Bawaslu Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengusut dugaan pelanggaran netralitas yang dilakukan ASN Dinas Pendidikan (Disdik) Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS). Keduanya didapati mengikuti jalan sehat yang dihadiri capres dan cawapres di Makassar.
Temuan itu berdasarkan hasil pengawasan Bawaslu Makassar selama dua hari. Pihaknya memantau aktivitas kunjungan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka pada Sabtu (25/11) dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo pada Minggu (26/11).
"Di tanggal 25 (November) kami menemukan seorang yang diduga ASN dinas pendidikan, sementara kami melakukan penelusuran. Dan di tanggal 26 ada staf teknis PPS yang juga kami lakukan penelusuran," kata Ketua Bawaslu Makassar Dede Arwinsyah di kantornya, Selasa (28/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dede belum merinci identitas ASN dan PPS yang dimaksud. Dia menuturkan ASN yang mengikuti agenda jalan sehat itu datang menggunakan atribut Kopri.
"Insyaallah akan kami lakukan penelusuran, apakah betul itu ASN atau tidak, yang jelas ada di lokasi kejadian dan memakai atribut Korpri," ungkapnya.
Dede melanjutkan untuk staf PPS diduga merupakan tenaga non-ASN Pemkot Makassar atau disebut Laskar Pelangi. Namun statusnya dianggap sebagai penyelenggara pemilu.
"Ada juga kami temukan staf PPS di salah satu kelurahan hadir. Meskipun statusnya Laskar Pelangi tapi kami menganggap dia adalah staf PPS, dia adalah bagian penyelenggara," tambahnya.
Untuk diketahui, kandidat capres dan cawapres secara bergantian datang ke Makassar. Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka sempat hadir dalam agenda dalam Jalan Sehat Satu Putaran, Sabtu (25/11).
Sehari setelahnya, capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo juga datang ke Makassar pada Minggu (26/11). Ganjar datang untuk ikut meramaikan Jalan Sehat Perjuangan yang dihadiri warga.
Dede juga menyoroti keterlibatan anak di bawah umur dalam agenda jalan sehat tersebut. Namun hal ini dianggap tidak masuk dalam temuan yang mengandung unsur pelanggaran karena dilakukan di luar masa kampanye.
"Meskipun itu merupakan jalan santai namun ketika mulai hari ini tanggal 28 (November 2023) sampai 10 Februari (2024) nanti dimana tahapan itu adalah tahapan kampanye, maka satu hal yang kami ingatkan kepada peserta pemilu agar tidak melibatkan anak-anak dalam hal menghadiri kegiatan kampanye," imbuhnya.
Namun dia mengaku salah satu peserta Pileg 2024 nyaris melakukan kampanye saat Capres Ganjar Pranowo berkunjung di Pasar Cidu Makassar, Sabtu (25/11) malam.
"Terkait kampanye di luar jadwal kami tidak menemukan adanya dugaan pelanggaran. Tetapi, ada kejadian caleg berupaya berorasi tapi langsung diingatkan oleh panitianya sehingga berhenti tuk tidak meneruskan orasinya," beber Dede.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Gibran Diduga Bagi-bagi Amplop
Dede turut menemukan adanya narasi video viral di media sosial terkait cawapres Gibran diduga melakukan money politic atau politik uang. Salah satunya, Gibran dinarasikan diduga membagikan amplop kepada peserta jalan sehat.
Dalam video beredar, tampak cawapres Gibran mengenakan jaket biru muda turun dari panggung. Gibran kemudian menyalami peserta jalan santai.
Gibran lalu membagikan benda warna putih yang dinarasikan sebagai amplop. Gibran tampak menyerahkannya satu per satu kepada warga yang berdesak-desakan.
"Ada video hoaks tentang pembagian amplop di acara cawapres, kami sampaikan bahwa berdasarkan LHP, maka ditemukan fakta bahwa yang dibagi bukan amplop tetapi gantungan kunci yang bergambar cawapres dengan variasi kartun Naruto," tegas Dede.
Pihaknya juga menemukan video dengan narasi Gibran membagi sembako di Kecamatan Ujung Tanah Makassar. Bawaslu yang melakukan penelusuran menegaskan yang dibagikan Gibran bukan sembako, melainkan susu untuk anak-anak.
"Berdasarkan fakta yang ditemukan yang terbagi adalah susu. Maka terkait dua fakta di atas maka tidak terpenuhi unsur pelanggaran pidana pemilu," pungkasnya.
Simak Video "Video: Peras Pemilik Ruko, 9 Pria di Makassar Diciduk Polisi "
[Gambas:Video 20detik]
(sar/sar)