Dosen FISIP Unhas Keluhkan Mahasiswa Makassar Apatis-Tumpul terhadap Pemilu

Dosen FISIP Unhas Keluhkan Mahasiswa Makassar Apatis-Tumpul terhadap Pemilu

Sahrul Alim - detikSulsel
Rabu, 29 Nov 2023 15:52 WIB
Akademisi Unhas Dr Hasrullah (dua dari kanan) saat menjadi narasumber dalam dialog tematik yang digelar Bawaslu Sulsel dengan tajuk Urgensi Keterbukaan Informasi Publik oleh Penyelenggara Pemilu di Hotel Grand Maleo, Jalan Pelita Raya, Makassar, Rabu (29/11/2023).
Akademisi Unhas Dr Hasrullah (dua dari kanan) saat menjadi narasumber dalam dialog tematik yang digelar Bawaslu Sulsel di Hotel Grand Maleo, Jalan Pelita Raya, Makassar, Rabu (29/11/2023). Foto: (Sahrul Alim/detikSulsel)
Makassar - Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas) Hasrullah menilai mahasiswa di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) saat ini tidak lagi kritis seperti dulu. Hasrullah menilai mahasiswa Makassar tumpul di Pemilu 2024 ini.

Hal itu disampaikan Hasrullah saat menjadi narasumber dalam dialog tematik yang digelar Bawaslu Sulsel bertajuk 'Urgensi Keterbukaan Informasi Publik oleh Penyelenggara Pemilu' di Hotel Grand Maleo, Jalan Pelita Raya, Makassar, Rabu (29/11/2023). Hasrullah berharap kampus turut mengawasi pelaksanaan Pemilu 2024.

"Saya agak kecewa kalau seandainya kampus tidak ikut berbicara, saya ingin menyarankan sahabat saya yang ada di Bawaslu, hanya kampus yang bisa memerankan seperti ini. Tapi apakah mahasiswa kita masih bisa seperti dulu, itu pertanyaan besar buat saya," ujar Hasrullah dalam pemaparannya.

Hasrullah menilai mahasiswa Makassar saat ini terkesan apatis terhadap perkembangan Pemilu. Dia menduga hal itu terjadi karena perkembangan teknologi yang tidak terkendali.

"Itu yang saya bilang tadi, kita (dosen) digantikan karena saluran komunikasi digantikan lebih banyak komunikasi di handphone sekarang. Saya selalu bilang T ada dua. T besar adalah Tuhan yang bisa merubah apa yang kita inginkan. Kita disuruh salat, puasa itu Tuhan. Tapi ada T kecil ini handphone (teknologi)," ujarnya.

Hasrullah kemudian menilai mahasiswa berbagai kampus di Makassar saat ini tumpul melihat isu menarik di Pemilu. Bahkan sejumlah dugaan pelanggaran terkesan dibiarkan oleh mahasiswa tanpa bereaksi.

"Mahasiswa Unhas, UIN, UNM tumpul menghadapi ini. Tulis saja tidak apa-apa, kalau dia tersinggung tidak apa-apa. Kenapa tidak seperti dulu lagi? Kalau misalnya ada seperti yang dibilang tadi banyaknya pelanggaran. (Sampai ada) Kendaraan dinas dipakai (untuk politik)," katanya.

Dia menyindir mahasiswa Makassar bak macan yang sedang tertidur. Hasrullah mengaku mahasiswa sekarang tidak kritis lagi seperti mahasiswa zamannya dahulu.

"Coba kasih bangun itu macan (mahasiswa) yang sedang tidur, tanya itu aktivis yang ada ketua BEM-nya, Unhas, ketua BEM-nya UNM, kenapa? Makanya saya cari juga orang-orang kritis yang muncul dari kampus. Itu sudah tidak ada," katanya.

Bahkan, kata dia, saat ini presiden BEM dari kampus-kampus di Makassar tidak lagi dikenal masyarakat. Pasalnya, mereka tidak pernah tampil dalam diskusi-diskusi publik.

"Saya tanya dulu siapa ketua BEM Anda kenal, tidak ada. Kalau dulu kita kenal semua. Sekarang tidak ditahu karena dia tidak bisa jadi narasumber," ucapnya.


(asm/ata)

Hide Ads