"Iya benar, jadi saat kami patroli pada Selasa (31/10) kami lihat ada kapal. Jadi kami dekati, ternyata kapal itu nyangkut (kandas) di karang," kata Kadispen Koarmada III/ Kolonel Laut (KH) R Doni Kundrat kepada detikcom, Rabu (1/11/2023).
Doni mengatakan kapal itu kandas di sekitar perairan Pulau Nyaren Selatan, Pulau Fani Distrik Ayau, Kabupaten Raja Ampat, sekitar pukul 04.00, Minggu (15/10). Kapal awalnya mengantar muatan berupa batu ciping (kerikil) sebanyak 160 ton ke Pulau Fani, namun saat perjalanan kembali ke Sorong kapal mengalami masalah.
"Kronologis terjadinya kandas berawal pada hari Minggu (15/10) yang lalu sekitar pukul 03.00 WIT pada saat kapal meninggalkan Dermaga Pulau Fani untuk melanjutkan perjalanan kembali ke Sorong, mesin kanan mengalami trouble dan kondisi cuaca bergelombang," ujarnya.
Lebih lanjut Doni menambahkan, saat itu nakhoda memerintahkan kepada ABK untuk mencari titik lego jangkar untuk berlindung. Namun tiba-tiba cuaca buruk hingga mengakibatkan kapal terbawa arus dan kandas di karang.
"Sekitar pukul 04.00 WIT kapal mencari titik lego di Selatan Pulau Nyaren, kemudian melaksanakan lego jangkar dengan kedalaman 5 meter, namun karena kondisi angin dan arus di posisi titik lego kencang, menyebabkan jangkar larut, sehingga kapal terbawa ke darat dan menyebabkan kandas (posisi propeller tersangkut di batu karang)," ungkapnya.
Akibatnya, kondisi propeller kanan rusak, kemudi bengkok ke arah atas dan keluar, serta terjadi kebocoran di gear box kapal. Doni menilai hal tersebut dikarenakan ABK kapal yang tidak memperhitungkan bahaya navigasi di wilayah tersebut.
"Itu bisa terjadi karena ABK kapal tersebut tidak memperhitungkan bahaya navigasi di selatan Pulau Nyareng, hingga sampai saat ini pihak pemilik kapal belum punya rencana evakuasi kapal tersebut," ujarnya.
Doni mengaku telah mengutus dua unsur kapal perang Koarmada III yaitu KRI Posepa 870 dan KRI Madidihang-853 mengecek dan memberikan bantuan terhadap LCT Bayu Permata. Kebocoran pada gear box sudah ditangani, sementara menunggu air laut pasang agar kapal bisa ditarik.
"Sudah kami kerahkan KRI Posepa 870 dan KRI Madidihang-853 untuk mengirimkan bantuan ke kapal kandas tersebut dengan menggunakan Sekoci RHIB berupa perlengkapan PEK kebocoran yakni pompa babi, dan peralatan lainnya, personil Tim PEK untuk membantu penanggulangan kebocoran, dan memberikan dukungan logistik terbatas serta memberikan masukan dan saran terkait penanganan kebocoran tersebut," ungkapnya.
"Kapal sudah ditambal pakai semen. Kalau dievakuasi masih dikatakan bisa tapi menunggu pasang naik dan kemudian ditarik. Saat ini komunikasi kami juga terbatas, karena tidak ada signal dan hanya menggunakan radio," tambahnya.
Selain itu, Doni memastikan ABK dalam keadaan sehat. Meskipun kondisi cuaca di lokasi masih tidak menentu.
"ABK semuanya sehat, kemarin cuaca masih tenang, namun tadi pagi mulai pukul 07.00 WIT, cuaca berubah berombak dan angin kencang diantara 22 sampai dengan 27 knot," tutupnya.
(ata/ata)