Peristiwa itu terjadi di Kali Kremi, Distrik Manemiri, Kabupaten Teluk Bintuni, Sabtu (28/10) sekitar pukul 08.00 WIT. Timin awalnya dikabarkan hilang usai pamit berkendara motor menuju ke lokasi kejadian.
"Sekitar pukul 18.00 WIT, anak korban yang bernama Arif, diminta oleh ibunya untuk mengecek korban ke tempat korban menjaring Ikan. Namun pada saat Arif tiba, dia tidak melihat motor korban," kata Kasat Reskrim Iptu Tomi Marbun kepada detikcom, Selasa (31/10/2023).
Tomi mengatakan anak korban kemudian kembali pulang melaporkan situasi itu. Warga pun ramai-ramai kembali ke lokasi hingga ditemukan topi, rokok hingga jaring milik korban.
"Warga kemudian gunakan perahu kole-kole menelusuri kali dan setelah sekitar 1 Km warga kembali ke tempat korban menjaring dan mencari korban ke hutan sekitar sambil berteriak memanggil korban, namun tidak ada tanggapan," ungkapnya.
Saat air surut lanjut dia, warga melihat jaring ikan milik korban yang masih terpasang di kali dalam kondisi rusak. Warga pun memutuskan berjalan kaki menelurusi kali untuk mencari korban hingga bermalam di sekitar kali.
"Warga kembali melakukan pencarian dengan cara menelusuri sungai ke arah muara dengan berjalan kaki sekitar 5 kilo meter dan karena sudah malam hari mereka bermalam di pinggir kali," ujar Tomi.
Tomi melanjutkan keesokan harinya, warga kembali menyusuri sungai menggunakan perahu mencari korban. Saat tiba di muara kali, warga menemukan tulang dan baju yang digunakan oleh korban saat keluar dari rumah pada Senin (30/10) dini hari.
"Masyarakat yang mencari ke arah muara menemukan baju yang diduga baju milik korban serta tulang tengkorak sekitar 5 kilometer dari tempat korban menjaring ikan," ungkapnya.
Saat pencarian dilanjutkan, warga tiba-tiba melihat seekor buaya pada Senin (30/10). Warga yang melakukan pengejaran melihat buaya tersebut memuntahkan bagian tubuh manusia.
"Pada saat pengejaran buaya tersebut memuntahkan bagian tubuh manusia dan kemudian tim mengumpulkan bagian tubuh berupa paha dan lengan," sebut Tomi.
Potongan tubuh korban pun dievakuasi, sementara buaya tersebut menghilang. Temuan tersebut membuat warga menyimpulkan jika potongan tubuh itu merupakan milik Timin yang tewas diterkam buaya.
"Di situ petunjuk bahwa sudah terbukti bahwa almarhum sudah dimakan buaya," ungkap Kepala kampung Bumi Saniari Suharto Sangaji yang dikonfirmasi terpisah.
Suharto menuturkan potongan jasad korban masih diamankan. Pihak keluarga dan warga masih berupaya mencari bagian tubuh korban sebelum dimakamkan.
"Siapa tahu buaya ditemukan atau dibunuh. Kalau ada, kalau tidak ada kami tindak lanjut dengan menguburkan," tandasnya.
(sar/asm)