Kapan Awal Puasa Ramadhan 2024? Cek Tanggalnya di Sini!

Kapan Awal Puasa Ramadhan 2024? Cek Tanggalnya di Sini!

Yaslinda Utari Kasim - detikSulsel
Selasa, 31 Okt 2023 21:00 WIB
Jadwal Buka Puasa di Jakarta Hari Ini, Rabu 19 April 2023
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/kertu_ee)
Makassar -

Bulan Puasa atau bulan Ramadhan adalah salah satu bulan mulia yang kedatangannya ditunggu-tunggu umat Islam. Menjelang tahun 2024 ini, banyak umat Islam yang mulai mencari tahu kapan dan berapa hari lagi puasa 2024 dilaksanakan?

Ramadhan adalah bulan yang spesial bagi umat muslim karena pada bulan inilah dilaksanakan rukun Islam yang keempat yakni berpuasa. Bulan ini juga memiliki sejumlah keutamaan seperti waktu diturunkannya Al-Qur'an, bulan penuh ampunan, hingga bulan yang di dalamnya terdapat malam Lailatul Qadr.

Oleh karenanya, banyak yang tidak sabar untuk memasuki bulan yang suci dan mulia itu. Nah, bagi detikers yang penasan kapan dan berapa hari lagi puasa 2024, berikut informasi selengkapnya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapan Awal Puasa Ramadhan 2024?

Untuk diketahui, bulan Ramadhan tahun 2024 nanti telah memasuki tahun ke-1445 dalam kalender Islam Hijriyah. Berdasarkan kalender Islam tahun 2024 Masehi oleh Alhabib berdasarkan kemungkinan rukyatul hilal global, awal bulan puasa 2024 jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.

Dilansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama, puasa Ramadhan nantinya akan berlangsung selama 29 atau 30 hari. Sebab hari-hari dalam kalender Hijriah biasanya berjumlah 29 atau 30 tergantung sabit yang menandai awal bulan terlihat atau tidak.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan itu, jika bulan tidak terlihat pada malam hari ke-29, maka Ramadhan akan berlangsung selama 30 hari penuh. Sementara jika hilal terlihat maka puasa Ramadhan hanya berlangsung selama 29 hari.

Adapun Hari Raya Idul Fitri 2024 diprediksi akan dilaksanakan pada tanggal 10 April 2024.

Meski demikian, tanggal di atas masih berupa prediksi atau perkiraan. Nantinya, awal 1 Ramadhan dan Idul Fitri akan ditetapkan pemerintah melalui sidang Isbat.

Melansir laman resmi Kementerian Agama (Kemenag) RI, sidang isbat ini dilaksanakan setiap tahun oleh Kemenag dengan diisi paparan ulama/ahli dan pendapat organisasi-organisasi Islam sebelum pengambilan keputusan tentang awal Ramadhan dan Idul Fitri. Penentuan awal Ramadhan itu diadakan setiap tanggal 29 Sya'ban.

Metode Penentuan Awal Bulan Ramadhan

Dalam penentuan awal masuknya bulan Ramadhan terdapat sejumlah perbedaan pendapat dari para ulama, ilmuwan, pakar hisab-rukyat, dan berbagai organisasi yang ada di Indonesia. Untuk itu, Kemenag mengadakan sidang isbat untuk menyatukan pendapat tersebut.

Perbedaan pendapat itu berdasar pada metode penetapan yang berbeda-beda. Berikut ini dua metode penetapan awal Ramadhan yang paling banyak digunakan:

1. Metode Rukyat

Metode ini disebut juga dengan metode observasi/mengamati hilal atau istikmal. Mayoritas Ulama dari mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan hanbali menyatakan awal bulan Ramadhan hanya bisa ditetapkan dengan metode Rukyat.

Metode ini menyempurnakan bulan Sya'ban menjadi 30 hari. Mereka berpegang pada firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 185 berikut ini:

فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

"Maka barangsiapa di antara kalian menyaksikan bulan maka hendaklah ia berpuasa (pada) nya."

Selain itu, para ulama juga berpedoman hadits yang Rasulullah SAW sebagai berikut:

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ


"Berpuasalah kalian karena melihat hilal dan berbukalah kalian karena melihatnya. Jika kalian terhalang (dari melihatnya) maka sempurnakanlah bilangan Sya'ban menjadi tiga puluh hari." (HR. Bukhari, hadits no. 1776).

Berdasarkan ayat dan hadits tersebut, disimpulkan bahwa kewajiban berpuasa hanya bisa ditetapkan dengan melihat hilal atau menyempurnakan bulan Sya'ban menjadi tiga puluh hari.

2. Metode Hisab

Beberapa ulama seperti Ibnu Suraij, Taqiyyuddin al-Subki, Mutharrif bin Abdullah dan Muhammad bin Muqatil mengatakan awal puasa dapat ditetapkan menggunakan metode ini. Metode Hisab merupakan perhitungan untuk menentukan posisi hilal.

Pernyataan ulama itu didasarkan pada firman Allah SWT dalam surah Yunus ayat 5 sebagai berikut:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ

"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu)."

Ayat di atas menerangkan bahwa tujuan diciptakannya sinar matahari dan cahaya bulan serta penetapan tempat orbit keduanya dilakukan agar manusia mengetahui bilangan tahun dan perhitungan Waktu. Dengan kata lain, Allah SWT mensyariatkan kepada manusia untuk menggunakan hisab dalam menentukan awal dan akhir bulan dalam kalender Hijriyah.

Selain pada firman Allah, para ulama tersebut juga berpedoman pada sabda Rasulullah di bawah ini:

إِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَصُومُوا وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ

"Jika kalian melihat hilal (hilal Ramadhan) maka berpuasalah, dan jika kalian melihatnya (hilal Syawal) maka berbukalah. Jika kalian terhalang (dari melihatnya) maka perkirakanlah ia."

Demikian informasi terkait waktu dimulainya bulan puasa 2024 mendatang yang perlu diketahui umat muslim. Semoga bermanfaat ya, detikers!




(edr/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads