisang di 4 Negara, Thailand-Australia

Pemprov Sulsel Jajaki Peluang Ekspor Pisang di 4 Negara, Thailand-Australia

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Jumat, 01 Des 2023 11:40 WIB
Kadisperindag Sulsel Ahmadi Akil.
Foto: Kadisperindag Sulsel Ahmadi Akil. (Ahmad Nurfajri Syahidallah/detikSulsel)
Makassar -

Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel) menjajaki peluang kerja sama ekspor hasil budi daya pisang cavendish di 4 negara. Pihaknya mempersiapkan komoditas hortikultura itu diekspor ke Thailand, Jepang, Malaysia, dan Australia.

"Kita akan buka nanti lagi ke depan lagi direct place (untuk produk hasil budi daya pisang). Itu pesawat argo yang sekarang ini baru terbuka Thailand, Bangkok, sekarang menyusul Jepang, Malaysia, Australia," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Sulsel Ahmadi Akil kepada detikSulsel, Kamis (30/11/2023).

Ahmadi mengatakan peluang ekspor ini diupayakan lantaran komoditas pisang cavendish memiliki pangsa pasarnya tersendiri. Dia sesumbar tidak ada satu pun orang yang tidak butuh pisang di dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada orang di dunia ini yang tidak butuh pisang. Semua butuh pisang. Tidak ada manusia yang tidak butuh pisang. Jadi besar peluangnya," tuturnya.

Dia menyebut Pemprov Sulsel menargetkan profit sebesar mungkin dari ekspor pisang cavendish ini. Namun Ahmadi tidak merinci berapa besaran target profit yang dimaksud itu.

ADVERTISEMENT

"Sebenarnya kalau berbicara target, target sebesar-besarnya. Karena memang peluang ekspor itu masih sangat besar," sebutnya.

"Target Pak Gubernur untuk tahun 2023-2024 adalah 1 miliar pohon dari 500 ribu hektare rencananya akan kita tanam pisang di Sulsel. Jadi target 1 miliar pohon itu yang akan diekspor pada tahun 2025. Kan begitu," sambung Ahmadi.

Ahmadi juga menyebut, pasokan pisang cavendish ini baru dipenuhi 1% dari total 100% kebutuhan. Sehingga kata dia, peluang Pemprov Sulsel dalam ekspor pisang itu masih sangat besar.

"Pak Gubernur sudah jelaskan kemarin, dari jumlah kebutuhan yang ada, baru 1% yang terpenuhi. Anggaplah misalnya 1000 ton secara dunia, itu baru 1% persen yang dipenuhi. Jadi masih ada peluang 99%," paparnya.

Dia menuturkan Pemprov Sulsel juga telah bekerja sama dengan PT Cipta Agri Pratama sebagai off taker yang akan menjamin agar seluruh pisang ini dapat terbeli. Dengan cara itu, kata Ahmadi, peluang besar tersebut dapat disambut dengan baik.

"Jadi berapa pun pisang yang dihasilkan pemerintah daerah bekerja sama dengan off taker-nya (PT Cipta Agri Pratama) itu menjadi hal yang sangat memungkinkan. Karena kita masih mempunyai peluang yang sangat besar," imbuh Ahmadi.

Sebelumnya diberitakan, Disperindag Sulsel mengungkap hasil budi daya pisang cavendish di Sulsel bakal mulai diekspor pada tahun 2025. Hal ini karena turut memperhitungkan masa tanam dan panen dari program budi daya tersebut.

"Ini kan baru proses penanaman mulai sekarang. Jangka waktu panennya pisang itu kan 8 sampai 9 bulan. Berarti baru bisa mulai ekspor di triwulan ketiga dan keempat di 2025," pungkasnya.




(sar/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads