Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) melibatkan organisasi internasional membahas perencanaan kota hingga kota ramah anak dan perempuan. Salah satu organisasi internasional yang diundang adalah United Nations Human Settlements Programme (UN-Habitat).
"Akan ada pertukaran pikiran (konferensi). Karena beliau-beliau ini kan para perencana kota, kita perlu banyak belajar untuk merencanakan kota yang ramah anak, ramah perempuan, kemudian juga diskusi awal itu banyak juga pengalaman mendalami kultur lokal, pemetaan dan sebagainya. Kita mau belajar tentang hal itu," kata Deputi Bidang Perencanaan dan Pertanahan Otorita IKN Mia Amalia kepada wartawan, Senin (6/11/2023).
Konferensi tersebut berlangsung di Hotel Novotel Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Senin (6/11) hingga Rabu (8/11). Peserta konferensi telah berkunjung melihat sejumlah proyek pembangunan di IKN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain perencanaan kota atau urban, di sini juga ada teritorial planning atau perencanaan regional. Pentingnya, akan kami gunakan juga sebagai perencanaan dengan daerah mitra IKN," katanya.
Sementara itu, Regional Representative UN-Habitat Regional Office for Asia and the Pacific, Bruno Dercon mengatakan kehadirannya di Indonesia untuk memastikan pembangunan IKN berjalan dengan baik. Termasuk tidak ada wilayah di sekitar IKN yang tertinggal.
"Misi UN-Habitat adalah untuk memastikan tidak ada yang tertinggal. Tidak ada tempat atau wilayah (kota/kabupaten sekitar) yang tertinggal. Ini adalah tentang kota yang lebih baik, permukiman yang lebih baik," kata Bruno Dercon usai meninjau proyek pembangunan dari Titik Nol Nusantara, Sumbu Kebangsaan Barat dan Techno House.
Bruno mengatakan pihaknya membawa sejumlah ahli dalam bidang perencanaan dan teritorial dari berbagai kota serta negara. Menurutnya, pemindahan ibu kota negara harus dilakukan dengan baik dan perencanaan yang matang.
"Kami membawa sekelompok ahli, kami menyebutnya perencanaan teritorial nasional. Indonesia sedang melakukan proyek yang sangat ambisius untuk memindahkan ibu kotanya. Ini tidak terjadi setiap hari," ujarnya.
Bruno menilai masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan diselesaikan dalam pembangunan IKN. Dia pun berharap proyek pemindahan ibu kota negara ini selesai tepat waktu.
"Sangat senang bisa mengunjungi proyek pemindahan ibu kota ini, masih banyak yang harus dikerjakan. Saya harap ini akan mencapai target," katanya.
"Kita tidak hanya membicarakan Nusantara, tetapi juga kota-kota di sekitarnya seperti Balikpapan dan Samarinda yang dipastikan tidak tertinggal (dengan kemajuan pembangunan di IKN). Kita juga membicarakan Kalimantan dan keterhubungannya dengan pulau-pulau dan negara terdekat. Misalnya Filipina, Malaysia dan sebagainya," tambahnya.
(hsr/sar)