Rocky Gerung ke Anies: Apakah Akan Batalkan UU ITE Demi Saya atau Demokrasi?

Dialog Capres di Makassar

Rocky Gerung ke Anies: Apakah Akan Batalkan UU ITE Demi Saya atau Demokrasi?

Sahrul Alim - detikSulsel
Sabtu, 18 Nov 2023 20:55 WIB
Setelah Ganjar Pranowo, Ikatan Alumni UNM juga mengundang capres nomor urut 1 Anies Baswedan untuk berdialog mengenai demokrasi dan ekonomi. (Dwi Rahmawati/detikcom)
Foto: Setelah Ganjar Pranowo, Ikatan Alumni UNM juga mengundang capres nomor urut 1 Anies Baswedan untuk berdialog mengenai demokrasi dan ekonomi. (Dwi Rahmawati/detikcom)
Makassar -

Rocky Gerung berkelakar meminta pandangan capres nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan terkait Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Rocky bahkan bertanya apakah Anies akan membatalkan undang-undang tersebut.

Pertanyaan itu dilontarkan Rocky dalam Sarasehan Nasional Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Negeri Makassar (UNM) di Hotel Four Point by Sheraton, Makassar, Sabtu (18/11/2023). Rocky awalnya menyebut salah satu tantangan demokrasi saat ini adalah UU ITE.

"Tantangan dari demokrasi adalah Undang-Undang ITE. Anda bayangkan, kenapa saya mesti ulas itu karena saya akan kena undang-undang itu," ujar Rocky disambut tawa peserta sarasehan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi pertanyaan saya, apakah Anies akan membatalkan undang-undang itu demi saya yang sahabatnya, atau demi demokrasi. Itu pertanyaannya. Bukan sekadar saya, Anda di sini bisa kena undang-undang yang sama," lanjut Rocky.

Anies kemudian menjawab pertanyaan Rocky kepadanya. Anies menyebut Rocky lebih condong menanyakan alasan UU ITE direvisi.

ADVERTISEMENT

"Apa yang Bung Rocky sampaikan, dia tidak bertanya tentang ITE itu Anda akan hapus atau tidak, bukan. Kalau itu gampang jawabnya, ya itu akan direvisi, itu akan dikoreksi, itu sudah dikatakan berkali-kali. Tapi Bung Rocky tidak bertanya itu. Dia tanya mengapa itu harus direvisi. Apa dasar pikirannya itu direvisi, betul begitu Bung Rocky?" ujar Anies.

Menurut Anies, UU ITE penting untuk direvisi karena kritik dan kebebasan berpendapat harus dihidupkan. Ketika ruang kritik dan berpendapat dibuka, kata Anies, maka akan memunculkan banyak ide baru.

"Apa yang terjadi jika kritik itu dibuka ruangnya? Saya misalnya, sebagai penyelenggara negara ketika mendapatkan kritik saya harus menyiapkan argumen tambahan atas apa yang saya kerjakan. Saya harus mereview kenapa semua ini harus dikerjakan," ujar Anies.

Dari kritik itu lah kata dia, bisa memunculkan rencana dan sehingga kebijakan pemerintah akan solid. Sebaliknya, jika ruang kritik tidak ada maka akan muncul masalah baru.

"Dan ketika itu terjadi maka kritik itulah sebenarnya yang membuat sebuah rencana, sebuah kebijakan makin solid. Kalau ruang itu tidak ada, ruang itu tidak dibuka, apa yang terjadi? Dia akan melenggang tanpa kritik dan dia nanti akan muncul sebagai masalah yang baru dirasakan rakyat sesudah dieksekusi," ujarnya.




(asm/sar)

Hide Ads