Bahtiar Akan Kumpulkan Petani di GOR Sudiang Makassar, Bahas Budi Daya Pisang

Bahtiar Akan Kumpulkan Petani di GOR Sudiang Makassar, Bahas Budi Daya Pisang

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Rabu, 08 Nov 2023 13:09 WIB
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin saat sambutan di acara panen raya di Gowa.
Foto: Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin. (Dok. Istimewa)
Enrekang -

Pj Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin akan mengumpulkan para petani di Gedung Olahraga (GOR) Sudiang, Kota Makassar. Pertemuan itu akan membahas budi daya pisang.

"Nanti makanya tanggal 9 (November) lusa ya, seluruh penyuluh pertanian dan pemangku kepentingan terkait pertanian saya kumpulkan di GOR Sudiang," ujar Bahtiar saat kunjungan kerja di Enrekang, Rabu (8/11/2023).

Bahtiar mengatakan pertemuan tersebut menjadi sarana edukasi untuk para petani di Sulsel. Utamanya dalam hal merawat dan mengembangkan pisang cavendish.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita mengedukasi penyuluh kita, bagaimana cara mengembangkan bonggol, bagaimana cara bertani pisang, cara merawatnya, hamanya apa saja," ucapnya.

Dia menuturkan pihaknya juga turut mengundang pelaku bisnis terkait program budi daya pisang tersebut. Bahtiar menyebut Great Giant Foods (GGF) sebagai off taker atau pemasok dalam program ini.

ADVERTISEMENT

"Dan termasuk nanti pelaku bisnisnya siapa yang beli. Nanti off taker-nya kita datangkan supaya masyarakat ada kepastian harga," bebernya.

"Dan pemain besar di Indonesia sudah kita ajak ke sini yaitu GGF dan grup laris manis sudah kita bawa ke sini," lanjut Bahtiar.

Bahtiar menjelaskan, GGF sebagai off taker, GGF telah menjalin kerja sama dengan Arab Saudi untuk ekspor pisang cavendish itu. Sehingga dia menjamin ketersediaan pasar dari hasil produksi budi daya tersebut.

"Jadi memang sudah ada pasarnya dan pembeli di sini yang kita siapkan sudah MOU dengan Saudi Arabia," ungkapnya.

Tak hanya itu, dia menyebut bukan hanya pisang cavendish yang akan diserap dan dijual ke pasar ekspor. Bahtiar memastikan pisang lokal dengan kualitas bagus pun ikut dijual.

"Itu banyak sekali. Insyaallah ini banyak sekali yang, namanya produk pisang kan macam-macam. Ada cavendish, ada yang lokal," tuturnya.

Untuk mengembangkan produksi kualitas ekspor ini, Bahtiar memastikan masyarakat boleh mengakses dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah disediakan. Oleh karena itu, program ini tak sekadar budi daya pisang secara massal belaka.

"Nah yang ekspor ini dan dibiayai oleh KUR. Bahkan sudah ada KUR. Jadi sudah skala bisnis, bukan hanya sekadar tanam massal. Itu KUR sudah disiapkan sekarang maksimal Rp 100 juta per hektare," sebutnya.

Menurut Bahtiar, dana KUR itu disediakan oleh perbankan lantaran prospek bisnis budi daya pisang ini menghasilkan keuntungan luar biasa. Apalagi dia mengaku resiko bisnis pisang ini tidaklah besar.

"Karena memang nilai ekonominya sangat tinggi sekali, jadi usaha perorangan bisa. Bank itu berani memberikan permodalan dengan kredit 6 persen pertahun. Artinya memang secara keekonomian ini menguntungkan dan resikonya kecil," cetusnya.

Di sisi lain, dia juga menyebut keuntungan produksi pisang ini bahkan melampaui jumlah APBD Sulsel. Sebab, dengan hitungan kasar, program tersebut dapat mencapai keuntungan hingga Rp 200 triliun dalam setahun dari 1 miliar pohon pisang yang ditanam.

"Bayangkan APBD provinsi hanya Rp 10 triliun, kabupaten/kota rata-rata 1 sampai 1,5 triliun. Mungkin 50 triliun. Nah 4 kali lipat dari APBD Sulawesi Selatan," paparnya.

"Saya kira ini bisa mendatangkan dan hitungan OJK kalau kita bisa menggerakkan 1 miliar pohon itu. Bisa menghasilkan uang yang beredar kurang lebih Rp 200 triliun," pungkasnya.




(sar/ata)

Hide Ads