Pria bernama Timin (51) di Kabupaten Bintuni, Papua Barat Daya tewas dimangsa buaya saat menjaring udang dan ikan di Kali Kremi. Jenazah korban ditemukan dalam kondisi tidak utuh.
"Almarhum diterkam buaya saat akan menjaring udang dan ikan di Kali Kremi," kata Kepala kampung Bumi Saniari Suharto Sangaji kepada detikcom, Selasa (31/10/2023).
Peristiwa itu terjadi di Kali Kremi, Distrik Manemiri, Kabupaten Teluk Bintuni, Sabtu (28/10) sekitar pukul 10.00 WIT. Korban awalnya meninggalkan rumah menuju untuk menjaring udang dan ikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi beliau pagi-pagi keluar dari rumah sekitar jam 08.00 WIT. Dia ke sana (Kali Kremi) menggunakan sepeda motor jupiter Z," ungkapnya.
Belakangan, korban tak kunjung pulang ke rumah sehingga anaknya menyusul ke lokasi. Alih-alih menemukan korban, sang anak hanya menemukan sepeda motor korban, rokok, hingga kopi korban.
"Beliau itu biasanya pulang siang hari sekitar pukul 14.00 WIT, tapi kok sampai malam belum pulang, istrinya curiga dan menyuruh anak laki-lakinya menyusul ke kalinya, lalu mencari tapi tidak ketemu. Anak itu kembali melaporkan ke paman dan kakak ipar kemudian mencari lagi dengan menyusuri kali, tapi tidak ada," ujarnya.
"Mereka kembali ke kampung kasih tahu masyarakat dan mereka sama-sama pergi cari. Di TKP sana sudah ada bukti berupa jala yang belum digunakan, kopi di botol sudah sempat minum setengah botol, rokok gulung ada di TKP, sedangkan orang tidak ada," tambahnya.
Kemudian pada keesokan harinya, warga menelusuri kali dan menemukan sebagian tengkorak dan baju yang dikenakan korban saat keluar rumah. Warga akhirnya curiga korban sudah dimangsa buaya.
"Kondisi waktu itu hanya sebagian tengkorak sedangkan tubuh atau sebagian tengkorak lain tidak ada, hanya serpihan tengkorak dan baju yang dia kenakan saat keluar dari rumah. Di situ petunjuk bahwa sudah terbukti bahwa almarhum sudah dimakan buaya," ungkapnya.
Warga kemudian berkoordinasi untuk mencari buaya pemangsa itu di malam hari. Predator tersebut akhirnya ditemukan sedang mengapung di permukaan air. Ketika didekati, buaya menenggelamkan diri.
Tidak lama kemudian, buaya memuntahkan sebagian potongan tubuh yang diduga merupakan tubuh korban. Selanjutnya, potongan tubuh korban berupa paha dan lengan diambil warga.
"Setiap kali mendekat, buaya menghilang ke dalam air, muncul lagi, terus menerus dan buaya itu mulai stres dan di situlah dia muntahkan kembali almarhum punya paha dengan tangan," ujarnya.
Suharto mengungkapkan pihak keluarga meminta agar pencarian masih terus dilakukan untuk menemukan potongan tubuh korban. Sebab, keluarga meyakini 70 persen potongan tubuh korban masih berada di perut predator tersebut.
"Potongan paha dan tangan, setelah koordinasi dengan keluarga, polisi dan pemerintah kampung kami serahkan ke rumah sakit, menyimpan atau mengamankan menunggu hasil Senin malam, siapa tahu buaya ditemukan atau dibunuh. Kalau ada, kalau tidak ada kami tindak lanjut dengan menguburkan," tutupnya.
(hmw/sar)